Ceramah Master Cheng Yen: Menabur Benih Kebajikan untuk Terus Membentangkan Jalan
“Saya sangat gembira. Bisa menerima pakaian ini, saya sangat gembira. Terima kasih,” ucap Aman Kumar, Pengungsi India.
“Saya telah terjebak di sini selama satu setengah tahun. Saat ini, saya sangat gembira karena pakaian ini. Ini sangat bagus. Saya berterima kasih kepada Tzu Chi dan semua orang yang berpartisipasi,” kata Babo Khan, Pengungsi Pakistan.
“Kami sangat gembira lewat kesempatan ini, kita bisa berbagi pakaian musim panas dengan mereka. Kita bisa melihat betapa besar kebahagiaan yang kita berikan pada mereka dengan membagikan pakaian,” ujar Vladimir Sulovic, Koordinator kamp pengungsi.
“Saya sangat gembira Tzu Chi bisa mengadakan pembagian pakaian musim panas sehingga pengungsi bisa mengganti pakaian dan tidak mengenakan pakaian itu saja. Saya sangat bersyukur bisa berpartisipasi dalam hal ini. Terima kasih atas kesempatan yang kalian berikan pada saya,” ungkap Tamara, Relawan Serbia.
Kita sungguh harus sangat bersyukur. Kita bisa melihat interaksi orang-orang dengan keyakinan yang berbeda-beda. Di Serbia, kita telah memberikan bantuan selama dua tahun lebih. Dalam perjalanan mengungsi, para pengungsi dari berbagai negara melewati Serbia. Serbia adalah negara yang mereka lewati. Namun, sebagian pengungsi terjebak di sana. Kali ini, insan Tzu Chi dari 6 negara pergi ke sana untuk membagikan pakaian musim panas.
“Saya sudah tinggal di sini selama satu tahun tujuh bulan. Kami berasal dari Afganistan. Terima kasih atas pakaian kalian. Terima kasih,” ucap Ahmad Musavi, Pengungsi Afganistan.
“Kalian memberikan sesuatu dalam bentuk kartu kecil yang sangat bermakna yang berbunyi, ‘Mereka yang menabur benih berkah akan menuai banyak berkah.’ Jadi, saya juga mendoakan kalian semua. Terima kasih,” kata Betman, Pengungsi Iran.
“Dengan penuh rasa hormat kepada para pengungsi di sini, Tzu Chi membagikan pakaian. Para relawan juga menunjukkan cinta kasih dan rasa syukur. Kami sangat gembira melihatnya. Kami sangat gembira bisa membantu dan akan terus melakukannya,” ungkap Zarko Aksentijevic, Relawan Serbia.
“Hari ini saya mendapat kartu ini dengan catatan yang sangat bagus di atasnya. Ini sangat bagus. Terima kasih,” ucap Una V., Staf dewan pengungsi.
Berhubung kini adalah bulan Ramadan, insan Tzu Chi menyiapkan makanan pada malam hari. Berhubung pagi mereka tidak makan, kita menyiapkan makanan pada malam hari sesuai kebutuhan mereka. Selama beberapa tahun ini, kita menyiapkan makanan dua kali sehari. Insan Tzu Chi tidak bisa berada di sana dalam jangka panjang. Karena itu, saya sangat bersyukur kepada para relawan dari Bosnia yang memberi bantuan jangka panjang di sana. Mereka bersumbangsih sebagai insan Tzu Chi. Mereka memberi pendampingan setiap hari. Di sana ada relawan setempat, juga ada relawan dari negara tetangga, Bosnia. Mereka telah membantu dalam jangka panjang. Kita sangat bersyukur. Kita bersyukur kepada insan Tzu Chi dari Jerman, Perancis, Inggris, dan negara-negara Eropa lainnya yang secara bergilir memberi perhatian dan mengadakan pembagian bantuan berskala besar. Inilah yang disebut memperhatikan seluruh dunia.
Kita melihat umat agama lain juga berpartisipasi dalam upacara pemandian rupang Buddha. Sebelum mengikuti upacara, mereka membaca Alquran dan berdoa sesuai keyakinan mereka. Jadi, kita mengadakan kegiatan keagamaan agar mereka bisa melepas emosi negatif. Ada pula yang menangis di sana. Inilah kekuatan cinta kasih. Saya sungguh sangat bersyukur insan Tzu Chi bisa turut berdoa bersama para pengungsi sesuai cara mereka. Selain mengadakan upacara pemandian rupang Buddha, relawan kita juga berdoa bersama pengungsi sesuai cara mereka. Sungguh, Dharma bagaikan air. Dharma merupakan sumber kehidupan dan dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita. Jadi, Dharma sangatlah penting.
Saat membabarkan Sutra Bunga Teratai, saya terus menekankan bahwa saya tidak mengikuti cara guru Dharma membabarkan Dharma dahulu. Saya hanya mengikuti cara Buddha, mengajarkan praktik Bodhisatwa. Praktik Bodhisatwa bisa dijalankan secara nyata di dunia. Saya menggunakan kisah-kisah nyata untuk menginspirasi orang-orang. Kini, kita memanfaatkan teknologi untuk membentangkan jalan. Teknologi zaman sekarang sangat canggih. Setiap detik dan hari, kita bisa melihat insan Tzu Chi yang memahami prinsip kebenaran menggenggam waktu untuk membentangkan Jalan Bodhisatwa. Sungguh, jika kita tidak membentangkan jalan, orang-orang selamanya tidak akan mengetahui arah yang benar.
Tahun ini, kita juga melihat relawan yang baru terinspirasi dari Meksiko kembali ke Taiwan. Mereka sangat tulus dan antusias. Kini kita sedang melatih mereka karena mereka adalah benih Bodhisatwa yang akan menapaki Jalan Bodhisatwa yang baru kita bentangkan di Meksiko. Selama beberapa bulan, insan Tzu Chi memberi bantuan dan pendampingan, menenangkan hati korban gempa bumi, dan memperhatikan kehidupan mereka. Relawan kita mendampingi mereka melewati ketakutan. Para korban merasa ketakutan. Insan Tzu Chi masih asing dengan Meksiko dan tidak memahami bahasa setempat. Relawan dari AS dan Inggris tidak bisa berkomunikasi dengan warga setempat karena bahasa setempat berbeda. Kita harus menggerakkan relawan dari Amerika Selatan untuk berinteraksi dengan mereka. Meski menggunakan bahasa isyarat, relawan kita tetap bisa menginspirasi banyak warga setempat.
Kini mereka memiliki arah tujuan. Banyak warga setempat yang bersumbangsih sebagai Bodhisatwa di sana. Mereka juga kembali ke Taiwan untuk menyatakan berguru pada saya. Mereka menyaksikan semangat Tzu Chi di sini dan membawanya kembali ke Meksiko. Demikianlah kita membentangkan jalan. Kita telah membentangkan Jalan Bodhisatwa di Meksiko.
“Saya mengenal Tzu Chi dalam baksos kesehatan pada bulan Desember lalu. Saya merasa bahwa inilah kesempatan saya untuk membantu komunitas dan saya ingin melakukannya. Saya sangat menyukai cara kerja Tzu Chi,” ucap salah satu dokter gigi.
“Saya ingin membantu Yayasan Tzu Chi. Saya memiliki sebuah klinik. Saya harus meluangkan waktu untuk membantu kalian. Saya ingin bersumbangsih bersama kalian,” ujar salah satu dokter gigi.
“Dari dokter hingga relawan, kita bisa merasakan cinta kasih dari setiap orang. Meski sangat lelah, kita akan melupakan rasa lelah itu karena kita tahu bahwa kita sedang melakukan hal yang luar biasa dan sangat bermakna,” tutur Ana Karen Basabe, Relawan Meksiko.
Bodhisatwa sekalian, jika tidak membentangkan jalan, maka tidak akan ada arah. Kini, mereka memiliki arah. Jika kita tidak membentangkan jalan dan mereka tidak mau menerima, maka mereka tidak akan menapaki jalan ini. Kini mereka telah pulang ke Meksiko untuk terus membentangkan jalan. Bulan lalu, insan Tzu Chi AS kembali mengadakan baksos kesehatan di Meksiko dan banyak dokter setempat yang turut berpartisipasi. Bodhisatwa sekalian, kita harus meratakan Jalan Bodhisatwa agar orang-orang di belakang kita dapat menapaki jalan ini.
Memberikan bantuan sesuai kebutuhan pengungsi
Membagikan pakaian dan makanan dengan penuh rasa hormat
Menginspirasi relawan baru dengan menabur benih kebajikan
Tekun menapaki Jalan Bodhisattva dan terus membentangkan jalan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal: 28 Mei 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal: 30 Mei 2018