Ceramah Master Cheng Yen: Mencegah Penyebaran Wabah dengan Cinta Kasih


“Jumlah kasus seperti tahun ini belum pernah ada sebelumnya. Pada periode yang sama tahun lalu, kasusnya nihil. Begitu pula dengan angka kematian. Saat mengumumkan wabah pertusis, kami mengetahui bahwa sudah ada empat korban jiwa. Ini membuat kami memutuskan untuk mengumumkannya,”
kata Rolando Cruz Epidemiolog Biro Kesehatan Quezon.

“Kami sangat takut. Karena itulah, kami tidak mengizinkan kerabat atau siapa pun yang berkunjung ke rumah kami mendekati atau mencium anak kami. Kami kembali menggunakan tisu basah alkohol dan mengenakan masker seperti pada masa pandemi Covid-19,” kata salah seorang warga.

Pada saat seperti ini, saya selalu merasa bahwa inilah "wabah penyakit" yang diulas dalam Sutra Buddha.

“Departemen penyakit menular mulai dikenal orang-orang sejak merebaknya SARS pada tahun 2003. Saat itu, kita mendapati bahwa saat seorang pasien menderita penyakit yang tingkat penularannya sangat tinggi, tetapi tidak segera teridentifikasi dan diisolasi, itu akan membawa dampak serius bagi tenaga medis dan pasien yang dirawat di ruangan yang sama dengannya. Sejak saat itu, disusunlah kebijakan pengendalian infeksi,” kata Peng Ming-ye Kepala departemen penyakit menular RS Tzu Chi Taipei.

“Saat itu, SARS dianggap sebagai wabah sekali dalam seabad. Namun, dalam waktu kurang dari 20 tahun, muncul lagi pandemi Covid-19. Jadi, penyakit menular baru pasti akan muncul lagi di masa mendatang. Hanya saja, kita tidak tahu kapan ia akan muncul. Kita hendaknya waspada dan melakukan pencegahan, seperti dengan rajin mencuci tangan,” pungkas Peng Ming-ye.


Saat mendengar tentang penyakit menular, saya merasa bahwa lingkungan sangatlah penting. Hari ini, kita membahas tentang manusia. Namun, saya merasa bahwa kita hendaknya menjaga lingkungan kita agar terbebas dari virus dan kuman penyakit. Akan tetapi, ini sangatlah sulit. Kuman penyakit tidak terlihat dan sulit dihentikan penyebarannya. Karena itu, kita terus berkata bahwa kita harus melakukan upaya pencegahan. Untuk itu, kita harus menjaga kebersihan.

Hendaklah kita menyucikan hati manusia dan menjaga kebersihan lingkungan. Bagaimana cara menyucikan hati manusia? Dengan mengendalikan nafsu makan. Penyakit masuk melalui mulut. Selain bisa tertular penyakit dari luar, kita juga bisa tertular penyakit dari makanan. Demi memenuhi nafsu makan, orang-orang membuka banyak peternakan. Demi memenuhi nafsu makan, manusia telah merusak Bumi dan menyembelih banyak hewan. Dalam ajaran agama, terlebih agama Buddha, merenggut nyawa hewan sungguh bertentangan dengan prinsip kebenaran.

Agama Buddha mengajarkan untuk menyelamatkan kehidupan dan menolong semua makhluk. Membunuh hewan sepenuhnya bertentangan dengan prinsip kebenaran ini. Kita belum menggunakan misi kesehatan kita untuk membimbing orang-orang menyucikan jiwa dan raga. Jadi, para staf badan misi kesehatan kita hendaknya membimbing orang-orang untuk menyucikan jiwa dan raga, terutama mengendalikan nafsu keinginan.

Contohnya, pecandu alkohol. Mereka hanya akan berhenti mengonsumsi minuman keras setelah jatuh sakit. Namun, siapakah yang dapat menasihati dan membimbing mereka? Hanya para dokter yang dapat menasihati dan membimbing mereka. Para dokter juga merupakan pendidik yang dapat membantu orang-orang mencegah berbagai penyakit. Para dokter diberikan tanggung jawab besar untuk melindungi kesehatan dan kehidupan. Karena itulah, saya sering berkata bahwa dokter merupakan Buddha hidup. Sungguh, mereka harus memikul tanggung jawab ini.


Pandemi Covid-19 dan penyebaran wabah penyakit lain telah memberikan pelajaran dan peringatan besar pada kita. Jika kita tidak memetik hikmah darinya, masih akan muncul wabah penyakit. Ini sangat mengkhawatirkan. Karena itu, saya menaruh harapan besar terhadap misi kesehatan kita. Saya sungguh merasa bahwa para tenaga medis memiliki kehidupan yang bernilai.

Dapat mengemban tanggung jawab besar di dunia ini merupakan kehidupan yang paling bernilai. Di Tzu Chi, kita semua memiliki kesatuan tekad. Dua hingga tiga tahun yang lalu, dalam rapat pagi dengan para kepala RS kita, saya berkata bahwa wabah penyakit telah menyerang dan para dokter kita hendaknya seperti jenderal yang menjaga benteng agar tidak dikuasai lawan. Demikianlah kita melakukan upaya pencegahan.

Kita menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan cermat untuk mencegah penyebaran wabah penyakit. Sesungguhnya, menjadi dokter atau perawat sangat melelahkan. Mereka mendedikasikan diri untuk melindungi kehidupan dengan cinta kasih. Mendedikasikan diri untuk melindungi kehidupan sangatlah mulia. Semua orang hidup di dunia ini. Tanpa manusia di dunia ini, tidak akan ada pelayanan kesehatan. Inilah prinsip kebenaran tentang kekosongan sejati dan eksistensi ajaib. Mengapa ada orang yang jatuh sakit? Mengapa ada orang yang menyelamatkan kehidupan? Virus penyakit tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, tetapi dapat menular.


Pandemi Covid-19 sungguh merupakan pelajaran dan ujian besar bagi kita. Kita hendaknya bersungguh hati menghadapi ujian ini. Kita juga harus bersungguh hati dalam mendidik mahasiswa kedokteran. Selain mengajarkan pengetahuan medis, yang terpenting ialah kebajikan dan kemurahan hati. Berhubung pelayanan medis bertujuan untuk mengobati pasien, kita harus berpegang pada kebajikan dan kemurahan hati. Jadi, kita harus bersungguh hati dan memikul tanggung jawab besar.

Saat pandemi menyerang, para dokter harus memikul tanggung jawab untuk mencegah penyebaran wabah. Selain itu, juga ada para perawat. Selain para dokter yang mencegah penyebaran wabah, kita juga harus memandang penting para perawat. Selain memperhatikan dan bersyukur kepada dokter, kita hendaknya juga mengasihi dan bersyukur kepada perawat.

Seorang dokter membutuhkan dukungan banyak perawat. Menangani pasien mungkin hanya butuh seorang dokter, tetapi perawat yang menjaga emosi pasien dan merawat pasien sangatlah banyak. Saat tubuh pasien basah atau kotor, para perawat harus membantu membersihkannya. Karena itu, para perawat lebih rentan terinfeksi. Jadi, kita sungguh harus menjalankan rumah sakit kita dengan kemurahan hati dan kebajikan. 

Berhenti menciptakan karma buruk dengan mengendalikan nafsu makan
Menyucikan hati manusia dan menghimpun cinta kasih
Memikul tanggung jawab besar untuk menyelamatkan kehidupan
Mempraktikkan kemurahan hati dan kebajikan dengan kesatuan tekad

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 28 April 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 30 April 2024
Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -