Ceramah Master Cheng Yen: Menapaki Jalan Kebenaran untuk Menolong Orang yang Menderita

Bodhisatwa sekalian, apakah kalian dipenuhi sukacita? (Ya) Saya juga dipenuhi sukacita. Saat masuk ke sini, saya melihat banyak catatan relawan saat mendengar Dharma. Di dalam setiap buku catatan, setiap kalimatnya mengandung Dharma. Saya sangat gembira. Yang paling menggembirakan bagi saya tidak lain adalah murid-murid saya mempraktikkan ajaran kebenaran dan melatih diri sesuai Dharma. Kalian menyerap Dharma ke dalam hati, inilah persembahan terbaik bagi saya. Sungguh, saya merasa sangat gembira dan tenangkarena setiap orang berpegang pada Dharma.

Kalian menjalankan Tiga Prinsip dan Empat Praktik. Apa yang dimaksud dengan Tiga Prinsip? Memiliki istana welas asih, jubah kelembutan dan kesabaran, serta singgasana kekosongan untuk membabarkan Dharma. Kalian telah menjadi pendengar, pewaris, dan pembabar Dharma. Kita harus senantiasa mendengar Dharma dengan sepenuh hati dan berbagi Dharma dengan setiap orang yang ditemui.

Contohnya saat saya ingin membangun RS Tzu Chi Hualien, kalian mendukung saya dengan sepenuh hati dan tekad. Kalian memperkenalkan Tzu Chi kepada setiap orang yang ditemui dan berusaha menginspirasi mereka untuk bergabung dengan Tzu Chi. Inilah yang disebut menyucikan hati manusia. Tekad saya untuk menyucikan hati manusia tidak pernah berubah selama lebih dari 50 tahun ini. Saya bertekad mengemban misi demi ajaran Buddha dan semua makhluk.

Saat saya berguru kepada Master Yin Shun, kalimat pertama yang beliau katakan pada saya adalah, “Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk.” Selama ini, saya selalu berpegang pada pesan guru saya. Saya membangun ikrar untuk mengemban misi demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Untuk mengemban misi demi ajaran Buddha, saya berusaha untuk menerapkan Dharma dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk menerapkan Dharma dalam kehidupan sehari-hari, kita harus bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia. Para relawan senior kita mengikuti langkah saya dengan cinta kasih yang tulus. Mereka telah bergabung sejak Tzu Chi berdiri dan telah memberikan kontribusi besar dalam Empat Misi Tzu Chi, terlebih misi amal dan kesehatan.

Saat saya mulai menjalankan misi amal, mereka turut memberi dukungan dan bantuan. Saat saya ingin membangun rumah sakit, mereka juga bertekad untuk mendukung pembangunan rumah sakit. Mereka yang bisa bersumbangsih seperti ini sungguh merupakan Bodhisatwa.

Sejak masa-masa awal berdirinya Tzu Chi hingga sekarang, semua orang memiliki kesatuan tekad dan bekerja sama dengan harmonis. Meski jumlah relawan kita tidak meningkat dengan pesat, tetapi tekad pelatihan mereka sangat teguh. Saya sangat kagum pada mereka. Akan lebih baik jika kita bisa terus mengerahkan segenap hati dan tenaga untuk menginspirasi relawan baru.

Buddha datang ke dunia ini demi membimbing orang-orang menapaki Jalan Bodhisatwa. Buddha membabarkan Dharma dengan harapan Dharma dapat diterapkan dalam keseharian. Jika terlepas dari Dharma, maka kita yang merupakan manusia awam akan tenggelam dalam lautan penderitaan akibat noda dan kegelapan batin. Kita tidak tahu kapan pikiran kita menyimpang di kehidupan lampau. Sebersit pikiran yang menyimpang dapat membangkitkan tiga noda batin halus. Tiga noda batin halus ini membuat kita menciptakan berbagai karma buruk sehingga kegelapan batin terus terakumulasi. Benih buruk terus terakumulasi hingga kini sehingga menghasilkan buah yang buruk.

Karma buruk kolektif semua makhluk membuat dunia ini dipenuhi lima kekeruhan serta terjadi banyak bencana alam dan bencana akibat ulah manusia yang membahayakan nyawa manusia. Semua itu adalah penderitaan. Saya berharap setiap orang dapat meneladani Buddha. Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan dan bisa mencapai pencerahan.

Asalkan bisa menenangkan pikiran dan bersyukur setiap hari, kita yang hidup di tengah masyarakat yang tenteram bisa mengimbau orang-orang untuk bersungguh-sungguh mendengar Dharma dan mempraktikkannya secara nyata. Lebih dari 2.500 tahun yang lalu, setelah mencapai pencerahan, Buddha berharap setiap orang dapat mencapai kebuddhaan. Dalam Sutra Bunga Teratai, ada beberapa bab yang mengulas bahwa di kehidupan lampau, Buddha melatih diri dengan menapaki Jalan Bodhisatwa.

Jalan Bodhisatwa adalah modal untuk melatih diri dan santapan bagi jiwa kebijaksanaan kita. Jadi, kita harus menapakinya. Namun, bagaimana cara menapaki Jalan Bodhisatwa? Menapaki Jalan Bodhisatwa sangat mudah. Kita cukup bertindak secara nyata untuk menolong semua makhluk yang menderita. Di mana pun ada orang yang menderita, Bodhisatwa akan segera pergi ke sana untuk bersumbangsih.

Selama ini, Tzu Chi tidak pernah menyimpang dari jalan yang benar dan tujuan kita juga tidak berubah. Mengemban misi demi ajaran Buddha dan semua makhluk saja, sudah banyak tugas yang harus dijalankan. Tujuan kita tidak akan berubah, hanya demi ajaran Buddha dan semua makhluk.

Sepanjang perjalanan ini, saya sangat bersyukur kepada setiap orang yang memberikan dukungan dan bersumbangsih tanpa henti dengan kekuatan cinta kasih. Ini sesuai dengan tema kita tahun ini, yaitu berpadu dalam cinta kasih untuk mewujudkan dunia yang penuh kasih sayang dan selangkah demi selangkah membentangkan jalan untuk melindungi bumi.

Benar, inilah tekad kita. Semoga kalian bisa mempraktikkan Dharma serta mengemban misi demi ajaran Buddha dan semua makhluk.

Tekun mendengar dan mempraktikkan Dharma
Melatih diri dengan keteguhan tekad dan menginspirasi relawan baru
Mempraktikkan Dharma untuk menolong orang yang menderita
Melindungi bumi dan berpadu dalam cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 Januari 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 13 Januari 2018

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -