Ceramah Master Cheng Yen: Menapaki Jalan Kebenaran untuk Membawa Manfaat bagi Semua Makhluk


“Saat ini, kita berpijak di Desa Mahadeva, Lumbini, yaitu daerah berdirinya pusat komunitas Tzu Chi. Lantai atas adalah tempat tinggal pemilik rumah ini. Dia menjadikan seluruh lantai satu ini sebagai tempat untuk menjalankan aktivitas Tzu Chi,”
kata Li Miao-hong relawan Tzu Chi Malaysia.

Sebelumnya, saya tidak tahu apa yang bisa saya lakukan dengan ruang ini. Hari ini, saya sangat bersyukur Tzu Chi dapat mendirikan pusat komunitas di sini. Saya yakin bahwa berdirinya pusat komunitas ini dapat membawa manfaat bagi banyak orang. Di sini, saya bersyukur kepada seluruh relawan luar negeri yang memberi saya kesempatan untuk mendekatkan hati saya dengan Master,” kata Santosh Maurya relawan Nepal.

“Saya juga bersyukur kepada semua relawan lokal. Berkat kalian, barulah saya bisa menjadi penanggung jawab pusat komunitas ini. Saya tidak mungkin bisa melakukannya sendirian. Saya berharap dapat memiliki lebih banyak kesempatan untuk menolong orang-orang yang membutuhkan,” pungkas Santosh Maurya.

Tzu Chi telah menjangkau Lumbini. Saya sungguh sangat bersyukur kepada para Bodhisatwa dari Singapura dan Malaysia yang telah membangkitkan tekad dan menggantikan saya untuk membawa manfaat bagi tanah kelahiran Buddha. Saya terlebih bersyukur kepada Bapak Santosh Maurya beserta keluarganya yang menyediakan ladang pelatihan yang begitu baik sehingga saya dapat merasa tenang. Saya yakin bahwa dengan adanya jalinan jodoh ini, banyak orang yang akan terinspirasi untuk bersumbangsih di ladang pelatihan Bodhisatwa.


Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Pangeran Siddhartha membuka jalan agung. Kini, kita bertekad dan berikrar untuk bekerja sama guna membawa manfaat bagi tanah kelahiran Buddha. Kita telah menapaki jalan yang benar. Kita bisa melihat kaum perempuan bersungguh hati mempelajari keterampilan di ladang pelatihan tersebut. Itu sungguh merupakan tempat yang baik. Dengan menguasai keterampilan menjahit, mereka dapat menstabilkan kehidupan keluarga mereka.

Selain mengajarkan keterampilan, kita juga membimbing mereka menuju arah yang benar agar desa ini bisa menjadi desa yang baik dan harmonis. Kelak, desa ini pasti bisa menjadi desa yang warganya bekerja sama dengan harmonis. Kita bisa membayangkan bagaimana warga desa ini menciptakan berkah. Kita bisa melihat pusat komunitas yang sangat bagus dan cemerlang di sana. Berkat adanya jalinan jodoh, kita bisa memiliki ladang pelatihan seperti ini dan menyebarkan semangat Tzu Chi dengan cepat. Saya sangat tersentuh dan bersyukur. Ini berkat adanya jalinan jodoh.

Saya sering berkata bahwa jalinan jodoh sungguh tidak terbayangkan. Berkat adanya jalinan jodoh, para relawan dari Singapura dan Malaysia dapat menjangkau Nepal untuk mencurahkan perhatian kepada semua makhluk. Praktik nyata para Bodhisatwa telah menyentuh hati banyak orang. Lewat praktik nyata, kita memberikan teladan. Kalian telah memberikan teladan Bodhisatwa di Nepal. Jadi, semangat Bodhisatwa diteruskan di dunia hingga selamanya.

Buddha membabarkan Dharma pada lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Saya yakin bahwa Dharma akan tersebar makin luas sekarang. Semoga para Bodhisatwa kita dapat bersatu hati untuk mencurahkan perhatian. Untuk menjalankan Tzu Chi di Nepal, kita harus memulai segalanya dari nol. Kita harus melangkah terlebih dahulu, baru bisa menginspirasi warga setempat. Yang kita harapkan hanyalah warga setempat hidup stabil dan tenteram. Saya yakin bahwa kita bisa melakukannya. Namun, ini membutuhkan kerja keras. Insan Tzu Chi menganggapnya sebagai berkah.


Kalian memiliki jalinan jodoh untuk menciptakan berkah bagi dunia secara nyata. Kalian bukan bersumbangsih demi kepentingan pribadi, melainkan demi menciptakan berkah bagi warga setempat. Meski cuaca setempat sangat panas, kalian tetap bersumbangsih. Tiupan angin di sana bagaikan udara panas dari tungku. Saya juga bisa merasakan udara yang panas itu. Di bawah terik matahari, permukaan tanah sangat panas. Tidak ada satu tempat pun yang tidak panas. Namun, kita mengubah rasa pahit menjadi rasa manis.

Setelah melihat penderitaan warga setempat, saya merasa bahwa kita hendaknya bisa melenyapkan penderitaan mereka. Dengan tulus, para relawan dari Singapura dan Malaysia bolak-balik tanpa takut lelah. Yang terpenting ialah relawan lokal. Kita bisa melihat Mani, Nirdesh, dan Santosh beserta keluarga mereka yang telah bergabung dengan Tzu Chi. Ini telah meningkatkan keyakinan saya. Saya berharap kita dapat benar-benar menyatukan hati.

Di desa Mahadeva, tempat Kakak Santosh berada, kita memiliki pusat komunitas. Di Desa Mahilwar, kita memiliki kantor. Semua ini adalah tempat berhimpun para relawan kita. Kita berfokus pada pelatihan relawan dan perkembangan program ‘Satu Desa Satu Xieli’. Saat perlu mengadakan pelatihan relawan, kita selalu siap untuk memberikan dukungan,” kata Wu Nan-kai relawan Tzu Chi Singapura.


Kalian sungguh merupakan Bodhisatwa dunia yang melakukan praktik nyata untuk membimbing semua makhluk. Kalian telah bersumbangsih di sana dengan segenap hati dan tenaga. Saat tekad dan ikrar kita selaras, berarti arah kita sudah benar. Namun, ini membutuhkan waktu. Kita pasti bisa mewujudkan "Satu Desa Satu Xieli" asalkan memiliki tekad. Sebutir benih di satu desa dapat bertumbuh menjadi tak terhingga. Jadi, asalkan ada tekad dan ikrar, kita pasti bisa mewujudkannya.

Semoga dengan ajaran Buddha dan cinta kasih, kita dapat mewujudkan harapan Tzu Chi, yakni menyebarkan cinta kasih di tanah kelahiran Buddha. Dengan adanya relawan lokal di Nepal yang meneruskan estafet cinta kasih, barulah kita bisa melangkah dengan mantap. Saya berharap kalian juga dapat bertekad untuk bekerja sama menginspirasi warga setempat meneruskan estafet ini. Dengan demikian, barulah kita bisa berjalan dengan stabil.

Singkat kata, saya sangat yakin karena bisa melihat ketulusan dan kesungguhan hati para relawan dari Singapura dan Malaysia serta tekad para relawan Nepal. Orang-orang yang terinspirasi juga mengajak seluruh keluarga mereka untuk bersumbangsih. Jadi, dengan himpunan kekuatan banyak orang, tidak ada kesulitan yang tidak bisa diatasi. 

Menjangkau Nepal dan menapaki jalan kebenaran
Memberikan bantuan untuk menstabilkan kehidupan warga setempat
Melangkah dengan mantap untuk menginspirasi relawan yang tak terhingga
Menciptakan berkah bagi komunitas dan membina keharmonisan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 30 Agustus 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 01 September 2024
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -