Ceramah Master Cheng Yen: Menanam Berkah dengan Ketulusan dan Rasa Hormat
Topik hangat akhir-akhir ini selalu berkutat di dalam pikiran saya setiap hari dan setiap detik. Pikiran saya tidak lepas dari masalah ini.
Wabah kali ini menyebabkan semakin banyaknya orang yang menderita di dunia. Wabah kali ini menyebabkan banyak pabrik dan usaha berhenti beroperasi. Tidak sedikit warga kurang mampu yang mulanya bekerja sebagai buruh lepas. Berhentinya operasi usaha bidang industri membuat orang-orang ini juga harus berhenti bekerja. Akibatnya, mereka tidak punya pekerjaan. Ini membawa masalah besar bagi kehidupan mereka.
Kita melihat dan mendengar bahwa di Honduras, para buruh dan warga kurang mampu sungguh menghadapi kesulitan besar di masa-masa seperti ini.
“Warga tetap harus keluar untuk membeli air. Untuk makanan, meski ada yang jual, juga tidak terbeli,” kata warga Honduras.
“Coba pikir. Tidak ada alat transportasi, tidak ada uang. Kondisinya sangat sulit dan kami tidak bisa berbuat apa-apa,” kata warga Honduras lainnya.
Sungguh menyedihkan. Di masa-masa yang mendesak dan penuh kesulitan ini, bantuan beras dari Tzu Chi tiba. Warga setempat berkata, "Ini adalah beras penolong yang datang tepat pada waktunya." Mereka sangat terharu. Para warga yang berada dalam kesulitan sungguh berterima kasih atas cinta kasih ini.
Wabah kali ini seharusnya telah memberi umat manusia sebuah pelajaran besar dan membuat orang-orang menyadari penderitaan dan ketidakkekalan. Ketidakkekalan datang tiba-tibadan tidak bisa dihalau oleh kekuatan manusia. Dunia ini harus mendapat pelajaran besar agar orang-orang tahu bahwa sekaya apa pun manusia, tidak akan mampu melawan wabah penyakit.
Wabah penyakit seperti ini sungguh tidak dapat dihalau dengan kekuatan manusia. Jadi, semua orang harus menjaga diri dengan baik. Saat perlu membantu di garis depan, kita harus menjalankan tindakan pencegahan. Wabah kali ini bagaikan peperangan. Kita harus waspada di medan perang. Ya, orang-orang di garis depan sungguh harus dilindungi. Sebagian dari mereka ada yang telah gugur. Mereka adalah pahlawan di garis depan. Orang-orang di belakang mereka juga sangat mengagumkan. Mereka tidak gentar. Jika para tenaga medis takut dan gentar, siapa yang akan merawat pasien?
Saat begitu banyak orang terjangkit virus penyakit, mungkinkah kita bertahan tanpa tenaga medis? Dengan talenta yang dimiliki, para tenaga medis memikul tanggung jawab dengan berani. Mereka selalu bersumbangsih. Jadi, mereka lebih perlu perlindungan. Mereka adalah pahlawan kehidupan yang sangat mengagumkan.
Dahulu saya sering berkata bahwa tenaga medis menggunakan kehidupan mereka untuk menyelami dan menyelamatkan kehidupan orang lain. Kata-kata ini, bukankah telah dibuktikan dalam kondisi saat ini? Ya, pada masa merebaknya wabah kali ini, setiap orang takut terhadap virus. Semua orang merasa khawatir dan takut. Banyak negara juga menerapkan pembatasan atau penutupan. Berbagai sendi kehidupan tiba-tiba terhenti. Warga kurang mampu sungguh menderita.
Kini kita harus kembali bergerak. Setiap orang hendaknya menyumbangkan tenaga. Jika tidak dapat menyumbangkan tenaga, berpartisipasilah dengan menyumbangkan materi. Ini adalah wujud partisipasi kita. Kita juga dapat bervegetaris dengan tulus dan mengembangkan cinta kasih. Meski tidak dapat menyumbangkan tenaga, kita dapat mendonasikan uang. Semua ini adalah ungkapan cinta kasih. Jadi, semua orang dapat turut bersumbangsih.
Saya juga berharap kita semua dapat menyosialisasikan pola hidup vegetaris serta menggalang dana. Meski tidak dapat turun ke jalan, kita tetap dapat menggalang dana lewat jaringan internet.
Lihatlah, anak-anak kecil juga bisa mempromosikan pola hidup vegetaris. Mereka sendiri juga mempraktikkannya. Mereka memiliki tekad yang teguh dalam bervegetaris. Tidak bisakah orang dewasa mencontoh mereka? Anak-anak seperti Bo-qian, selain bervegetaris, juga menggalang dana. Dia menggalang dana sedikit demi sedikit untuk mengajak orang-orang menciptakan berkah dan menyebarkan benih kebajikan.
Dengan memiliki berkah, barulah kita bisa melenyapkan bencana. Meski kebajikan ini dihimpun sedikit demi sedikit, tetapi saat orang yang berpartisipasi banyak, berkahnya juga menjadi besar. Jika kita bersedia untuk bersumbangsih pada masa merebaknya wabah ini, tetes-tetes sumbangsih kita semua akan menghimpun berkah yang besar. Inilah cara kita menciptakan berkah. Jadi, dikatakan bahwa dengan menanam berkah, kita menumbuhkan kebijaksanaan dan menyebarkan kebajikan. Inilah cara kita memohon berkah untuk meredam bencana dan wabah.
Kita harus memohon berkah untuk meredam bencana. Untuk memohon dan mendapatkan berkah, kita harus bersumbangsih dan mengulurkan cinta kasih. Dengan demikian, barulah bencana dapat diredam. Inilah yang disebut meredam bencana dengan kekuatan berkah. Kita harus menanam berkah, baru dapat menumbuhkan kebijaksanaan. Dengan kebijaksanaan, barulah kita dapat mengatasi wabah kali ini. Jadi, harap semua orang bersungguh hati.
Dengan rasa syukur, ketulusan, dan rasa hormat, marilah kita semua bervegetarisdemi meredam wabah. Harap semua orang senantiasa bersungguh hati.
Dunia penuh ketidakkekalan dan
penderitaan
Para relawan dan tenaga medis
memikul misi
Menyebarkan dan mengembangkan
kebajikan
Menanam berkah dengan ketulusan
dan rasa hormat
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 09 April 2020