Ceramah Master Cheng Yen: Menakhodai Perahu Medis dengan Cinta Kasih Tanpa Batas


Dokter Hsu Yung-hsiang telah mendukung RS Tzu Chi Hualien dan berkontribusi besar bagi misi kesehatan Tzu Chi. Pada tahun keempat berdirinya RS Tzu Chi Hualien, beliau sudah mendedikasikan diri di sana untuk mendalami ilmu patologi.

Beliau memiliki jalinan jodoh dengan saya dan saya membutuhkan dukungannya. Beliau berkontribusi dengan pengetahuannya agar orang-orang tahu jelas tentang apa yang menyebabkan penyakit atau infeksi. Mengapa seseorang bisa terkena penyakit seperti ini? Beliau berusaha mencari tahu penyebabnya. Hasil patologi mungkin menunjukkan bahwa itu karena adanya bakteri atau kuman yang memengaruhi bagian tubuh tertentu.

Agar bisa mendiagnosis penyakit yang diderita seseorang secara tepat, beliau sepenuh hati melakukan analisis patologis. Setiap hari, beliau menggunakan mikroskop, mempelajari struktur tubuh manusia, dan mencari tahu penyebab suatu penyakit. Beliau juga perlu menjalankan autopsi untuk mencari tahu penyebab kematian seseorang. Intinya, beliau mendukung saya dan misi kesehatan kita dengan mendalami ilmu patologi. Jadi, beliau berjodoh dengan saya.


Selama puluhan tahun ini, beliau sangat berdedikasi. Beliau juga membimbing banyak murid. Beliau merupakan guru teladan bagi murid-muridnya. Beliau sungguh merupakan insan berbakat yang langka. Selain itu, beliau juga memiliki cinta kasih tanpa pamrih. Beliau bersungguh-sungguh mengembangkan potensi kebajikan dalam hidupnya. Beliau telah mendedikasikan kehidupannya. Beliau sungguh patut dijadikan teladan. Namun, pada usianya yang baru 60 tahun lebih, beliau sudah pergi dengan damai.

Saya yakin bahwa beberapa hari sebelum kepergiannya, beliau sudah menduga bahwa waktunya hampir tiba. Berhubung merupakan ahli patologi, beliau tahu jelas akan kondisi dirinya sendiri. Selain itu, dengan menjalani pemeriksaan, beliau juga tahu berapa banyak sisa waktunya. Karena itu, beliau menghubungi saya untuk berpamitan dengan saya. Kami sempat berbincang-bincang lewat ponsel.

Saat berkunjung ke Griya Jing Si sebelumnya, beliau juga terlihat damai dan tenang. Saya pun berkata padanya, "Kehidupan memang tidak kekal. Setiap kali membuka mata, kita harus merenungkan apakah kita pernah berbuat keliru dan mengingatkan diri sendiri untuk mengembangkan potensi kebajikan hari ini. Kita harus menggenggam kehidupan kita. Setelah kita memejamkan mata dan kehidupan ini berakhir, kita harus tetap merasa damai dan tenang."


Meski berkata demikian padanya, saya sungguh merasa berat hati. Apakah merelakan semudah itu? Saya juga merasa tidak rela. Namun, apa yang bisa saya lakukan? Setiap hari, saya menghela napas karena merasa tidak berdaya. Saya menghela napas saat merasa tidak berdaya. Ketidakberdayaan ini sepertinya tidak ada habisnya. Beliau telah berpamitan dengan orang-orang yang paling dikasihinya. Lebih sulit lagi bagi anggota keluarga dan orang yang paling dikasihinya untuk merelakannya. Akan tetapi, apa yang bisa mereka lakukan?

Beliau memiliki banyak murid. Bagaimana jalinan kasih sayang antara guru dan murid, ayah dan anak, serta suami dan istri dapat diputuskan begitu saja? Meski demikian, mereka hanya bisa merelakannya. Ini sungguh membuat orang tidak berdaya. Jadi, kita harus bersungguh-sungguh menggenggam waktu yang ada sekarang untuk mengembangkan nilai kehidupan dengan melakukan hal yang seharusnya dilakukan.

Lihatlah, orang-orang yang mengungsi dari Ukraina memiliki jalinan jodoh untuk bertemu insan Tzu Chi dan bergabung menjadi relawan. Semangat Tzu Chi telah menyebar ke Polandia. Insan Tzu Chi juga membentangkan tangan untuk merangkul para pengungsi, membagikan kartu belanja, dan menghibur mereka. Ini berkat adanya jalinan jodoh baik. Jadi, dalam hidup ini, kita harus senantiasa menjalin jodoh baik dengan sesama.


Jika kita menjalin jodoh baik di kehidupan lampau, kita mungkin akan memiliki sebab, kondisi, dan buah yang baik di kehidupan sekarang. Jika tidak, kita tidak akan memiliki semua itu. Singkat kata, saya berharap setiap orang di seluruh dunia dapat menginventarisasi kehidupan diri sendiri dan membina kondisi batin yang damai dan tenang.

Saat menolong orang lain, kita juga berbagi prinsip menolong sesama ini dengan mereka agar cinta kasih mereka terbangkitkan dan makin banyak orang yang tertolong. Singkat kata, di mana pun kita berada, kita pasti mampu menolong sesama asalkan kita bersedia mengulurkan tangan dengan kesungguhan hati.

Dengan adanya tenaga dan dana, kita dapat menolong orang yang membutuhkan. Barang dan dana bantuan termasuk bantuan berwujud yang dapat kita berikan kepada orang yang membutuhkan. Singkat kata, semua orang hendaklah bersumbangsih dengan kesungguhan hati dan cinta kasih. Demikianlah kita mengembangkan nilai kehidupan kita.

Mendedikasikan diri untuk mendalami ilmu patologi
Membina insan berbakat di bidang medis
Memahami ketidakkekalan dan memperoleh ketenangan
Menghibur semua makhluk dan menjalin jodoh baik

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 Mei 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 14 Mei 2022
Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -