Ceramah Master Cheng Yen: Memupuk Pahala Tak Terhingga dengan Melakukan Daur Ulang


Dengan angpau berkah dan kebijaksanaan tadi, saya mendoakan kalian semua. Saat menyentuh tangan kalian, saya terus mengungkapkan rasa syukur saya. Kalian melakukan daur ulang dengan kedua tangan kalian dan menapaki jalan ini dengan kedua kaki kalian.

Kalian telah melakukan praktik nyata untuk membawa manfaat bagi bumi dan masyarakat. Dengan kedua tangan terindah ini, kalian dapat melakukan berbagai kebaikan. Kita semua memiliki dua tangan yang sangat bernilai. Kalian mendedikasikan diri dari muda hingga lanjut usia.

Dahulu, kalian mendedikasikan diri demi keluarga dan masyarakat. Kini, kalian mendedikasikan diri demi bumi. Kalian mengumpulkan barang-barang yang dibuang oleh orang lain. Barang yang terkumpul sangat banyak dan beraneka ragam.

Setelah setumpuk besar barang daur ulang diangkut ke posko daur ulang kita, para Bodhisatwa daur ulang kita memilahnya tanpa takut bekerja keras meski barang-barang itu kotor dan menyebarkan aroma tidak sedap.

Berhubung mengasihi bumi dan menghargai sumber daya, kalian mengumpulkan barang daur ulang dan memilahnya dengan saksama. Apa tujuan kita melakukan pemilahan? Kalian lebih tahu jawabannya daripada saya. Agar bisa didaur ulang. Dengan demikian, kita bukan hanya menghargai sumber daya, tetapi yang terpenting, kita melindungi bumi dari pencemaran.


Ada barang-barang yang tidak akan terurai meski ditimbun di dalam tanah dan akan mencemari udara jika dibakar. Dengan meningkatnya populasi dunia, barang-barang yang dibuang pun makin banyak. Karena itulah, kita harus melakukan daur ulang. Setelah mengumpulkan barang daur ulang, kita harus memilahnya agar dapat diolah menjadi barang yang baru dan berguna. Ini disebut memulihkan kegunaan barang.

Saat secarik kertas bisa digunakan, berarti ia memiliki nilai. Secarik kertas bernilai saat ia bisa digunakan. Berhubung orang-orang terus membuang barang lama dan membeli barang baru, maka sumber daya yang terkuras sangatlah banyak. Barang-barang yang dibuang pun menjadi sampah.

Sebelum melakukan daur ulang, kita tidak menyadari bahwa kita juga mengonsumsi banyak sumber daya. Setelah melakukan daur ulang, kita pun menyadarinya. Zaman kalian berbeda dengan zaman saya. Saat saya masih muda, hampir semua orang mengenakan pakaian yang pernah ditambal.

Orang-orang zaman sekarang mungkin merasa heran mengapa pakaian harus ditambal. Orang zaman sekarang bahkan tidak bisa menjahit. Demikianlah orang zaman sekarang. Jika pakaian mereka tidak ditambal, lalu dibawa ke mana? Mereka membuangnya. Setelah dibuang, semua itu menjadi sampah.

Di seluruh dunia, populasi manusia hampir mencapai delapan miliar orang dan hampir setiap orang memiliki pakaian. Bayangkanlah, setiap hari, ada banyak orang yang membuang pakaian. Karena itu, tercipta banyak sampah dan pencemaran di Bumi ini makin parah. Apa yang bisa kita lakukan? Kita bertekad untuk melakukan daur ulang.


Jika kita tidak bersatu hati dan bekerja sama untuk melakukan daur ulang, semua barang yang dibuang akan menjadi sampah dan dibakar. Kini, Tzu Chi memiliki lebih dari 90 ribu relawan daur ulang dan lebih dari tujuh ribu depo dan titik daur ulang di Taiwan.

Lebih dari 90 ribu relawan daur ulang ini melindungi bumi dengan penuh cinta kasih. Kedua tangan relawan daur ulang kita sungguh telah menciptakan pahala yang tak terhingga. Isyarat tangan "tak terhingga" ialah seperti ini. Kedua tangan kalian sungguh telah menciptakan pahala yang tak terhingga. Saya tidak tahu bagaimana isyarat tangan "pahala", tetapi saya tahu bahwa ini adalah "tak terhingga".

Bodhisatwa sekalian, saya sangat bersyukur pada kalian. Berkat lebih dari tujuh ribu depo dan titik daur ulang serta lebih dari 90 ribu relawan daur ulang, kebersihan jalan di Taiwan bisa terjaga. Kalian hendaknya bersyukur satu sama lain dan bersyukur pada diri sendiri yang telah menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita. Semua orang mengulurkan tangan untuk melakukan daur ulang.

Lihatlah Bodhisatwa lansia kita yang menggunting barang daur ulang dengan saksama. Saat membersihkan barang daur ulang agar dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi, relawan kita juga dapat melatih kegesitan tangan mereka. Jika tidak dilatih, lama-kelamaan tangan dan kaki kita akan menjadi lamban.

Saat memilah barang daur ulang, relawan kita juga melatih otak mereka. Mereka merapikan plastik serta menggunting bagian yang kotor atau terdapat stiker dan perekat sehingga hanya tersisa bagian yang bersih. Bagian yang kotor juga akan ditangani lebih lanjut.


Para relawan kita melakukan pemilahan dengan saksama. Pemilahan yang saksama ini membutuhkan dua tangan. Jadi, kedua tangan kita harus bergerak, seperti melakukan daur ulang, agar tetap kuat dan gesit. Singkat kata, dengan memilah barang daur ulang, kita dapat melatih tangan kita dan dengan tangan kita, kita dapat merapikan barang daur ulang. Jadi, kita melatih tangan kita dengan barang daur ulang agar fungsi tangan kita tidak menurun.

Kedua tangan kita bernilai saat dapat melakukan berbagai kebaikan. Singkat kata, Bodhisatwa sekalian, saya bersyukur pada kalian yang telah menciptakan pahala tak terhingga. Kedua tangan kalian dapat melakukan berbagai kebaikan. Saya berharap kalian dapat menjaga kesehatan fisik dan batin kalian.

Kalian telah membantu saya melakukan banyak hal. Saya bersyukur pada kalian yang telah bersumbangsih dengan segenap hati dan tenaga. Kalian telah menyucikan hati manusia serta mengasihi dan melindungi Bumi. Inilah pahala kalian. Saya mendoakan semoga kalian semua terus menciptakan pahala yang tak terhingga serta membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus.

Kedua tangan yang melakukan daur ulang merupakan tangan terindah
Bersumbangsih secara nyata demi masyarakat
Melakukan pemilahan dengan saksama karena menghargai sumber daya
Membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain serta menciptakan pahala tak terhingga        
                
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 Januari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 22 Januari 2022
Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -