Ceramah Master Cheng Yen: Menapaki Jalan Bodhisatwa dari Kehidupan ke Kehidupan

Saat Topan Morakot menerjang, dapur di Kantor Tzu Chi Pingdong juga tergenang air. Meski demikian, kami tetap menyiapkan makanan dan mengantarkan kotak makan bagi korban bencana. Foto kedua menunjukkan bahwa tentara menolong korban bencana dan Tzu Chi membagikan kotak makan.

Kita dapat melihat seorang relawan bernama Li Gui-yang. Dia sangat bersungguh hati memimpin relawan lain untuk menyalurkan bantuan. Ada warga di komunitas yang bertanya padanya, “Rumah Anda juga terkena dampak bencana, mengapa Anda masih keluar untuk Mencurahkan perhatian bagi kami?” Kakak Li Gui-yang menjawab, “Rumah kalian dibersihkan terlebih dahulu, tidaklah masalah jika rumah saya dibersihkan belakangan.”

Saat kegiatan pembersihan, saya melihat ada banyak relawan. Saya bertanya kepada suami Kakak Li Gui-yang, “Berapa banyak orang yang datang membantu hari ini? Suami Kakak Li Gui-yang menjawab, “Lebih kurang 100 orang.” Kami semua sangat mengagumi Kakak Li Gui-yang. Mendengar kisah para relawan, saya merasa sangat tersentuh.


Setengah tahun lalu, saya berkata kepada para relawan, “Pada kunjungan berikutnya, saya ingin mendengar pengalaman kalian pada saat bersumbangsih.” Karena sudah lanjut usia, saya berharap relawan Tzu Chi dapat menjadi saksi sejarah dan mengukir sejarah bagi umat manusia.

Tahun ini Tzu Chi sudah memasuki tahun ke-54. Tzu Chi di Pingdong sudah berdiri lebih dari 40 tahun. Para relawan senior di Pingdong sudah berkunjung ke Hualien sejak awal. Saat itu, mereka menempuh perjalanan jauh dan sulit untuk tiba di Hualien. Mereka telah menempuh perjalanan yang jauh dan telah melakukan banyak kebaikan. Meski sekarang sudah berusia lanjut, tetapi selama masih sehat, mereka selalu berkata, “Jangan melupakan saya, ya. Saya masih ingin berpartisipasi dan ingin bersumbangsih.” Inilah nilai dari kehidupan mereka.

Dahulu, Taiwan bagian selatan pernah dilanda beberapa kali topan dan banjir yang menyebabkan bencana parah. Taiwan wilayah selatan pernah dilanda bencana besar akibat Topan Morakot. Hingga kini 10 tahun sudah berlalu. Namun, kita jangan melupakan tahun itu. Pascatopan dibutuhkan tenaga manusia untuk membantu. Di Tzu Chi terdapat banyak relawan. Selain banyak orang, hati semua orang juga harus bersatu. Dengan penuh kesatuan hati, semua orang bersumbangsih dengan ikhlas. Tanpa membedakan status sosial, semua orang membantu dengan ikhlas. Relawan Tzu Chi dari wilayah utara, tengah, dan timur bergerak untuk membantu. Saat suatu tempat dilanda bencana, relawan Tzu Chi dari berbagai wilayah bergerak untuk membantu. Inilah kesungguhan hati relawan Tzu Chi. Kita sungguh jangan melupakan tahun itu.


Ada banyak hal yang harus kita hargai. Kita harus menghargai kerja keras para relawan di masa itu. Kita harus sangat menghargainya. Saya sangat bersyukur melihat setiap orang menghimpun kekuatan sehingga terciptalah kekuatan besar.

Pascatopan, kita juga membangun perumahan di Shanlin, Kaohsiung dan Changzhi, Pingdong. Kita membantu para korban bencana menenangkan raga, menenteramkan hati, dan menstabilkan kehidupan. Para warga di Perumahan Tzu Chi Shanlin juga datang mengunjungi saya. Di antara mereka ada yang merupakan pelukis dan seniman keramik. Pekerjaan mereka sangat halus dan rapi. Saya bertemu dengan saya di Kaohsiung, mereka memberi tahu saya bahwa sekarang mereka sudah sangat tenang. Kehidupan mereka di sana juga sangat baik.

Saya bertanya kepada mereka, “Apakah kalian akan terus tinggal di sana dari generasi ke generasi?” Mereka menjawab, “Ya. Tzu Chi mendesain perumahan itu dengan sangat baik. Jalanan juga dibangun dengan sangat baik. Kami sangat nyaman tinggal di sana. Karena itu, kami sangat nyaman tinggal di sana.” Mereka sangat berterima kasih. Di dalam perumahan itu  juga terdapat posko daur ulang. Intinya, apa pun yang diperlukan sudah tersedia di sana. Saya rasa  para warga di Perumahan Tzu Chi Changzhi juga tinggal dengan nyaman. Ini semua berkat cinta kasih relawan Tzu Chi. Sungguh, kita jangan melupakan kerja keras kita dahulu.


Saya sering memberi tahu kalian bahwa saat mendirikan Tzu Chi pada 50 tahun lebih lalu, saya masih muda. Sekarang saya tidak dapat memanggil masa lalu. Ia sudah berada sangat jauh dari saya. Saya sudah melewati masa muda hingga kini lanjut usia. Saya telah melewati fase-fase lahir, tua, dan sakit. Fase yang berikutnya tidak dapat saya hindari.

Setelah melewati fase terakhir, saat kembali membuka mata, di manakah saya akan terlahir? Jika pada kehidupan ini saya menciptakan berkah, maka hati saya akan sangat tenang dan damai. Saya bisa memutuskan di mana saya ingin dilahirkan pada kehidupan mendatang. Saya masih ingin membimbing semua makhluk. Selama kalian menghargai jalinan jodoh dengan saya, Selama kalian menghargai jalinan jodoh dengan saya, pada kehidupan mendatang, saya akan mencari kembali para relawan yang meninggal terlebih dahulu dari saya.

Bagi kalian yang meninggal setelah saya, saya akan kembali mengajak kalian untuk bergabung dengan saya. Bagi relawan yang meninggal terlebih dahulu, saya akan mencari mereka kembali. Bagi relawan yang meninggal setelah saya, saya akan mengajak mereka untuk bergabung dengan saya. Dengan demikian, dari kehidupan ke kehidupan kita tidak akan terpisahkan. Kita bisa bersama-sama menapaki Jalan Bodhisatwa.


Kita harus melakukan kebajikan dan menciptakan berkah. Keluarga yang selalu menghimpun berkah pasti akan penuh berkah. Pada saat menciptakan berkah, kita berharap bencana di dunia dapat lebih berkurang dan menjauh. Sungguh, kita harus lebih banyak menciptakan berkah. Kondisi iklim sekarang semakin lama semakin ekstrem. Setiap orang sungguh harus lebih giat mengembangkan cinta kasih dan menciptakan berkah. Ini harus kita lakukan. Intinya, dengan bersumbangsih, kita dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan meningkatkan makna kehidupan sendiri.

Saat berkontribusi bagi dunia dan masyarakat, berarti kita sudah mengembangkan niat baik untuk menciptakan berkah. Inilah makna dari kehidupan. Daripada berdiam diri di rumah, kita dapat berkontribusi  di posko daur ulang. Ini juga dapat membawa kebahagiaan dan membuat kita melewati hari dengan tenteram.

Para relawan di posko daur ulang kita melewati setiap hari dengan sehat. Dengan menciptakan berkah, maka kita dapat menjaga keselamatan bumi dan ketenteraman setiap keluarga. Saya berterima kasih kepada setiap relawan yang telah bersumbangsih  dengan penuh cinta kasih. Tujuan perjalanan saya kali ini adalah untuk mengingatkan setiap orang agar jangan melupakan tahun itu, jangan melupakan sekelompok relawan itu, dan jangan melupakan sebersit niat kita. Kita harus melakukannya bersama-sama dan lebih banyak bagi tentang Tzu Chi agar jiwa kebijaksanaan Tzu Chi  dapat terus berlanjut dan ajaran Jing Si dapat terus diwariskan.

Semoga kita dapat terus mengubah kejahatan menjadi kebaikan dan bersama-sama menapaki Jalan Bodhisatwa. Inilah doa saya untuk kalian semua. 

Melakukan perjalanan jauh demi mengemban misi Tzu Chi
Berjanji untuk bertemu di Jalan Bodhisatwa
Menghimpun cinta kasih dan bekerja sama dengan harmonis
Menciptakan berkah untuk meneruskan jiwa kebijaksanaan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 Juli 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 14 Juli 2019

Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -