Ceramah Master Cheng Yen: Menanam Benih Kebajikan demi Melenyapkan Penderitaan
Upacara pembukaan pelatihan fungsionaris 4 in 1 AS dimulai. Melihat murid-murid saya yang sangat dekat dengan saya kembali ke Taiwan, saya sangat gembira. Mereka adalah Bodhisatwa yang sangat berdedikasi.
Saat ini, Amerika Serikat juga berada dalam kondisi darurat. Kebakaran hutan di California masih belum padam karena tiupan angin. Kondisi di sana sungguh sangat darurat. Sebulan lebih yang lalu, Texas dilanda banjir besar yang mencakup wilayah yang sangat luas. Bukan hanya Texas, Miami, Florida juga dilanda bencana besar.
Pascabencana kali ini, insan Tzu Chi di seluruh AS bergerak dan mengembangkan potensi yang sangat besar. Insan Tzu Chi di setiap negara bagian terjun ke jalan untuk menggalang donasi. Baik di lokasi bencana maupun di wilayah lain, semuanya mengembangkan kekuatan kebajikan mereka. Demi melenyapkan penderitaan semua makhluk, mereka mengembangkan potensi kebajikan yang sangat besar.
Hal yang harus disyukuri sangatlah banyak. Ketekunan dan semangat para relawan kita berasal dari semangat Bodhisatwa yang menjangkau semua makhluk yang menderita. Makhluk yang menderita adalah ladang pelatihan Bodhisatwa.
Kita juga melihat dalam pembagian bantuan, relawan kita juga berbagi kisah celengan bambu dengan penerima bantuan agar mereka tahu bahwa dana kita berasal dari akumulasi sedikit demi sedikit donasi. Kita berharap dapat membangkitkan kebajikan di dalam hati mereka untuk berbuat baik. Kita harus membangkitkan cinta kasih orang-orang dengan mengajak mereka berbuat baik. Inilah yang harus kita usahakan.
Berhubung zaman sekarang adalah era kemunduran Dharma, kita semakin perlu mempraktikkan Dharma dalam kehidupan sehari-hari agar orang-orang dapat merasakan dan turut mempraktikkan ajaran Buddha. Dharma harus terus diwariskan. Karena itulah, kita memiliki ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi. Kita harus setuju bahwa saat ini, kita harus memperdalam akar ajaran Jing Si dan menyebarluaskan mazhab Tzu Chi. Bodhisatwa dunia selalu membuka jalan yang lapang.
Saya sangat tersentuh dan bersyukur kepada para Bodhisatwa di Amerika Serikat. Kita juga bisa melihat penyaluran bantuan yang mereka jalankan telah menyentuh hati warga setempat. Ada dua wali kota yang sangat bersyukur atas cinta kasih Tzu Chi dan menetapkan satu bulan sebagai "Bulan Tzu Chi". Ada pula dua wilayah lainnya yang menetapkan satu hari sebagai "Hari Tzu Chi". Singkat kata, semua orang saling membantu dan saling mengasihi.
Setiap langkah kita akan meninggalkan jejak. Sutra Bunga Teratai terdiri atas 28 bab. Empat belas bab pertama sudah saya ulas. Mulai dari bab ke-15 ini, semuanya membahas tentang prinsip kebenaran yang agak sulit untuk dipahami. Namun, jika kita memperhatikan dengan kesungguhan hati, kita akan menyadari bahwa prinsip-prinsip kebenaran itu berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari kita. Prinsip kebenaran terkandung dalam hal kecil. Karena itu, kita harus bersungguh hati.
Hari ini adalah tanggal 13 Oktober yang merupakan hari bersejarah Tzu Chi. Pada hari ini tahun 2001, Tzu Chi mengimbau orang-orang untuk membangkitkan niat baik. Pada tahun 2001, terjadi serangan 11 September di AS. Taiwan juga diterjang dua topan yang menimbulkan dampak bencana yang sangat serius. Karena itu, kita berharap setiap orang bisa bersumbangsih dengan cinta kasih.
Kita juga melihat pada tahun itu, guru saya berada di Griya Jing Si. Guru saya memberikan ceramah terlebih dahulu, baru menyerahkan kartu doa kepada para bhiksuni di Griya Jing Si. Saat itu, saya yang berada di RS Tzu Chi Dalin juga mengimbau setiap orang untuk berbuat baik. Tujuan imbauan ini adalah menyucikan hati manusia. Melihat banyaknya bencana yang terjadi di dunia, kita harus waspada dan bersumbangsih dengan tindakan nyata. Hati setiap orang harus tersucikan dan setiap orang hendaknya berbuat baik. Karena itulah kita mengeluarkan imbauan ini.
Pada malam itu, acara doa diadakan di Kompleks Tzu Chi Guandu dan ditayangkan secara langsung di Da Ai TV. Kita juga melihat acara doa di AS. Acara doa ini dimulai pada pukul 7 pagi waktu setempat, sedangkan di Taiwan dimulai pada pukul 7 malam di Kompleks Tzu Chi Guandu. Setelah Relawan Duh Jun-yuan membunyikan lonceng, semua orang mulai berdoa dengan khusyuk. Saat itu, bencana yang terjadi sungguh sangat banyak. Dari bulan September hingga Oktober, kita merasa sangat khawatir dan terus mengadakan rapat.
Berhubung banyak bencana yang terjadi saat itu, kita terus merenungkan bagaimana cara membuat orang-orang mengingat hari di mana terjadi kebakaran, topan, dan banjir besar. Karena itu, kita mengimbau orang-orang untuk berbuat baik dan waspada. Ini telah berlalu bertahun-tahun. Kalian harus mengingat makna "Satu Orang Satu Kebajikan" yang terkandung dalam sejarah Tzu Chi hari ini. Kita harus mengingatnya untuk selamanya dan senantiasa berbuat baik. Kita harus memperhatikan hal ini.
Seperti yang saya katakan dalam ceramah pagi, jangan menjadi orang yang miskin berkah dan pahala. Kita harus menghimpun pahala dan menanam benih kebajikan. Jangan sampai kekurangan akar kebajikan, berkah, dan pahala. Untuk itu, kalian harus senantiasa bersungguh hati.
Terjun ke jalan untuk menggalang donasi demi melenyapkan penderitaan
Menghimpun kekuatan kebajikan orang banyak
Memperdalam akar dan menyebarluaskan ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi
Menanam benih kebajikan serta menghimpun berkah dan pahala
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 Oktober 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 15 Oktober 2017