Ceramah Master Cheng Yen: Menapaki Jalan Cinta Kasih Berkesadaran

“Kita tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Serbia. Karena itu, kita harus mengatasi setiap rintangan dengan hati-hati,” ucap Zhong Jia-long, Relawan Tzu Chi Jerman.

 “Berhubung kini terjadi perubahan di perbatasan, maka kita harus menghadapi situasi yang berbeda-beda setiap hari. Kami akan memberimu jaket,” ucap Chen Shu-wei, Relawan Tzu Chi Jerman.

 “Jaket. Tzu Chi.” “Apakah jaket ini pas?” “Pas.” “Bagus atau tidak?” “Bagus”.

Dalam pembagian barang bantuan di Serbia oleh insan Tzu Chi dari sebelas negara, kisah yang menyentuh sangat banyak. Selain bersumbangsih dengan penuh keberanian, ketekunan, cinta kasih, dan welas asih, insan Tzu Chi juga harus menempuh jarak jauh dan mengatasi berbagai rintangan untuk masuk ke Serbia. Selain itu, juga terdapat kendala bahasa. Setelah relawan kita tiba di Serbia, banyak negara yang menutup perbatasan bagi para pengungsi. Kita telah menyiapkan lebih dari 10.000 set pakaian musim dingin di Serbia. Kita terus menanti untuk membagikannya kepada para pengungsi. Jika para pengungsi tidak bisa melewati perbatasan, maka barang bantuan kita tidak dapat dibagikan. Meski demikian, insan Tzu Chi di Serbia berinisiatif menjangkau para pengungsi di tempat persinggahan pengungsi. Kekuatan cinta kasih terdapat di setiap tempat.


Seorang wartawan di Serbia melihat bahwa ada sekelompok relawan dari sebelas Negara yang dikenal sebagai relawan Tzu Chi dengan pakaian yang sangat rapi dan sikap yang sangat lembut. Selain itu, setiap orang bersumbangsih dengan sepenuh hati dan tidak dibuat-buat. Wartawan ini mengamati relawan kita selama berhari-hari. Dia merasa sangat tersentuh. Akhirnya, dia tidak bisa menahan diri dan mulai membantu relawan kita memindahkan barang bantuan. Saat mewawancarai insan Tzu Chi, dia sangat tersentuh sehingga membentangkan sepasang tangannya untuk merangkul insan Tzu Chi. Jalinan kasih sayang yang tulus dapat menyentuh hati orang-orang.

Saya juga sangat tersentuh melihat juru bicara Dewan Kota Samac, Bosnia. Beliau telah mendampingi insan Tzu Chi selama berhari-hari dan terjun ke lokasi secara langsung untuk memberikan bantuan kepada pengungsi. Melihat lingkungan sekitar kotor dan berantakan, beliau pun mengajak 16 relawan dari Bosnia dan istrinya untuk membersihkan lingkungan. “Saya dan para relawan dari Bosnia akan selamanya mengingat bantuan dari Taiwan dan Master Cheng Yen. Jadi, meski kita berasal dari negara yang berbeda-beda dan jarak kita sangat jauh, kami tetap ingin turut bersumbangsih,” ucap Predrag Marinkovic, Juru bicara Dewan Kota Samac, Bosnia. Saat berada di Serbia, juru bicara Dewan Kota Samac ini dapat melepaskan status sosialnya untuk bersumbangsih seperti insan Tzu Chi. Kekuatan cinta kasih ini juga membuat orang sangat tersentuh.


Kita bisa melihat di berbagai tempat, kekuatan cinta kasih Tzu Chi terus disosialisasikan. Sebuah universitas di California Utara, Amerika Serikat mengundang insan Tzu Chi untuk berbagi dengan mahasiswa-mahasiswi tentang keindahan sifat manusia. Meski di seluruh dunia ada banyak orang yang menderita akibat bencana alam dan bencana akibat ulah manusia, tetapi relawan kita telah mengatasi berbagai kesulitan untuk bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih. Mahasiswa-mahasiswi itu bisa melihat bahwa sumbangsih insan Tzu Chi bagaikan cahaya lilin di tengah kegelapan yang membimbing orang-orang ke arah yang lebih terang. Jika tidak, batin orang-orang mungkin masih terjebak di tengah kegelapan. Saat kegelapan batin terbangkitkan, akan tercipta banyak penderitaan di dunia ini.

Di sebuah wilayah pegunungan di Guatemala yang warganya sangat kekurangan dan menderita, wali kota setempat sangat khawatir karena sekolah setempat kekurangan sumber daya. Beliau meminta insan Tzu Chi untuk pergi ke wilayah terpencil itu. Dengan penuh cinta kasih, insan Tzu Chi mulai bergerak untuk memberikan bantuan di Guatemala. Pada saat yang sama, insan Tzu Chi juga mengantarkan bahan pelajaran, alat tulis, dan lain-lain bagi sekolah. Insan Tzu Chi terlebih dahulu pergi ke sekolah yang kekurangan sumber daya untuk mengantarkan alat tulis, tas, dan lain-lain bagi anak-anak. Anak-anak tidak boleh kekurangan pendidikan. Inilah langkah pertama yang telah insan Tzu Chi lakukan. Selain itu, mereka juga menginspirasi anak-anak untuk membangkitkan cinta kasih dan mengakumulasi berkah. Mereka memberi tahu anak-anak bahwa setiap orang bisa menolong sesama. Saat menerima bantuan, mereka juga bisa menolong orang lain. Dengan menyisihkan uang ke dalam celengan bambu, anak-anak juga dapat membina cinta kasih. Inilah yang kita lakukan di Guatemala. Di negara mana pun, insan Tzu Chi dapat menginspirasi orang-orang untuk membangkitkan hati Bodhisatwa. Jalan Bodhisatwa merupakan sebuah jalan yang lapang dan lurus. Di negara mana pun, ada orang yang menapaki jalan cinta kasih berkesadaran ini. Kita bisa melihatnya.


Kita juga melihat dalam Konferensi TIMA di Filipina, tiga pasang anak kembar siam yang pernah menerima bantuan dari Tzu Chi hadir untuk berbagi kisah mereka. Ada pula seorang anak muda yang semula sudah hampir tidak bisa melihat dan sangat rendah diri. Namun, kini dia sangat energik dan menggemaskan. Selain itu, juga ada seorang gadis berusia 18 tahun yang dahulu menderita tumor. Dokter TIMA telah mengubah kehidupannya. Kini, dia terlihat begitu cantik di atas panggung pada usianya yang ke-18. Kini, dia bisa berterima kasih kepada Tzu Chi di atas panggung. Mereka semua berasal dari keluarga kurang mampu, baik tiga pasang anak kembar siam maupun pasien lainnya. Intinya, pasien kurang mampu sangatlah banyak. Berkat TIMA, kehidupan mereka dapat berubah. Ini karena Tzu Chi penuh dengan kekuatan cinta kasih para tabib agung dan Bodhisatwa. Kisah seperti ini sangatlah banyak.

Para Bodhisatwa dunia dapat turut merasakan penderitaan dan kepedihan semua makhluk. Mereka mengasihi tanpa memandang jalinan jodoh dan memiliki rasa senasib dan sepenanggungan. Mereka bersumbangsih dengan penuh cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Insan Tzu Chi dari lebih dari 50 negara menapaki jalan yang sama, yakni jalan cinta kasih berkesadaran.

Menghadapi berbagai rintangan dan perubahan dengan cekatan

Ketulusan dalam memberikan bantuan menggerakkan hati orang lain

Membawa harapan bagi warga kurang mampu di Guatemala

Menyaksikan kasih sayang dokter TIMA lewat pasien penerima bantuan Tzu Chi

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 5 Maret 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 7 Maret 2016

Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -