Ceramah Master Cheng Yen: Menampilkan Keagungan dengan Kekhidmatan

“Kesatuan hati bagai bola Kristal yang berpusat pada satu titik yang sama serta keharmonisan, sikap saling mengasihi, dan gotong royong semua orang, inilah makna dari formasi kita,” kata Michael Siao, Relawan Tzu Chi.

“Ini sangat sulit. Merancang bentuk persegi dan persegi panjang sangat mudah, sedangkan lingkaran membutuhkan lebih banyak usaha karena hasil pengukurannya bisa berbeda-beda,” ujar Eustacio Café, seorang Relawan Tzu Chi.

“Tahun ini kami agak tegang karena untuk mengatur formasi, kami membutuhkan lebih banyak peralatan untuk memperoleh hasil pengukuran yang akurat,” kata Angie Villanueva, relawan Tzu Chi.

“Pertama kali bergabung pada tahun 2012, saya terus berpikir, “Cuaca begitu panas. Mengapa saya harus membuat tanda di lantai?” Namun, setelah formasi terbentuk, saya mendapati bahwa kerja keras kami membuahkan hasil yang indah,” ujar Edison Hina, Relawan Tzu Chi.

 

Formasi di Filipina sungguh menggugah hati. Lihatlah, ada lebih dari 10.000 orang di stadion yang berbaris membentuk formasi. Formasi huruf yang mereka tampilkan juga sangat jelas. Mereka juga menampilkan perubahan huruf dengan sangat baik. Saya terkagum-kagum melihatnya. Perubahan formasi dan huruf yang mereka lakukan sangat rapi.

Tema mereka tahun ini adalah kesatuan hati bagai bola kristal yang berpusat pada satu titik. Para partisipan melakukan gerakan untuk menampilkan perubahan formasi. Mereka menampilkan setiap huruf dengan jelas. Setiap orang berdiri di posisi masing-masing untuk membentuk barisan dan formasi. Ini sungguh mengagumkan dan menyentuh.

Dengan teliti dan tertib, mereka menampilkan formasi yang sempurna dan jelas. Ini sungguh luar biasa. Selain itu, upacara pemandian rupang Buddha di Ormoc, Filipina juga diikuti oleh lebih dari 1.000 orang. Pascatopan Haiyan, kita menyalurkan bantuan di Ormoc. Mayoritas warga setempat adalah umat Katolik.

Kita tidak pernah memengaruhi keyakinan mereka, tetapi mereka sepenuh hati mendukung upacara pemandian rupang Buddha. Akan tetapi, berhubung sangat kekurangan, mereka tidak memiliki lonceng dan genderang. Lalu, apa yang mereka gunakan? Mereka menjadikan panci sebagai lonceng dan menjadikan botol galon sebagai genderang.

“Kami berlatih tiga kali dalam sehari. Selama beberapa hari ini, saya berfokus dalam hal ini,” kata Analyn Dalit, seorang partisipan pertunjukan.

“Semua instrumen yang kami gunakan merupakan barang daur ulang. Di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, ada warga yang menanam bambu. Kami meminta sedikit bambu dari mereka untuk membuat stik genderang. Instrumen-instrumen ini mungkin terlihat sangat sederhana, tetapi bagi kami, setiap bunyi yang dihasilkan sangat bermakna,” kata Juanico Suco, partisipan pertunjukan lainnya.

 

Melihat mereka berusaha untuk mengatasi berbagai kesulitan, saya sungguh sangat tersentuh dan kagum. Mereka bukan memutar lagu, melainkan menyanyikannya dalam bahasa Mandarin. Ini sungguh tidak mudah. Upacara pemandian rupang Buddha di Filipina juga berlangsung dengan agung dan khidmat. Ini sungguh unik.

“Ini merupakan suatu cara untuk mengungkapkan rasa hormat saya untuk mengungkapkan rasa hormat saya terhadap Buddha dan Master Cheng Yen. Meski bukan umat Buddha, tetapi saya percaya pada welas asih dan kebajikan Buddha,” kata Edwina Rosales, Penghuni Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Ormoc.

“Yang mengharukan adalah meski mereka adalah umat Katolik dan berbeda keyakinan dengan kita, tetapi mereka bersedia datang kemari dan berlatih berkali-kali, hanya untuk memastikan upacara pemandian rupang Buddha di Ormoc bisa berjalan dengan sukses,” kata Alfredo Li, Relawan Tzu Chi.

Pascatopan Haiyan, kita membantu warga Ormoc serta mendampingi dan menstabilkan kehidupan mereka. Secara tidak langsung, kita telah memberi mereka kekuatan spiritual tanpa memengaruhi keyakinan mereka. Namun, ini telah membangkitkan rasa hormat mereka terhadap ajaran Buddha. Keyakinan mereka tidak berubah, hanya rasa hormat mereka yang bertumbuh.

Ada seorang ibu yang melarang putrinya berpartisipasi dalam upacara seperti ini, tetapi putrinya bersikeras untuk ikut. Setelah mengetahui hal ini, insan Tzu Chi berkomunikasi dengan sang ibu dan menasihatinya untuk memahami makna pemandian rupang Buddha terlebih dahulu. Akhirnya, sang ibu juga tersentuh dan dengan penuh sukacita mengizinkan putrinya berpartisipasi dalam upacara pemandian rupang Buddha. Jadi, ibu dan anak ini telah berdamai.

Dalam upacara pemandian rupang Buddha, kita juga mengadakan acara agar orang-orang bisa mengungkapkan rasa syukur pada orang tua. Inilah makna dari upacara pemandian rupang Buddha, bukan sekadar kegiatan keagamaan. Kegiatan keagamaan mengandung prinsip kebenaran. Dalam bahasa Mandarin, agama adalah “zong jiao”. “Zong” berarti prinsip kebenaran dan “jiao” berarti pendidikan.

 

Jadi, fungsi agama adalah membimbing orang-orang agar memahami kebenaran dan tidak berjalan menyimpang. Formasi yang ditampilkan dalam upacara pemandian rupang Buddha di Kuala Lumpur dan Selangor juga sangat unik. Ada banyak guru yang hadir.

“Isi Sutra mengajarkan kita untuk meneladani Buddha dan membimbing semua makhluk. Master Yin Shun juga terus mengajari kita untuk bersumbangsih demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Terlebih, kita bisa melihat beberapa tahun belakangan ini, dunia ini dipenuhi pergolakan. Sesungguhnya, semua itu

ditimbulkan oleh pikiran manusia. Untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis, kita harus menyucikan hati manusia terlebih dahulu,” kata Guru Ming Ji, Ketua Persatuan Buddhis Malaysia Cabang KL/Selangor.

Relawan kita juga menggelar upacara berskala besar di lapangan yang luas di sebuah sekolah di Penang. Dibutuhkan banyak waktu untuk mempersiapkan lokasi upacara. Sehari sebelum upacara pemandian rupang Buddha, tiba-tiba turun hujan deras. Tanda-tanda yang dibuat relawan kita di lapangan tersebut pun terendam air. Apa yang harus dilakukan? Relawan kita segera mengeringkan dan membersihkan lapangan. Setiap orang menggunakan sepotong spons untuk mengeringkan air di lapangan.

Sungguh, dengan adanya banyak relawan, kita bisa mengatasi kesulitan dan melakukan banyak hal. Akhirnya, mereka bisa dengan lancar menampilkan barisan dan formasi yang bertemakan celengan bambu. Upacara pemandian rupang Buddha di sana juga berlangsung dengan agung dan lancar. Mereka membentuk barisan yang sangat rapi. Ketua Menteri Penang juga mengikuti upacara pemandian rupang Buddha.

“Saya rasa, Penang adalah sebuah tempat yang dipenuhi berkah. Ada Tzu Chi yang aktif mengadakan kegiatan di Penang, kami merasa sangat beruntung. Kami juga berharap Tzu Chi bisa mengadakan lebih banyak kegiatan di Penang serta merekrut lebih banyak donatur karena semua orang yang bergabung dengan Tzu Chi memiliki welas asih agung. Ini akan membuat Penang semakin dipenuhi berkah,” kata Lim Guan Eng, Ketua Menteri Penang.

Ada banyak kisah menyentuh yang tidak bisa saya ulas satu per satu di sini. Lewat upacara pemandian rupang Buddha, kita bisa melihat para Bodhisatwa dunia yang berusaha untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis. Baik di luar maupun dalam ruangan, kekhidmatan dalam pemandian rupang Buddha sungguh membuat saya sangat tersentuh.

 

Puluhan ribu orang membentuk formasi bola Kristal yang berpusat pada satu titik yang sama

Memanfaatkan barang daur ulang untuk pertunjukan lonceng dan genderang
Melenyapkan kesalahpahaman dan mendamaikan sepasang ibu dan anak

Mengadakan upacara yang agung dengan tekad yang teguh

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 16 Mei 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 18 Mei 2017

Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -