Ceramah Master Cheng Yen: Menapaki Jalan Bodhisatwa dengan Cinta Kasih Penuh Kesadaran

Waktu berlalu dengan sangat cepat. Dalam sekejap mata, kita sudah memasuki tahun yang baru. Tzu Chi sudah berdiri 50 tahun. Di bulan Mei nanti, Tzu Chi akan memasuki tahun ke-51. Lima puluh tahun merupakan akumulasi dari setiap detik yang berlalu. Setiap detik merupakan kekuatan yang tak boleh kita anggap remeh. Kita harus senantiasa menghargai setiap detik yang dimiliki. Dengan menghargainya, baru kita dapat tekun dan bersemangat. Tahun lalu, saya menggalakkan tema “Ketulusan Jalinan Kasih Sayang Antarsesama Membawa Kebaikan bagi Dunia; Pendidikan Moral dan Kesadaran Lingkungan Menciptakan Masyarakat yang Penuh Berkah”. Setiap tahun, kita memiliki satu tema yang merupakan arah kita dalam setahun itu. Tahun lalu, saya mengimbau setiap orang untuk membangkitkan ketulusan. Kita semua harus tulus. Dalam berinteraksi dengan orang atau menangani suatu masalah, kita harus memiliki ketulusan dan kasih sayang. Inilah yang dilakukan Tzu Chi selama 50 tahun ini.

Saya berharap setiap relawan Tzu Chi dapat membentangkan jalan dengan penuh cinta kasih. Dalam melakukan segala sesuatu, baik yang berhubungan dengan manusia, hal, maupun benda, meski hal yang kecil sekali pun, kita harus melakukannya dengan tulus. Dalam melakukan segala sesuatu, kita harus memiliki ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan hati. Kita harus menunaikan kewajiban sendiri. Namun, saya juga sangat berharap setiap orang dapat memahami prinsip kebenaran. Dengan memahami prinsip kebenaran, secara alami kita tidak akan terpengaruh oleh rumor yang akan mengacaukan pikiran kita. Karena itu, kita harus menyerap Dharma ke dalam hati. Saya dapat melihat setiap orang dari kalian sangat bersungguh hati mendengar Dharma, lalu kembali mempraktikkannya untuk menginspirasi orang lain. Demikianlah cara kita membimbing sesama untuk menuju arah yang benar.

Menginspirasi Sesama

Tadi, relawan Jiong-hong juga berbagi kisah. Awalnya dia ingin mendonorkan sumsum tulang, tetapi belum memiliki kesempatan. Karena itu, dia mulai bergabung dengan Tzu Chi guna menginspirasi orang-orang untuk membantu sesama sekaligus mengajak mereka untuk mengikuti pelatihan. Kita harus mengajak lebih banyak orang untuk melakukan kebaikan. Yang berdiri di sampingnya adalah Bapak Lin. Meski pernah menderita leukimia, tetapi Bapak Lin memiliki jalinan jodoh baik karena dapat menemukan sumsum tulang yang sesuai dengannya. Bapak Lin sangat tampan dan muda. Relawan Jiong-hong juga mengundangnya bergabung dengan Tzu Chi. Setelah memiliki tubuh yang sehat, Bapak Lin terjun ke tengah masyarakat untuk menjadi orang yang dapat membantu sesama. Inilah yang dimaksud dengan “Pendidikan Moral dan Kesadaran Lingkungan Menciptakan Masyarakat yang Penuh Berkah”. Setelah mendalami Dharma dan memahaminya, kita harus kembali berbagi dengan sesama guna menginspirasi lebih banyak orang. Inilah bentuk pendidikan. Kita berusaha membimbing sesama agar berkesempatan untuk bersumbangsih. Dengan bertambahnya satu orang baik maka berkah di dunia juga akan bertambah satu. Sebutir benih dapat tumbuh menjadi tak terhingga dan yang tak terhingga tumbuh dari satu benih. Inilah perumpamaan yang sering saya katakan. Sesungguhnya, ini kutipan dari Sutra Makna Tanpa Batas.

Tema kita tahun lalu adalah “Ketulusan Jalinan Kasih Sayang Antarsesama Membawa Kebaikan bagi Dunia; Pendidikan Moral dan Kesadaran Lingkungan Menciptakan Masyarakat yang Penuh Berkah”. Bagaimana dengan tahun ini? Tema kita tahun ini adalah “Jalan Cinta Kasih Membentang Luas ke Seluruh Dunia; Jalinan Kasih Sayang Terus Bertahan untuk Selamanya”. Ketahuilah bahwa Tzu Chi sudah berusia 50 tahun. Di tahun pertama Tzu Chi berdiri, 30 ibu rumah tangga menyisihkan 50 sen dolar NT setiap hari. Kita terus mengakumulasinya hingga terkumpul 15 dolar NT sebulan. Meski uangnya sangat sedikit, tetapi cinta kasihnya sangat besar. Selama 50 tahun ini, kita terus menghimpun tetes demi tetes cinta kasih. Dengan himpunan tetes demi tetes cinta kasih, setiap bulan kita dapat membantu banyak keluarga agar dapat melewati Tahun Baru Imlek dan melewati kehidupan dengan stabil. Ini semua terwujud berkat himpunan tetes demi tetes cinta kasih. Inilah ketulusan jalinan kasih sayang. Dengan uang kecil, kita mewujudkan cinta kasih universal.

Selama 50 tahun ini, kita bersumbangsih dengan hati yang paling tulus dan tanpa pamrih. Kita juga membentangkan setiap inci jalan dengan penuh cinta kasih dan kasih sayang. Setiap inci jalan yang kita bentangkan juga penuh cinta kasih dan kasih sayang. Dimulai dari Hualien di Taiwan, hingga kini Tzu Chi telah memberi bantuan kepada lebih dari 90 negara. Inilah kekuatan cinta kasih. Dengan penuh cinta kasih, kita membentangkan jalan hingga ke seluruh dunia. Dengan cinta kasih penuh kesadaran, kita memperpanjang jalinan kasih sayang hingga selamanya. Sejak 50 tahun lalu, kita terus memperpanjangnya hingga kini bahkan hingga masa depan. Hari ini kita dapat berkumpul bersama berkat jalinan jodoh di kehidupan lalu yang penuh cinta kasih berkesadaran. Dengan jalinan jodoh yang dimiliki sekarang, kita harus terus memperpanjang cinta kasih berkesadaran ini agar berlanjut dari kehidupan ke kehidupan. Jadi, kita harus membentangkan jalan penuh cinta kasih hingga ke seluruh dunia dan memperpanjang jalinan kasih sayang hingga selamanya. Inilah yang harus kita praktikkan pada tahun ini. Marilah kita bersama-sama berusaha untuk mewujudkan cinta kasih universal dan menyebarkan ajaran Buddha ke seluruh dunia. Semoga kita selamanya bersatu dalam cinta kasih universal yang murni ini. Inilah cinta kasih Bodhisatwa yang Buddha ajarkan kepada kita.

Melenyapkan kegelapan batin dengan ketulusan dan kasih sayang

Menciptakan berkah kembali setelah menerima bantuan

Membentangkan jalan cinta kasih ke seluruh dunia

Memperpanjang jalinan kasih sayang hingga selamanya

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 8 Januari 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 10 Januari 2016
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -