Ceramah Master Cheng Yen: Mencegah Penyakit dan Memberikan Pelayanan Medis Berkualitas
Lewat berita, kita bisa melihat muncul kasus penyakit Zika di Singapura. Singapura merupakan negara yang sangat bersih dengan sanitasi lingkungan yang cukup baik, tetapi kasus Zika tetap muncul di sana. Kondisi dunia ini sungguh membuat orang merasa khawatir. Kehidupan manusia sungguh tidak kekal. Melihat kondisi alam saat ini, kita hendaknya tersadarkan. Terhadap sesama manusia, kita tidak perlu memperhitungkan segalanya. Berapa lama kita bisa hidup? Tidak mudah untuk mengenal ajaran Buddha. Bagaimana bisa kita tidak tekun dan bersemangat? Ajaran Buddha sangat dalam dan luas. Kita tidak bisa memprediksi panjang atau pendeknya usia kehidupan kita, tetapi bisa mengenal ajaran Buddha, kita sungguh sangat beruntung.
Pada zaman sekarang, kita bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk menyebarkan ajaran Buddha ke berbagai tempat. Setelah mendengar Dharma, kita hendaknya menyerapnya ke dalam hati dan mempraktikkannya dalam keseharian dengan penuh cinta kasih. Kita hendaknya saling berbagi Dharma dan membentangkan cinta kasih ke seluruh dunia. Dengan jalinan kasih sayang yang tak berujung dan cinta kasih yang tak terbatas, barulah masyarakat kita bisa lebih aman dan tenteram.
Lihatlah, banyak insan Tzu Chi yang memberikan penyuluhan sanitasi dan memilah barang daur ulang untuk mengurangi volume sampah. Kita juga bisa melihat rumah lansia, orang yang jatuh sakit, atau orang yang berketerbatasan fisik yang tidak dibersihkan. Akibatnya, rumah mereka menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk, tikus, dan lipas yang merupakan sumber penyakit. Insan Tzu Chi sering membantu membersihkan rumah mereka dan memandikan mereka. Dengan membersihkan rumah mereka, relawan kita menjaga kebersihan lingkungan.
Dengan memandikan mereka, relawan kita menjaga kesehatan mereka dan orang-orang di sekitar mereka. Jika tubuh setiap orang sehat, maka sumber penyakit menular akan berkurang. Jika tidak, penyakit bisa menular dari satu orang ke orang lain lewat nyamuk. Jadi, jika kita bias menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan tubuh, maka hidup kita akan aman dan tenteram. Kita bisa melihat pusat perawatan RS Tzu Chi Taichung yang merawat para lansia. Liang Yu-xin, Kepala Perawat menceritakan tentang Lin Xin-neng yang berusia 52 tahun dan menderita kanker kerongkongan pernah merasa putus asa karena penyakitnya.
“Saat datang, dia hanya bisa berbaring dan harus disedot dahaknya. Kita memberinya terapi menelan. Lihatlah, sekarang dia bisa berbicara meski masih menggunakan selang. Dia bahkan sudah bisa berjalan. Ayo, kiri, kanan, kiri. Anda adalah A-tao, saya adalah A-hua. Jadi, kita berdua adalah (Tao-hua). Sebagian lansia merasa bahwa posisi seorang kepala perawat sangat jauh dari mereka. Karena itu, saya berkata kepada mereka bahwa saya adalah A-hua. Mereka tidak perlu takut dan boleh menemui saya saat membutuhkan sesuatu,” ungkap Liang Yu-xin.
Pusat perawatan kita bukan hanya merawat, tetapi juga memberikan fisioterapi. Kita berharap dengan demikian, jiwa dan raga mereka bisa pulih seperti sediakala. “Saya merasa sangat baik dan bersyukur. Mengapa? Mereka terus merawat saya hingga kini. Selain tidak bisa berjalan, kondisi saya sangat baik. Apakah Anda menyayangi saya? Ya. Saya juga menyayangi Anda. Kita menggunakan keprofesionalan kita untuk merawat para lansia ini. Kita berharap di bawah perawatan kita, mereka dapat pulih dan pulang ke rumah. Tempat ini hanyalah persinggahan mereka,” ungkap Huang Mei-ju, Pasien pusat perawatan.
Setelah mereka pulih, anak-anak mereka bisa menjemput mereka pulang ke rumah. Adakalanya, tim medis kita juga akan berkunjung ke rumah mereka. Lewat kunjungan ini, tim medis kita berbagi dengan anggota keluarga mereka bagaimana cara merawat anggota keluarga yang jatuh sakit. Inilah cinta kasih kekeluargaan. Tim medis pusat perawatan kita berbagi dengan setiap keluarga. Kita juga bisa melihat seorang bapak yang baru berusia 50-an tahun, tetapi terkena kanker kerongkongan stadium akhir. Dia sangat putus asa. Karena itu, dia diantarkan ke pusat perawatan kita untuk menjalani pengobatan.
“Melihat para kakek dan nenek di sini berusaha keras untuk berdiri kembali dan bertahan hidup, dia yang sebelumnya cukup putus asa kini bisa menghadapi kondisinya dengan tegar. Saya mulai berpikir, Jika mereka bisa, mengapa saya tidak bisa?” ungkap Xu Mei-yu, Perawat.
Melihat para lansia di sana berusaha begitu keras untuk bertahan hidup dan para perawat begitu mengasihinya, semangatnya pun terbangkitkan. Lihatlah, dia juga bisa membantu perawat kita memindahkan kursi dan meja serta menyuapi dan memijit para lansia. Lihat, inilah siklus kebajikan. Jadi, cinta kasih harus diwariskan. Para perawat di RS Tzu Chi Hualien juga mendedikasikan diri dengan sepenuh hati. Mereka berusaha merawat pasien dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Contohnya seorang perawat yang lulus dari akademi keperawatan kita. Dia memperlakukan pasien bagai guru dan mempelajari banyak hal dari pasien yang dirawatnya. Dia telah menjadi perawat selama 24 tahun. Dia adalah Mei-yu.
“Saat kita merawat pasien yang lukanya mengeluarkan aroma yang menyengat, ucapan pertama mereka bukanlah menanyakan kondisi luka mereka. Ucapan pertama mereka adalah, “Maaf, luka saya mengeluarkan aroma yang begitu tidak sedap.” Ini membuat kita merasa sangat tidak tega. Karena itu, jika tidak ada risiko infeksi, maka adakalanya, kita akan melepaskan masker kita.”
Dia mengembangkan cinta kasih yang murni dan mulia untuk merawat para pasien. Dia menjalankan Enam Paramita dan puluhan ribu praktik untuk membina berkah sekaligus kebijaksanaan. Dengan merawat pasien, dia mempelajari banyak keterampilan. Dia bekerja sambil belajar dan mempublikasikan banyak tesis. Dia juga menciptakan banyak peralatan untuk membantu pasien. Karena itu, dia meraih empat hak paten. Lima tesisnya juga diakui sebagai tesis yang bagus. Selain itu, dia juga memperoleh 3 penghargaan.
Para dokter kita memperlakukan para pasien bagai guru, begitu pula dengan perawat kita. Lewat dedikasi mereka, mereka dapat menciptakan banyak pahala. Mereka melatih diri di tengah pasien. Banyak kisah penuh cinta kasih yang tidak bisa saya ulas satu per satu. Tidak mudah memperoleh kesempatan untuk menjadi penyelamat dalam hidup orang lain. Kehidupan tidaklah kekal. Kita harus menggenggam setiap waktu untuk melakukan apa yang bisa kita lakukan.
Memberikan penyuluhan sanitasi untuk mencegah penyakit
Hidup bahagia bersama keluarga pada usia lanjut
Merawat pasien bagai keluarga sendiri dengan penuh cinta kasih
Memperlakukan pasien bagai guru dan menjadi penyelamat dalam hidup orang lain
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 02 September 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina