Ceramah Master Cheng Yen: Mencari Cara untuk Menyalurkan Bantuan

Ketidakselarasan unsur tanah sungguh mengkhawatirkan. Kondisi di Jepang lebih membuat kita tenang karena pasokan barang bantuan di sana cukup memadai, hanya saja akses jalan di sana masih terputus. Selain itu, demi alasan keselamatan, Pemerintah Jepang tidak mengizinkan terlalu banyak organisasi kemanusiaan masuk ke lokasi bencana. Jadi, kita harus menghormati kebijakan mereka. Berhubung Jepang sudah memiliki persediaan barang bantuan yang memadai, bantuan apa lagi yang dapat kita berikan? Kita menerima kabar dari Jepang bahwa kini banyak korban gempa yang tinggal di tempat penampungan sementara dan menderita gangguan stres pascatrauma. Karena itu, dibutuhkan organisasi seperti Tzu Chi untuk mencurahkan perhatian dan penghiburan. Sungguh, melihat banyaknya warga yang berbaring di lantai, saya merasa tidak tega. Kita juga tengah berusaha mencari cara untuk mengirimkan tempat tidur lipat dan nasi Jing Si ke sana. Inilah bantuan yang dibutuhkan para korban gempa.

Setelah beberapa hari berlalu, kini para korban gempa sangat berharap dapat memiliki makanan seperti dalam keseharian. Inilah yang harus kita usahakan. Gempa bumi yang mengguncang Ekuador, Amerika Selatan juga mendatangkan kerusakan yang besar. Beberapa tahun lalu, ada beberapa pengusaha di Ekuador yang datang ke Taiwan untuk mengikuti kamp pengusaha. Kini kita sudah menghubungi beberapa pengusaha di antaranya. Mereka juga mengatakan bahwa mereka bersedia untuk mendukung upaya penyaluran bantuan kita. Kemarin kita sudah meminta bantuan mereka untuk mencari tahu prosedur Kepabeanan yang berlaku di sana. Ini semua membutuhkan kesungguhan hati kita. 

Beberapa hari ini, suasana hati saya sangat berat. Melihat berbagai bencana di dunia akibat kondisi iklim yang tidak selaras, saya sungguh khawatir. Di seluruh dunia ini, ketidakselarasan empat unsur terus mendatangkan bencana. Satu-satunya cara untuk mengurangi bencana adalah dengan menyelaraskan pikiran manusia. Jika pikiran manusia tidak selaras, maka kita tak dapat mengurangi bencana. Berbicara mengenai pikiran manusia, kita dapat melihat di Hong Kong. Saya sungguh tidak memahami pemikiran anak muda sekarang. Tidak sedikit anak muda yang mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Ini membuat banyak orang sangat khawatir. Sesungguhnya, apa yang telah terjadi sehingga membuat para anak muda itu memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup? Saya sungguh tidak tega melihatnya.

Pementasan Drama Musikal Sutra Bakti Seorang Anak

Relawan Tzu Chi di Hong Kong tengah berusaha untuk menenangkan hati anak muda di sana. Di sana, relawan Tzu Chi mementaskan drama musikal Sutra Bakti Seorang Anak. Mereka juga mengundang sekelompok anak muda untuk berpartisipasi dalam pementasan itu. Saat menjalani latihan, relawan kita menjelaskan makna Sutra dan mengajarkan gerakan tubuh kepada mereka. Untuk memperagakan setiap gerakan dengan baik, mereka harus menyerap Dharma ke dalam hati. Anak muda yang berperan sebagai anak pembangkang ini dahulu juga pernah membangkang. ”Dahulu saya gemar bermain permainan secara online. Karena khawatir akan mempengaruhi pelajaran sekolah saya, orang tua saya lalu melarang saya. Namun, saya tidak menuruti dan tidak menghiraukan mereka. Orang tua saya sangat sedih. Menurut saya, kita sebagai anak harus lebih banyak berintrospeksi dan berpikir dari posisi keluarga kita,” ujar Wang Zu-hao,  salah seorang siswa.

Dia bertobat atas sikapnya dahulu yang tidak menghiraukan orang tuanya. Dia juga menyadari bahwa sikapnya yang pembangkang adalah salah. Ada pula seorang gadis yang merasa dirinya sangat berpendidikan dan dapat menjaga dirinya dengan baik. “Dahulu, saat berbicara dengan orang tua, saya tidak pernah berpikir dari posisi mereka. Saya merasa saya sudah berpendidikan tinggi dan semua keputusan yang saya ambil memiliki alasan tersendiri. Karena itu, mereka seharusnya memahami saya karena keputusan yang saya ambil pastilah yang paling benar. Mulai sekarang, saat berbicara dengan mereka, saya akan lebih banyak berpikir dari posisi mereka. Meski berbeda pendapat dengan mereka, tetapi saya berharap segala hal yang saya lakukan tetapi saya berharap segala hal yang saya lakukan dapat mendapat doa dari mereka. Dengan demikian, baru saya dapat mengurangi kekhawatiran mereka,” ujar Wang Cai-xuan, salah seorang pemain.

Tak peduli berapa usia seorang anak, tak peduli seberapa tinggi pendidikan anak mereka, tak peduli anak tersebut sukses atau tidak, orang tua selalu mengasihi dan menyayangi anak-anak mereka. Kini anak-anak itu sudah memahaminya. Seorang pria dari bidang media juga berbagi bahwa pementasan itu membawa pengaruh yang besar bagi Hong Kong. ”Pementasan adaptasi Sutra ini sangat bermakna. Menurut saya, pikiran manusia sekarang sangat kacau. Pementasan ini membawa energi yang positif. Terlebih lagi, ia mengajarkan anak-anak untuk menyadari budi luhur orang tua sekaligus mengajarkan kita tentang rasa bakti dan nilai moralitas. Menurut saya, ini sangat berharga. Pementasan adaptasi Sutra Bakti Seorang Anak patut kita kenalkan kepada lebih banyak orang dari berbagai kalangan, terutama kepada dunia pendidikan. Menurut saya, kita patut menyosialisasikannya secara besar-besaran agar lebih banyak orang memahami pentingnya mengasihi dan berbakti kepada orang tua. Dimulai dari mewujudkan rasa bakti lewat tindakan, saya yakin ini akan menciptakan atmosfer keharmonisan dalam masyarakat dan sangat bermanfaat dalam upaya menyucikan hati manusia,” ucap Zeng Xing-ming, salah seorang penonton.

Banyak anak muda mulai melihat kembali hubungan mereka dengan orang tua hubungan mereka dengan orang tua dan mulai menyadari kesalahan mereka. Di atas panggung, kita melihat betapa besar penderitaan orang tua akibat anak mereka yang pembangkang. Sering kali, saat kita melakukan kesalahan, tidak ada orang yang mengingatkan kita. Saat kita melakukan kesalahan, tetaplah keluarga yang dapat memaafkan kita, bersedia memberi kita kesempatan, terus memercayai kita, dan mendukung kita. Karena itu, kita harus berbakti kepada orang tua.

Sungguh, manusia bukan tidak dapat dibimbing. Diperlukan kesungguhan hati untuk mendedikasikan diri dan membimbing sesama. Bukankah masyarakat kita sekarang bagaikan sebuah panggung sandiwara? Kehidupan manusia bagaikan sandiwara. Kehidupan di dunia bagaikan panggung sandiwara. Apa peran yang akan kita lakoni? Kita harus berperan dengan baik, yakni dengan cara mempraktikkan ajaran Buddha secara nyata agar orang lain dapat melihatnya. Inilah cara kita untuk menginspirasi sesama. Singkat kata, di masa sekarang ini, di tengah bencana yang terjadi akibat ketidakselarasan unsur alam, di tengah bencana akibat konflik antarsesama, dan di tengah ketidakselarasan pikiran manusia akibat sebersit niat yang menyimpang, kita membutuhkan Bodhisatwa yang memahami segala kebenaran untuk menenangkan dan menyucikan hati manusia. Selain ini, apa lagi yang dapat kita lakukan?

Mawas diri dalam menghadapi berbagai bencana yang terjadi

Menyalurkan bantuan bencana  dan menghibur korban gempa

Menanam benih kebajikan lewat pementasan adaptasi Sutra Bakti Seorang Anak

Memahami segala kebenaran untuk mendamaikan pikiran

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 April 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina Ditayangkan tanggal 21  April 2016

Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -