Ceramah Master Cheng Yen: Mencegah Penyebaran Virus dengan Kebijaksanaan dan Kasih Sayang Bodhisatwa


Pandemi Covid-19 saat ini masih terus memanas. Semua orang di seluruh dunia hendaknya lebih mawas diri dan tulus. Saya telah berkata bahwa pandemi ini merupakan pelajaran besar bagi kita semua. Yang benar-benar berjuang memerangi virus di garis depan ialah para tenaga medis. Begitu ada orang yang terinfeksi, para tenaga medis siap menjaga dan melindungi pasien dengan ketat bagaikan menjaga kota benteng. Karena itu, saya terus mengingatkan semua tenaga medis, baik para staf medis Tzu Chi maupun para staf medis dari rumah sakit lainnya, semuanya hendaklah meningkatkan kewaspadaan di saat seperti ini.

Dengan hati Buddha yang penuh welas asih agung, para tenaga medis melindungi masyarakat agar mereka tidak terinfeksi virus. Ketika ada pasien Covid-19 yang dirawat di RS kita, setiap staf medis kita, termasuk kepala dan wakil kepala RS beserta para dokter, para kepala perawat, dan para perawat, semuanya bekerja sama dalam tim di area masing-masing dengan kewaspadaan tinggi dan mengenakan APD lengkap. Hanya jika para dokter dan perawat aman dan sehat, barulah mereka dapat mengobati dan merawat pasien. Mereka sungguh telah bekerja keras. Mereka tidak hanya harus melindungi pasien, tetapi juga diri sendiri.

Virus ini tidak memandang apakah kita seorang dokter, pasien, ataupun orang biasa. Begitu kita lengah, virus dapat masuk ke dalam tubuh kita. Karena itulah, para tenaga medis harus mengenakan APD untuk menutupi seluruh tubuh mereka dengan rapat. Demikianlah usaha keras mereka.


Mereka harus berinteraksi dengan pasien dalam jarak dekat, terlebih bagi dokter THT atau dokter mata yang harus memeriksa dengan membuka mulut atau mata pasien dari dekat. Baik dokter THT, dokter gigi, maupun dokter mata, semuanya harus memeriksa pasien dari dekat. Jadi, mereka benar-benar harus meningkatkan kewaspadaan dan melindungi diri dengan baik. Begitu pula dengan para dokter dan perawat lainnya.

Saya sangat mengasihi dan menghormati mereka semua. Mereka sungguh telah mendedikasikan kehidupan mereka serta menjaga tekad dan menjalankan ajaran. Kini, di jalan ini, mereka harus menjaga dan melindungi semua orang agar dapat melewati pandemi ini dengan aman dan tenteram.

Kita semua hidup di dunia yang luas ini. Di ruang yang begitu luas ini, semua orang harus meningkatkan kewaspadaan dan mencegah penyebaran virus. Begitu ada yang terinfeksi, mereka tidak bisa tidak diobati. Jadi, baik para tenaga medis, teknisi laboratorium, maupun staf institusi medis lainnya, semuanya harus melindungi kehidupan dan menjaga kesehatan semua orang di seluruh dunia dengan cinta kasih. Inilah tanggung jawab semua tenaga medis.

Virus ini merupakan bencana yang turun ke alam manusia. Pernahkah kalian membaca kisah tentang raja setan penyebar bencana di dalam Sutra Ksitigarbha? (Pernah.) Benar.


Bencana memang disebabkan oleh karma buruk kolektif semua makluk. Tentu, virus itu tidak terlihat dan tidak dapat disentuh bagaikan arwah-arwah yang mencari kesempatan untuk masuk ke dalam tubuh kita. Jika kita semua berusaha untuk menciptakan berkah, kita dapat membentuk lapisan pelindung yang rapat terhadap serangan virus. Intinya, pandemi telah memberi kita semua pelajaran besar.

Kita harus mengimbau semua orang untuk menyelaraskan kembali pikiran masing-masing. Janganlah tamak mencari kesenangan atau mengonsumsi daging hewan. Konsumsi daging hewan bermula dari ketamakan akan cita rasa. Saya selalu berkata bahwa satu-satunya obat mujarab untuk pandemi ini ialah menerapkan pola makan vegetaris. Kita juga harus menjaga pikiran, memurnikan hati, melenyapkan noda batin, memiliki niat baik, dan banyak berbuat baik.

Buddha mengajari kita bahwa kita memiliki hakikat kebuddhaan yang sama dengan Buddha. Jadi, hendaklah kita menjadi Bodhisatwa yang mengasihi semua makhluk dengan cinta kasih agung. Bodhisatwa merupakan makhluk dengan cinta kasih berkesadaran. Hendaklah kita menjadi Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan.

Saya sering berpesan kepada kalian untuk memperpanjang jalinan kasih sayang. Kasih sayang ini adalah kasih sayang Bodhisatwa. Kita harus tercerahkan, memiliki hati yang sama dengan Buddha, serta memiliki hati yang mengasihi semua makhluk dengan belas kasih dan cinta kasih agung. Jadi, dengan memperpanjang jalinan kasih sayang dan memperluas cinta kasih, kita dapat membebaskan satwa dan melindungi kehidupan semua makhluk.


Kita semua harus belajar untuk beranjak dari tataran awam dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita harus melatih diri untuk mencapai pencerahan seperti Buddha. Semua orang memiliki hakikat kebuddhaan. Tidak sulit bagi kita untuk berbuat baik. Kita bisa bersumbangsih sedikit demi sedikit semampu kita.

Meskipun Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita, tetapi kita harus mengasihi diri sendiri terlebih dahulu, barulah kita dapat mengasihi sesama. Hanya jika kita menjaga diri dengan baik, barulah kita dapat menjaga lebih banyak orang.

Semua pasien Covid-19 membutuhkan perawatan kita. Karena itu, kita harus berani. Namun, kita juga harus bijaksana. Inilah yang disebut mempraktikkan welas asih dan kebijaksanaan secara bersamaan. Keberanian itulah kebijaksanaan.

Untuk meringankan penderitaan semua makhluk, kita harus membangkitkan cinta kasih dan kasih sayang Bodhisatwa. Selain merawat mereka dengan welas asih, kita juga harus menjaga diri dari penularan virus dengan kebijaksaan kita. Demikianlah kita mempraktikkan welas asih dan kebijaksanaan secara bersamaan. Mari kita lebih bersungguh hati.  

Para tenaga medis menjaga tekad dan menjalankan ajaran
Memiliki welas asih, kebijaksanaan, hati Buddha, dan kasih sayang Bodhisatwa
Mencegah penyebaran virus dengan menciptakan berkah dan memupuk kebajikan
Obat mujarab untuk pandemi ialah pola makan vegetaris

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 16 April 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 18 April 2022
Dengan keyakinan yang benar, perjalanan hidup seseorang tidak akan menyimpang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -