Ceramah Master Cheng Yen: Menahan Nafsu Keinginan, Tahu Berpuas Diri, dan Memahami Prinsip Kebenaran


Belakangan ini, saya sering mengatakan bahwa bencana alam sering terjadi. Kita harus mewujudkan kedamaian dunia agar manusia dapat hidup damai dan tenteram. Lihatlah, pada awalnya, tempat ini penuh dengan pohon yang dapat membantu konservasi air dan tanah. Namun, pohon-pohon telah ditebang untuk pembangunan. Gunung juga telah dirusak. Karena manusia suka bepergian, akses jalan terus dibuka. Banyak orang pergi berwisata menggunakan kendaraan dan meninggalkan banyak sampah. Semua ini menyebabkan kerusakan pada hutan.

Saya berharap semua orang dapat mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan. Hendaklah kita menahan nafsu keinginan dan tahu berpuas diri. Tanpa kemelekatan dalam hati, kita tidak akan takut terhadap apa pun. Untuk membebaskan diri kita dari kemelekatan, kita harus melihat kembali apakah tindakan kita telah menyimpang ke arah yang salah atau apakah kita telah merugikan orang lain demi kepentingan diri sendiri. Jika demikian, kita harus segera bertobat.

Bagaimana kita bisa menuju arah yang benar dalam hidup? Selain menahan diri dari pemborosan sumber daya dan mengejar kesenangan hidup, kita juga harus merawat Bumi lewat daur ulang. Yang didaur ulang bukanlah sampah. Jika kita terus mengubur sampah di bawah tanah, berapa banyak tanah yang akan tersisa di masa depan? Jika dibakar, sampah akan mengeluarkan karbon dan menyebabkan banyak polusi.

Air limbah yang diciptakan selama produksi pabrik juga mengandung banyak zat beracun. Baik air maupun tanah, semuanya telah terkontaminasi oleh racun kimia secara terus-menerus. Asap di udara juga telah menyebabkan polusi udara. Hendaklah semua orang bertobat.


Semua orang terlibat dalam terciptanya polusi karena kita menggunakan barang hasil produksi yang menciptakan polusi tersebut. Oleh karena itu, saya sering mengatakan bahwa kita harus menghargai sumber daya alam. Jika suatu barang dapat bertahan lama, kita akan mengurangi pemborosan dan sampah akan berkurang.

Relawan Tzu Chi sungguh bersedia mengulurkan kedua tangan untuk melakukan daur ulang dan menjadikan sampah sebagai sumber daya yang dapat digunakan kembali. Merekalah Bodhisatwa dunia yang bersumbangsih dengan sukarela. Namun, sebagian orang terus melakukan apa saja sesuka mereka dan tetap pada kebiasaan buruk mereka. Begitulah kesombongan. Mereka telah menciptakan karma buruk tanpa menyadarinya.

Meski berdana adalah hal yang baik, tetapi jika kita tidak mengubah kebiasaan buruk, kita tetap akan menghabiskan berkah. Ketika kita berbuat baik di satu sisi, di sisi lain kita juga menghabiskan berkah dengan mencemari lingkungan dan menciptakan karma buruk membunuh hewan. Hendaklah kita memiliki keyakinan pada prinsip kebenaran dan membangun ikrar untuk tidak mengonsumsi daging hewan.

Tanaman pangan dapat memberikan nutrisi bagi kesehatan tubuh dan pikiran kita. Dengan beralih ke pola makan vegetaris, kita dapat hidup dengan tenang dan damai. Selain itu, bervegetaris juga membawa manfaat besar bagi Bumi. Dengan bertambahnya satu orang yang bervegetaris, polusi akan berkurang banyak. Jika semua orang melakukannya, dunia dapat dimurnikan. Janganlah kita berkata, "Tidak ada bedanya jika saya tidak bervegetaris."


Segala sesuatu tidak dapat dibawa serta, hanya karma yang terus mengikuti. Kita hanya membawa karma yang kita ciptakan sendiri. Jika membawa karma buruk, kita akan menderita di kehidupan selanjutnya. Kita harus bersedia bersumbangsih dan membantu orang lain tanpa takut kesulitan. Inilah yang disebut dengan rela dan ikhlas.

Hendaklah kita mendedikasikan diri untuk daur ulang meski harus bekerja keras. Begitulah praktik kebajikan. Dengan membentuk kebiasaan mengamalkan kebajikan, kita menabur benih yang baik dalam kesadaran kedelapan kita. Kita tidak membawa apa pun kecuali kesadaran kedelapan ke kehidupan kita selanjutnya.

Semua karma baik dan buruk kita tersimpan dalam kesadaran kedelapan. Jika kita berbuat baik, kita akan membawa benih berkah ke kehidupan kita selanjutnya. Jika kita berbuat jahat, kita juga akan menerima buah karma buruk kita. Saat meninggal, kita tidak dapat membawa barang-barang berwujud, kita hanya akan membawa karma kita.

Hendaklah kita semua mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan. Kita semua memiliki pengetahuan dan dapat mengubahnya menjadi kebijaksanaan. Meski harus sedikit bekerja keras, kita dapat mengurangi polusi. Dengan menghemat sumber daya, kita dapat mengurangi polusi. Lihatlah bagaimana relawan kita mendaur ulang dan memindahkan beban berat. Mereka melakukannya dengan sukarela. Mereka bersumbangsih tanpa pamrih demi melindungi Bumi. Apakah mereka diberikan upah? Tidak.


Mereka membeli peralatan dengan uang mereka sendiri. Mereka juga telah memberikan tenaga dan waktu mereka untuk melakukan daur ulang. Saya menyebut mereka sebagai Bodhisatwa dengan cinta kasih berkesadaran. Saya sungguh mengasihi dan menghormati mereka. Saya juga sungguh berterima kasih kepada mereka. Intinya, kita harus saling mengimbau dan saling menyemangati untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Dengan demikian, kita dapat menyucikan dunia dan melindungi Bumi. Inilah upaya sesungguhnya yang harus kita kerahkan.

Saya berharap semua orang dapat mendengarkan Dharma. Cara yang baik disebut prinsip kebenaran. Inilah Dharma. Kita harus menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya secara nyata. Inilah cara kita menapaki Jalan Bodhisatwa.

Janganlah kita menyia-nyiakan waktu, genggamlah waktu dengan baik. Memberi adalah satu-satunya cara untuk menerima. Hendaklah kita menciptakan berkah bagi dunia dan menumbuhkan kebijaksanaan kita. Saya mendoakan kalian semua dengan tulus. Hendaklah kita semua membina berkah dan kebijaksanaan. Terima kasih. 

Krisis muncul untuk menyadarkan manusia
Menciptakan karma baik tanpa kelalaian demi menyucikan dunia
Menahan nafsu keinginan, tahu berpuas diri, dan memahami prinsip kebenaran
Bersumbangsih dengan sukacita tanpa pamrih 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 September 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 23 September 2022
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -