Ceramah Master Cheng Yen: Menaklukkan Pikiran Bercabang dan Menyucikan Pikiran


“Ada sebuah taman di halaman Griya Jing Si. Saat insan Tzu Chi dari seluruh dunia kembali ke sini, semuanya akan melewati taman ini. Karena itu, kami merancang ulang lanskapnya. Saat Master memulai perjalanan kali ini, kami pun kembali ke Griya Jing Si untuk menyingkirkan tanaman semula, meratakan tanah, menghamparkan kain bukan tenunan di atas tanah, menabur kerikil hitam di atas kain bukan tenunan, lalu menaruh 15 pot tanaman di atas kerikil,” ucap Lan Yi-xiong, relawan Tzu Chi.

“Pot terkecil memiliki berat sekitar 45 kilogram, sedangkan pot terbesar sekitar 90 kilogram. Dari bawah pohon di luar aula utama, pot-pot itu diangkat ke bagian dalam pagar. Jarak dari pagar ke taman sekitar 3,5 meter. Namun, kami tidak mampu memanggulnya. Jadi, kami harus perlahan-lahan mengangkatnya bersama-sama ke taman. Lalu, kami menanam tanaman obat atau bunga di dalam pot-pot itu agar saat berjalan-jalan, Master dapat merasa lebih relaks,” lanjutnya.

Saya sungguh sangat tersentuh dan bersyukur. Saya selalu merasa bahwa berkah saya di kehidupan sekarang berasal dari jalinan jodoh baik saya dengan banyak orang. Banyak orang dapat menciptakan banyak berkah. Saat semua orang bekerja sama dengan harmonis, barulah kekuatan dapat dikerahkan.

Griya Jing Si adalah rumah bersama kita semua. Semua orang sangat menjaga rumah ini Semua orang sangat menjaga rumah ini dan lingkungan sekitarnya. Sesungguhnya, dunia saya sangatlah kecil, tetapi wawasan saya sangat luas. Lingkup kehidupan saya sangat kecil, bahkan hampir berada di ruang tamu setiap hari. Saya jarang pergi ke luar. Namun, lingkup kehidupan yang kecil itu memberi saya kenikmatan besar. Kini saya baru tahu bahwa betapa sulitnya memasukkan pot-pot itu ke dalam taman. Namun, dengan adanya pot-pot itu, saya bisa melihat bunga dari tanaman obat. Saya sungguh senang dan bersukacita melihatnya.


Saat melihat tanaman di dalam pot, saya akan menanyakan namanya. Meski sudah pernah mendengarnya, saya sering melupakannya. Murid-murid yang mendampingi saya pun kembali memberitahukan namanya pada saya. Lupa juga ada satu manfaat, yaitu merasa mengenal hal baru setiap hari. Jika saya mengingat nama setiap tanaman, tidak akan ada orang yang memperkenalkannya pada saya lagi. Setiap orang memperkenalkannya dengan cara yang berbeda-beda.

Berhubung murid-murid saya mendampingi saya secara bergilir, maka saya selalu mendengar cerita yang berbeda. Intinya, kehidupan ini berwarna-warni. Berkat kalian yang merawat taman tersebut, saya merasa bisa melihat pemandangan baru setiap hari. Meski taman ini tidaklah luas, tetapi batin saya merasakan kondisi yang luar biasa. Jadi, saya bersyukur atas banyak hal. Kalian kembali ke Griya Jing Si, rumah bersama kita semua, untuk menunjukkan rasa bakti kalian.

Tzu Chi juga memiliki rumah di Shanhua. Shanhua sungguh tempat yang dipenuhi berkah. Ada sekelompok Bodhisatwa yang membangkitkan cinta kasih untuk menjaga rumah kita dan membentuk ladang pelatihan ini. Saat orang-orang berkunjung dan menginjakkan kaki di tempat ini, mereka akan merasakan sukacita, bagai berada pada Bhumi Sukacita yang merupakan tingkatan pertama dari Sepuluh Bhumi Bodhisatwa. Begitu memasukinya, sukacita akan timbul dalam hati kita.


Lingkungan di sana sangat rapi dan bersih. Dari bagian luar saja sudah terlihat sangat indah. Lingkungan sekitar ladang pelatihan kita sangatlah indah. Tanah dan pohon terawat dengan rapi, bunga dan tanaman lainnya juga sangat indah. Mendengarkan deskripsi kalian, saya sekan-akan bisa melihatnya dan merasa bahwa tempat itu pasti sangat bersih dan sejuk.

Dunia ini bagaikan rumah yang tengah terbakar. Belakangan ini, kita sering mengatakan bahwa di dunia yang bagai rumah yang terbakar ini, di mana pun Bodhisatwa berkumpul, tempat itu akan menjadi tempat yang bersih dan sejuk. Saat menanam bunga, tanaman obat, dan pohon, insan Tzu Chi hendaklah mengetahui nama dan kegunaannya agar dapat memperkenalkannya pada orang-orang.

Insan Tzu Chi di Gangshan juga sangat bersungguh hati. Mereka menyusun pot-pot tanaman obat di atas meja. Saat berjalan masuk, saya berdiri di hadapan tanaman-tanaman itu dan langsung ada relawan yang memperkenalkan nama dan kegunaannya pada saya. Mereka menjelaskannya secara detail.

Di Kompleks Tzu Chi Gangshan, saya mengenal berbagai jenis tanaman obat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Ini membuat saya teringat akan ajaran Buddha, terutama bab Perumpamaan Tanaman Obat dari Sutra Bunga Teratai. Saat mempelajari kembali bab tersebut, kita akan diingatkan bahwa di alam semesta ini, segala sesuatu yang bisa dilihat oleh mata kita berkaitan dengan manusia dan bermanfaat bagi manusia. Hanya saja, pengetahuan kita terbatas. Contohnya dari yang kalian katakan tadi, ada banyak yang belum pernah saya dengar. Jadi, pengetahuan kita belum menyeluruh.


Ada banyak hal yang belum kita pahami dan kita bisa saling melengkapi. Kalian mungkin memahami sesuatu yang tidak saya pahami dan setelah kalian menjelaskannya pada saya, saya bisa menyerapnya. Kalian mendengar Dharma setiap hari, tetapi belum tentu merenungkannya.

Dalam ceramah pagi, saya selalu menggenggam jalinan jodoh untuk membabarkan Dharma. Kalian hendaklah sungguh-sungguh mendengarnya untuk mempelajari bagaimana berinteraksi dengan sesama, bagaimana menjalani hidup di dunia ini, dan bagaimana menaklukkan pikiran bercabang.

Saat lima indra bersentuhan dengan lima objek, kita harus berusaha agar kesadaran pikiran kita mampu bersikap penuh pengertian. Selain lima indra dan lima objek, juga ada lima kesadaran. Contohnya kesadaran mata. Saat melihat sesuatu, bagaimana kita bersikap penuh pengertian? Saat melihat sesuatu yang kotor, apa yang harus tubuh kita lakukan untuk membersihkannya? Kita harus bertindak secara nyata dengan tangan dan kaki kita.  

Tanaman obat dan pepohonan bertumbuh subur dan rimbun
Bersyukur dan tahu berpuas diri hingga memiliki hati seluas alam semesta
Menaklukkan pikiran bercabang dan menyucikan pikiran
Bersikap penuh pengertian dan berlapang hati demi membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 03 Januari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 05 Januari 2022
Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -