Ceramah Master Cheng Yen: Menapaki Jalan Bodhi dengan Empat Pikiran Tanpa Batas

“Pascatopan Haiyan, atap rumah saya bocor. Itu sudah diperbaiki, tetapi pascagempa kali ini, lantai rumah saya retak,” kutipan wawancara salah satu korban bencana di Tongonan, Filipina.

“Melihat kondisi rumah saya, saya pun menangis. Segala sesuatu yang saya miliki telah terjatuh ke dalam jurang,” kutipan wawancara korban bencana di Kota Ormoc, Filipina.

“Putra saya bersusah payah mencari uang untuk membangun rumah ini. Melihat rumah ini runtuh, saya sedih hingga menangis. Kami sungguh tak mampu membangunnya kembali,” kutipan wawancara Antonieta, korban bencana di Kota Ormoc, Filipina.

Sejak terjadinya gempa bumi di Filipina pada tanggal 6 Juli 2017, gempa susulan masih terus terjadi hingga kini sehingga banyak warga yang tidak berani pulang ke rumah. Pascagempa di Filipina kali ini, insan Tzu Chi juga memberi bantuan dengan cepat.

doc tzu chi

Lokasi bencana berada di Kota Ormoc, Provinsi Leyte yang beberapa tahun lalu mengalami kerusakan parah akibat terjangan Topan Haiyan. Saat itu, insan Tzu Chi di seluruh dunia bersatu hati mengerahkan kekuatan cinta kasih. Insan Tzu Chi dari belasan negara dan wilayah bekerja sama dengan insan Tzu Chi Filipina untuk menyalurkan bantuan bencana.

Insan Tzu Chi Filipina telah mendampingi korban bencana selama bertahun-tahun. Kita bisa melihat di Tacloban, Ormoc, dan Palo, sendi kehidupan warga telah pulih kembali, bahkan lebih baik dari sebelumnya. Yang lebih baik dari sebelumnya adalah nilai budaya humanis meningkat, kekuatan cinta kasih meningkat, dan pola hidup menjadi lebih teratur. Ini berkat pendampingan jangka panjang.

Kali ini, kita bisa melihat relawan lokal segera bergerak untuk membantu. Mereka melakukan semuanya dengan tertib seperti para relawan senior kita. Mereka melakukan perencanaan dan memberikan bantuan tepat pada waktunya. Mereka juga bersumbangsih dengan sopan, tanpa pamrih, dan penuh rasa syukur. Setiap tindakan mereka menunjukkan tata krama Tzu Chi. Kapan pun bencana terjadi, begitu insan Tzu Chi Filipina menghubungi mereka, mereka akan segera bergerak.

“Pascagempa, tidak ada yang datang ke sini. Kalianlah yang pertama mengunjungi kami,” kutipan wawancara Edelberto Permangil, Korban bencana.

“Warga merasa panik pascagempa. Karena kedatangan kalian, kepanikan mereka mereda. Terima kasih,” kutipan wawancara Orlando Beltran, korban bencana.

“Saya memberi tahu warga untuk berdoa dengan tulus agar bisa melewati ujian ini. Kita pasti bisa melalui rintangan ini,” kutipan wawancara Melissa Gemida, relawan Ormoc.

“Saya sangat gembira bisa menolong orang lain. Kegembiraan ini tidak bisa digantikan oleh apa pun,” kutipan wawancara Janice Aballe, relawan Ormoc.

“Kami adalah korban Topan Haiyan. Sebelumnya, Tzu Chi menolong kami. Kini, kami juga ingin menolong orang lain,” kutipan wawancara Narciso, relawan Ormoc.

“Kita juga melakukan hal yang sama saat Tainan diguncang gempa bumi tahun lalu. Insan Tzu Chi segera menjangkau lokasi bencana untuk menenangkan hati korban bencana. Ini sangatlah penting,” kutipan wawancara Zhang Wen-lang, relawan Tzu Chi.

“Saya berterima kasih kepada Tzu Chi yang selalu datang di saat kami membutuhkan. Kalian selalu menjadi yang pertama memberikan bantuan, dari bencana Topan Haiyan hingga gempa kali ini,” kutipan wawancara Richard Gomez, Walikota Ormoc.


doc tzu chi

Saya sungguh sangat tersentuh. Relawan kita membagikan barang bantuan dengan tertib. Insan Tzu Chi Taiwan yang pergi ke Filipina terus memuji bahwa relawan lokal di Filipina sangat rapi, cepat, tertib, dan disiplin dalam memberikan bantuan. Singkat kata, banyak orang kehilangan tempat tinggal. Karena itu, insan Tzu Chi akan terus memberikan pendampingan.

Saya sering berkata bahwa bisa hidup aman dan tenteram adalah berkah yang sesungguhnya. Sungguh, empat unsur alam harus selaras. Lihatlah, akibat ketidakselarasan unsur tanah, terjadi gempa bumi yang menimbulkan kepanikan. Selain itu, akses jalan juga terputus. Kita sungguh harus mawas diri dan berhati tulus.

Sementara itu, Kanada dilanda kebakaran hutan yang telah berlangsung belasan hari. Kobaran api yang tidak bisa dipadamkan ini juga membuat orang sangat khawatir. Bukan hanya Kanada, Kroasia juga dilanda kebakaran hutan. Sungguh, unsur alam telah tidak selaras sehingga terjadi banyak bencana.

Melihat bencana yang terjadi, saya sungguh tidak bisa mendeskripsikan apa yang saya rasakan. Intinya, dunia ini penuh dengan penderitaan. Dalam perjalanan kali ini, saya melihat insan Tzu Chi lebih dari 28 negara dan wilayah yang kembali ke Taiwan dengan kesatuan hati dan tekad untuk menapaki Jalan Bodhi dan memperdalam pemahaman terhadap Tzu Chi.


doc tzu chi

Saya juga melihat insan Tzu Chi Taiwan dan luar negeri saling berbagi pengalaman. Jumlah insan Tzu Chi Taiwan tidak kalah dari jumlah insan Tzu Chi luar negeri yang kembali dari lima benua. Insan Tzu Chi Taiwan melayani, mendampingi, membimbing, dan berbagi Dharma dengan mereka. Dengan antusias, insan Tzu Chi Taiwan berbagi Dharma dengan mereka agar mereka bisa menyerapnya ke dalam hati serta menabur benih kebajikan dan menggarap ladang berkah setelah pulang ke negara masing-masing.

Semoga benih-benih kebajikan bisa bertumbuh menjadi tak terhingga dan menyucikan hati banyak orang di seluruh dunia. Kini, yang terpenting adalah segera menabur benih kebajikan agar kelak bisa bertumbuh menjadi hutan Bodhi. Semoga Bumi tempat tinggal kita ini bisa dipenuhi oleh hutan Bodhi. Di mana pun bencana terjadi, saya berharap di sana ada Bodhisatwa dunia yang menyucikan hati manusia dan menginspirasi kekuatan cinta kasih di dalam hati setiap orang.

Saya berharap jalan cinta kasih universal bisa terbentang ke seluruh dunia dan setiap orang bisa mempertahankan jalinan kasih sayang untuk selamanya. Tzu Chi telah berdiri 50 tahun lebih di Taiwan. Saya berharap pengalaman kita selama lebih dari setengah abad ini dapat dibagikan kepada semua orang agar semua orang dapat memiliki cinta kasih berkesadaran Bodhisatwa dan bersumbangsih dengan cinta kasih tanpa pamrih seperti insan Tzu Chi Taiwan. Inilah harapan saya.

Ketidakselarasan empat unsur alam mendatangkan bencana
Segera bergerak untuk memberi bantuan dengan penuh budaya humanis
Tekun menapaki Jalan Bodhi dan menabur benih kebajikan
Menumbuhkan benih kebajikan yang tak terhingga dan membentangkan jalan cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 Juli 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 20 Juli 2017

Ketidakselarasan empat unsur alam menyebabkan bencana di dunia.
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -