Ceramah Master Cheng Yen: Menapaki Jalan Bodhisatwa dengan Tekun, Bersemangat, dan Sukacita


Ketika semua orang bertindak dengan kebijaksanaan yang murni, maka itu disebut dengan kebajikan. Pikiran yang bajik dapat menciptakan berkah bagi dunia. Ketika hati semua orang penuh dengan berkah dan bersatu, maka kita dapat melenyapkan bencana di dunia. Dunia ini penuh dengan bencana alam dan bencana akibat ulah manusia sehingga semua orang perlu menciptakan berkah dan mempraktikkan kebajikan. Dengan demikian, secara alami kita akan hidup di tengah energi kebaikan dan keharmonisan.

Belakangan ini, saya selalu membahas tentang hal ini karena saya tahu bahwa meski hal yang sederhana ini telah dikatakan berulang kali, tetapi orang-orang yang mendengarnya tetap belum memahaminya secara mendalam. Bahkan, mereka mungkin sama sekali tidak mengerti. Ini semua karena hati dan pikiran mereka belum menyerap ajaran.


Saya sering mengambil batu sebagai contoh. Ketika kita menuangkan air di atas batu, kita dapat melihat bahwa permukaan batu itu basah. Namun, ketika kita melihatnya lagi sesaat kemudian, batu itu telah kering kembali. Itu karena air tidak dapat meresap ke dalam batu. Apakah air benar-benar tak dapat meresap ke dalam batu? Kita harus memiliki air yang cukup dan sering meneteskannya di atas batu. Setelah ditetesi terus-menerus, secara alami batu itu akan mengandung air.

Dahulu, ada yang berkata, jika seorang anggota Sangha terus-menerus membabarkan Dharma, batu pun akan mengangguk mendengar ajarannya. Jadi, air yang diteteskan secara terus-menerus dapat meresap ke dalam batu. Yang dibutuhkan ialah ketulusan. Oleh karena itu, belakangan ini, saya terus berkata bahwa kita harus tulus. Saya tidak pernah berhenti untuk membahasnya dan berharap kalian tidak berhenti mendengarkan. Ketika batin kita terus dibasahi dengan air Dharma, kita akan memiliki hati yang bajik dan mempraktikkan kebajikan.

Saat ini, kita dapat melihat penderitaan yang terjadi di Nepal. Inilah hal yang sangat saya perhatikan belakangan ini. Dari manakah kita harus memulai langkah kita?

“Kami telah membagikan beberapa kasus kepada mereka. Kemudian, kami juga menjelaskan prinsip-prinsip misi amal dan mengajak mereka untuk mempraktikkannya dalam pembagian bantuan hari ini,”
kata Li Li-hua relawan Tzu Chi Malaysia.

“Saat ini, Lumbini memiliki banyak relawan dalam pengenalan. Jadi, ketika relawan dari luar negeri telah pergi, kami dapat merawat orang-orang yang ada di sini. Saat ini, kami perlu belajar lebih banyak,”
kata Tulsi Narayan Matang relawan Nepal.

“Kami mengunjungi seorang gadis yang jantungnya bermasalah. Penyakit seperti ini jarang ditemui di desa kami. Dari luar, dia terlihat baik-baik saja. Namun, kita tidak tahu betapa sedih hatinya. Setelah mengunjunginya, saya merasa bahwa saya sungguh beruntung karena memiliki tubuh yang sehat. Saya berterima kasih kepada Tuhan karena saya dapat membantu orang lain,”
kata Rekha Chaudhary relawan Nepal.

Relawan Nepal bagaikan batu yang disiram dengan semangkuk atau seember air. Namun, air tidak dapat meresap ke dalam batu sehingga batu ini akan kering kembali. Jadi, diperlukan air yang terus ada di sana untuk membasahi batu tersebut. Tzu Chi harus terus berada di sana agar relawan Nepal dapat terus melihat dan mendengar Dharma serta bergerak untuk bersumbangsih. Ini membutuhkan tekad yang teguh.

Belakangan ini, relawan kita juga selalu membahas tentang kisah celengan bambu. Ya, praktik menyisihkan 50 sen setiap hari telah menjadi jalan bagi kita untuk membawa misi amal hingga ke seluruh dunia. Hendaklah kita bersungguh hati untuk meneteskan embun yang manis di atas batu.


Menyiram batu dengan air saja sangat sulit, apalagi dengan embun yang manis. Yang ingin kita berikan ialah esensi. Esensi ini sangatlah berharga. Kita harus meneteskan esensi ini di sana, bagai embun manis yang terus-menerus diteteskan. Sama halnya dengan insan Tzu Chi yang terus berhimpun dan membuka jalan bagi bantuan internasional.

Selama kita melihat orang yang menderita, kita bisa bergerak untuk membawa bantuan. Namun, yang terlihat oleh kita tidaklah banyak. Kita harus memandang lebih luas. Bodhisatwa Avalokitesvara memiliki seribu tangan dan seribu mata. Hatinya penuh dengan welas asih. Dengan welas asih, semua orang bersedia mengulurkan kedua tangan untuk membantu orang lain.

Semua orang pada hakikatnya memiliki welas asih. Dengan welas asih dan cinta kasih, semua orang akan bersedia mengulurkan tangan. Inilah kekuatan. Di Tzu Chi, saya berharap semuanya dapat membangun tekad. Ketika kita menghimpun cinta kasih, di mana pun terjadi bencana, kita dapat pergi ke sana untuk memberikan bantuan.

Hendaklah kita menghimpun kekuatan cinta kasih dan energi semua orang. Ketika insan Tzu Chi di berbagai negara memiliki jalinan jodoh untuk berhimpun bersama, mereka dapat membantu negara di sekitarnya. Insan Tzu Chi memiliki hati Bodhisatwa dan memberikan teladan lewat tindakan nyata yang dapat menginspirasi orang-orang di sekitarnya.

Selama kita menyebarkan kebajikan tanpa membeda-bedakan agama, orang yang memiliki jalinan jodoh baik dengan kita akan tersentuh dan turut bersukacita melihat kebajikan. Ketika orang lain merasa sukacita, berarti kita memiliki jalinan jodoh dengannya. Hendaklah kita terus membagikan pesan-pesan bajik.

Saya selalu berterima kasih kepada insan Tzu Chi. Jumlah insan Tzu Chi yang banyak menunjukkan bahwa kita menjalin jodoh baik secara luas. Ada orang yang berkata, "Saya bergabung atau tidak, itu tidaklah berpengaruh." Namun, mungkin ada sekelompok orang yang sedang menunggu Anda. Jangan meremehkan diri sendiri karena kekuatan kita yang kecil.


Di seluruh dunia, terjadi perubahan iklim dan ketidakselarasan unsur alam. Jadi, kita harus menyadari berkah, menghargai berkah, dan menciptakan lebih banyak berkah. Hidup penuh dengan ketidakkekalan dan penderitaan. Kita perlu mengerahkan kekuatan cinta kasih untuk melenyapkan penderitaan di dunia.

Saya berharap semuanya dapat lebih bersungguh hati dan memahami bahwa dunia ini penuh dengan ketidakkekalan dan penderitaan. Bodhisatwa sekalian, hendaklah kita bersungguh hati, tekun, dan bersemangat. 

Menciptakan berkah dengan pikiran bajik untuk menghalau bencana
Membasahi hati dengan air Dharma dan membina ketulusan
Membimbing orang yang menderita dengan welas asih
Menapaki Jalan Bodhisatwa dengan tekun, bersemangat, dan sukacita 

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 21 Juni 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 23 Juni 2023
                                                   
Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -