Ceramah Master Cheng Yen: Menapaki Jalan Kebenaran Lewat Misi Amal

Melihat ketidakselarasan iklim dan bencana yang terjadi di seluruh dunia, kita sungguh harus senantiasa mawas diri dan berhati tulus. Beberapa hari yang lalu, Provinsi Aceh di Indonesia diguncang gempa bumi. Dampak bencana yang ditimbulkan sangat besar. Hingga kini, insan Tzu Chi masih terus membagikan barang bantuan, mencurahkan perhatian, dan memberi pelayanan medis di lokasi bencana. Relawan kita belum berhenti menyalurkan bantuan bencana. Saya sangat tersentuh melihatnya.

Pada musim dingin, cuaca sangatlah dingin. Karena itu, insan Tzu Chi Kanada mulai membagikan bantuan musim dingin. Para relawan kita bersungguh hati bersumbangsih bagi orang-orang yang menderita dan kekurangan. Kita juga bisa melihat Jepang. Pascagempa tanggal 11 Maret 2011 di Jepang, insan Tzu Chi secara rutin mencurahkan perhatian kepada para korban bencana. Sebagian korban bencana telah pindah ke rumah baru. Insan Tzu Chi juga memperhatikan dan mengundang mereka untuk mengikuti acara Pemberkahan Akhir Tahun. Relawan kita mengerahkan kekuatan cinta kasih untuk membantu satu sama lain.

Di Fujian, kita juga bisa melihat seorang laki-laki berusia 37 tahun yang telah mengalami kelumpuhan dan terbaring di ranjang selama 6 tahun lebih. Insan Tzu Chi mencurahkan perhatian padanya dan berusaha untuk mewujudkan harapannya. Dia berkata bahwa menikmati pemandangan laut adalah harapannya. Untuk mewujudkan harapannya, insan Tzu Chi mengajaknya menikmati pemandangan laut. Tiga generasi pergi bersama. Keluarga ini terdiri atas tiga generasi. Insan Tzu Chi mengajak mereka semua untuk menikmati pemandangan laut. Ini merupakan kasus yang penuh kehangatan. Singkat kata, baik di Taiwan maupun luar Taiwan, himpunan kekuatan cinta kasih sungguh menyentuh.

Ceramah Master Cheng Yen

Kisah yang menyentuh sangatlah banyak. Kisah seorang relawan di Shanhua, Tainan juga membuat saya sangat tersentuh. Suatu kali, saat akan mengajaknya mengikuti acara Pemberkahan Akhir Tahun, relawan kita baru tahu bahwa dia mengalami kecelakaan lalu lintas. Relawan kita pun segera pergi ke rumah sakit untuk membesuknya.

“Saya hanya ingat saat itu, skala koma Glasgow-nya 3. Dokter khawatir dia tidak bisa siuman. Ditambah lagi, tulang wajah sebelah kanannya patah. Kelopak matanya juga dijahit untuk ditarik ke atas dan dipasang tulang buatan di sini. Sebelumnya, dia tidak bisa membuka mata sebelah kanannya sehingga harus dijahit untuk ditarik ke atas,” ucap Lin Su-ru, Putri Wang Xiu-ying.

“Saya berada dalam kondisi koma sangat lama. Saat berada dalam kondisi koma, saya melihat Master berkata pada saya, “Bangunlah, tugasmu belum selesai.” Kondisi saya agak membaik karena saya melihat Master. Saat berada dalam kondisi koma, saya melihat Master. Saya juga tidak tahu apa yang terjadi karena saat itu saya dalam kondisi tidak sadar,” ucap Wang Xiu-ying, Relawan daur ulang.

Lalu, kesadarannya perlahan-lahan pulih. Ini sungguh menakjubkan. Kesadarannya perlahan-lahan pulih, tetapi sebagian ingatannya terganggu.

“Saat baru siuman, dia berbicara dengan bahasa Mandarin yang fasih. Saat itu kami berpikir, “Apakah kami salah menyelamatkan orang?” Biasanya, dia menggunakan dialek Taiwan, tetapi saat itu menggunakan bahasa Mandarin. Dokter berkata bahwa dia baru siuman, mungkin sedang menyesuaikan diri dengan kemampuan berbahasanya. Dokter berkata bahwa karena dia berada dalam kondisi koma cukup lama dan kepalanya terbentur, sebagian ingatannya terganggu dan tidak bisa dipulihkan. Karena itu, ingatannya menjadi sangat kacau,” ucap Lin Su-ru, Putri Wang Xiu-ying.

“Aneh, apakah hari ini saya lupa membawa tas ke sini?”

“Benar, Kakak lupa membawa tas hari ini.”

“Benarkah?”

“Benar, kunci juga tidak dibawa.”

“Apa?”

“Kunci juga tidak dibawa.”

“Bagaimana kamu bisa tahu?”

“Pagi tadi Kakak yang memberi tahu saya.”

“Ingatan saya benar-benar kacau.”

Namun, beruntung, dia bisa merespons seperti biasanya. Dia menjadi pelupa, tetapi dia masih ingat apa yang sebelumnya dia lakukan di Tzu Chi dan bisa melakukan pemilahan dengan cekatan. Hal yang tak akan terlupakan olehnya adalah melakukan daur ulang. Yang paling disukainya adalah kegiatan daur ulang. Dia bahkan berkata, “Saya adalah insan Tzu Chi.” Dia tetap ingin melakukan daur ulang meski baru siuman dari kondisi koma. Benih kebajikan ini telah tertanam di dalam kesadaran kedelapannya sehingga tidak akan terlupakan olehnya. Jadi, ada banyak kisah menakjubkan yang menunjukkan bahwa potensi kebajikan akan bertahan untuk selamanya. Singkat kata, dalam kehidupan sehari-hari, kita harus melatih kekuatan cinta kasih dan menanam benih kebajikan di dalam kesadaran kita.

“Begitu bangun tidur dan bersiap-siap, dia langsung keluar rumah. Saya merasa bahwa sekarang, di dalam pikirannya mungkin hanya tersisa kegiatan daur ulang. Dia melupakan hal lain yang tidak penting baginya,” ucap Lin Su-ru, Putri Wang Xiu-ying.

“Saat melakukan daur ulang, terkadang saya teringat akan keluarga saya. Namun, saya merasa bahwa saya harus berkonsentrasi melakukan daur ulang. Saat memilah barang daur ulang, saya harus menggunakan pisau. Karena itu, saya harus berkonsentrasi. Master berkata bahwa kita harus berkonsentrasi dan bersungguh hati. Konsentrasi kita jangan sampai terganggu,” ucap Wang Xiu-ying, Relawan daur ulang.

Kita bisa melihat bahwa para relawan kita tidak pernah melupakan tekad awal mereka. Inilah kesadaran. Tekad awal yang mereka bangkitkan tidak pernah mereka lupakan. Di kehidupan ini, mereka mempertahankan tekad mereka selama puluhan tahun. Dari kehidupan ke kehidupan, tekad mereka tidak akan berubah. Kesadaran dan tekad mereka untuk mendalami Dharma tidak akan mundur. Lihatlah, meski baru siuman dari kondisi koma, dia tetap melakukan daur ulang dengan sangat cekatan. Singkat kata, kita harus sungguh-sungguh mempertahankan tekad untuk mendalami Dharma. Janganlah kita menyia-nyiakan hidup dan waktu kita. Begitu membangun tekad, kita harus mempertahankannya untuk selamanya. Tekad awal yang kita bangkitkan akan tertanam di dalam kesadaran kita untuk selamanya. Singkat kata, dengan menghimpun kekuatan cinta kasih, kita baru bisa menciptakan berkah bagi dunia.

Tidak berhenti memberi pelayanan medis dan membagikan barang bantuan

Membawa kehangatan dengan membagikan bantuan musim dingin

Memberi pendampingan dan perhatian serta mewujudkan harapan penerima bantuan

Mengingat ajaran kebajikan dan mempertahankan tekad untuk selamanya

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 Desember 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 15 Desember 2016

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -