Ceramah Master Cheng Yen: Menapaki Jalan Kebenaran Lewat Misi Amal
Saya sungguh bersyukur. Jika tanpa begitu banyak orang baik, bagaimana Tzu Chi dapat seperti hari ini? Melihat setiap relawan mengemban misi amal Tzu Chi, saya sungguh gembira. Mencurahkan perhatian bagi pasien penerima bantuan merupakan program andalan relawan Tzu Chi.
Sebelum menjadi relawan Tzu Chi, setiap calon relawan harus terlebih dahulu mengikuti survei kasus untuk menyadari berkah yang dimiliki. Ketahuilah bahwa untuk sungguh-sungguh menapaki Jalan Bodhisatwa, kita harus berada di tengah umat manusia. Kita tidak boleh menjauh dari masyarakat. Kita harus sering melakukan kunjungan kasih baru dapat memahami penderitaan di dunia.
Ada keluarga yang hidup penuh berkah, ada pula keluarga yang hidup dalam penderitaan. Ada orang yang memiliki kehidupan keluarga yang bahagia, ada pula orang yang memiliki pernikahan yang tidak bahagia dan kehidupan keluarga yang retak. Orang-orang seperti itu membutuhkan bantuan dari kita.
Kita dapat melihat banyaknya penderitaan di dunia. Lewat kunjungan kasih, kita dapat melihat berbagai penderitaan di dunia. Kita bagai membaca kisah hidup setiap orang. Dari kisah hidup setiap orang, kita harus dapat memetik hikmahnya dan mengintrospeksi diri. Dengan begitu, baru tekad pelatihan kita tidak akan mundur.
Selain itu, sangatlah baik bagi relawan lansia untuk ikut berpartisipasi karena mereka dapat melatih otak. Lebih baik lagi jika mereka dapat menulis hasil kunjungan mereka. Namun, jika tidak bisa, relawan muda hendaknya membantu menulisnya. Janganlah kita membuat relawan lansia merasa takut untuk melakukan kunjungan kasih. Setelah ikut berpartisipasi, mereka akan merasa sangat gembira.
Setelah melihat penderitaan di dunia, kita akan tahu untuk lebih tekun dan bersemangat agar tekad pelatihan tidak mundur. Ini juga merupakan salah satu metode untuk melatih diri. Setelah melihat kesulitan yang dihadapi setiap keluarga, kita dapat menggunakannya untuk mengingatkan diri. Kita dapat membantu keluarga-keluarga yang menghadapi kesulitan agar kehidupan mereka menjadi lebih baik.
Saat melakukan survei kasus, jika kita menemukan bahwa ada penerima bantuan yang menderita penyakit, maka anggota TIMA kita juga akan ikut berpartisipasi. Dengan begitu, baru kita tahu bagaimana cara membantu keluarga tersebut. Contohnya, kita membantu seorang pria yang sudah lama berbaring di ranjang hingga dapat berdiri kembali. Kita juga membantu memulihkan kehidupan keluarganya. Sungguh pahala yang tak terhingga. Kita juga mendengar kisah seorang mantan napi.
“Saya sangat berterima kasih kepada Kakak Gao yang telah mendampingi adik saya. Saat Jun-wei menulis surat kepada saya bahwa dia sedang surat-menyurat dengan seorang relawan Tzu Chi dan ingin kembali ke jalan yang benar, saya berkata padanya, “Saya tidak akan memercayaimu lagi karena kamu sudah membohongi saya belasan tahun.” Dia menjawab, “Kakak, kali ini benar. “Saya yakin Kakak Gao dapat membimbing saya kembali ke jalan yang benar,” ujar Tim pemerhati mantan napi berbagi pengalaman.
“Setelah Jun-wei keluar dari lembaga pemasyarakatan dan pulang ke rumah, dia terus menjalin kontak dengan Kakak Gao. Dia berkata padanya bahwa dia ingin bekerja di Changhua. Selama masa itu, Kakak Gao membantunya mencari pekerjaan. Setelah mendapatkan pekerjaan, Jun-wei menelepon ke rumah, “Kak, saya sudah menemukan pekerjaan. Saya sangat gembira. Mulanya nyonya bos enggan mempekerjakan saya. Namun, setelah mendengar saya berkata bahwa saya sedang belajar dengan seorang kakak Tzu Chi untuk menjadi relawan, nyonya bos itu berkata, “Anak muda, duduklah di sini. Mari kita berbincang-bincang. Suami saya sedang tidak ada di rumah. Saya akan tanyakan padanya saat dia pulang. Pada dasarnya, kamu diterima bekerja di sini.” Saya berterima kasih kepada keluarga Tzu Chi karena telah memberinya kesempatan untuk kembali ke jalan yang benar,” sambungnya.
“Hari ini saya ingin berbagi suara hati saya dalam membesarkan seorang anak nakal. Huan-shan mulai menggunakan narkoba sejak 16 tahun lalu. Dia keluar masuk lembaga pemasyarakatan. Jumlahnya sudah tak terhitung. Sejak bergabung dengan Tzu Chi, setiap pulang ke rumah, dia selalu berbagi dengan saya tentang apa yang dilakukannya pada hari itu. Dahulu, hati saya terasa sangat sakit. Namun, setelah dia bergabung dengan Tzu Chi, kini saya merasa gembira setiap hari. Karena itu, saya sangat berterima kasih kepada Kakak Gao. Saya juga berterima kasih kepada Master dan kakak-kakak Tzu Chi,” lanjut Tim pemerhati mantan napi berbagi pengalaman.
”Master dan Kakak-kakak Tzu Chi sekalian, di sini saya ingin berikrar bahwa saya akan berusaha untuk menyelesaikan pelatihan Tzu Cheng tahun depan. Saya ingin kakak-kakak Tzu Chi yang mendampingi saya, ibu dan ayah saya, serta Master melihat saya dilantik. Terima kasih,” kata Huan-shan.
Karena tergoda sesaat, dia kehilangan arah hidupnya. Dia juga pernah menjalani tahanan selama beberapa waktu. Namun, jalinan jodoh mempertemukannya dengan sang penyelamat hidup. Relawan Gao dapat seperti hari ini karena bertemu dengan penyelamat hidupnya.
Relawan Cai dari Taichung juga pernah keluar masuk lembaga pemasyarakatan. Dia merupakan pecandu narkoba yang berat. Dia keluar masuk lembaga pemasyarakatan karena sulit berhenti menggunakan narkoba. Dengan hati yang tulus, relawan Tzu Chi masuk ke lembaga pemasyarakatan untuk membimbing dan mengajarkan mereka. Setelah membaca Majalah Tzu Chi, Bapak Cai terus berintrospeksi dan membandingkan diri dengan orang lain.
“Mengapa kisah hidup orang lain dapat begitu menyentuh hati? Mengapa saya tidak dapat mengendalikan diri? Mengapa saya terus terjerumus? Kini saya sudah mengenal relawan Tzu Chi. Saya harus dapat mengendalikan diri.” Karena itu, dia bertekad untuk memperbaiki diri.
Yang paling ditakutkan adalah manusia enggan memperbaiki kesalahan. Saat ada orang berbuat salah, kita tetap harus menghormati mereka. Kita jangan meremehkan orang lain. Kita dapat melihat beberapa mantan napi yang sudah memperbaiki diri dan kini menjadi pembimbing di lembaga pemasyarakatan.
Para mantan napi ini sudah bekerja. Ada pula yang memiliki bisnis sendiri. Ada yang membuat roti, ada yang bekerja di bidang konstruksi, ada pula yang menjual puding tahu, dan lain-lain. Semua ini membutuhkan kesungguhan hati kita. Tadi Relawan Gao memperlihatkan sebuah penghargaan kepada saya. Sebelumnya, dia juga memperlihatkan sebuah penghargaan kepada saya. Saya berkata padanya,“Kamu pantas mendapatkannya. Teruslah giat melatih diri dan memperteguh tekad pelatihanmu.”
Dalam menapaki Jalan Bodhisatwa, kita harus selalu berhati tulus. Dahulu, karena belum memahami kebenaran, mereka berjalan menyimpang dan melakukan kesalahan. Untuk kembali ke arah yang benar, mereka membutuhkan sang penyelamat yang berjodoh dengan mereka. Para penyelamat juga harus memiliki pelatihan diri dan keluhuran. Dengan begitu, baru kita dapat menjadi penyelamat bagi orang lain, Orang lain juga akan bersedia menerima bimbingan kita. Kita harus melatih diri baru dapat membimbing orang lain dan menjadi penyelamat bagi sesama.
Bodhisatwa sekalian, lebih banyaklah berpartisipasi dalam kegiatan Tzu Chi. Komunitas kita sangat besar. Wilayah Changhua sangat luas. Kita membutuhkan lebih banyak orang untuk memperhatikan masyarakat dan keluarga yang mengalami penderitaan. Ini merupakan tujuan kita sebagai Bodhisatwa dunia.
Saya berharap relawan Tzu Chi di Changhua dapat terus tekun dan bersemangat. Janganlah kita berhenti di tempat. Kita harus menjaga pikiran dengan baik serta memiliki pengetahuan dan pandangan benar. Setiap orang memiliki jalinan jodoh masing-masing. Tidak ada jalan pintas bagi kita. Buddha tidak mengajarkan jalan pintas kepada kita. Kita tetap harus melewati setiap jalan yang harus ditempuh. Paham? (Paham) Janganlah percaya pada takhayul. Kita harus melakukan hal yang sudah sepantasnya dengan hati yang gembira dan damai.
Mengemban misi amal Tzu Chi untuk melihat penderitaan di dunia
Menjadi sang penyelamat untuk membimbing orang-orang ke arah yang benar
Menjaga tekad pelatihan diri agar tidak mundur
Mempraktikkan ajaran kebenaran dengan pengetahuan dan pandangan benar
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 November 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 23 November 2016