Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Berkah dan Menumbuhkan Kebijaksanaan
“Menggalang hati dan cinta kasih dimulai dari merekrut donatur baru. Untuk menjadikan diri sendiri sebagai teladan, saya terlebih dahulu merekrut kerabat, teman,dan rekan kerja saya. Saya menelepon mereka satu persatu. Melihat saya begitu antusias merekrut donatur baru, para donatur saya berinisiatif mengajak teman dan kerabat mereka menjadi donatur saya. Jadi, saya akhirnya merekrut lebih dari 50 donatur baru,” kata Xu Guang-qing, relawan Tzu Chi ketika berbagi pengalaman di Aula Jingsi Xindian, Taiwan.
“Banyak anggota tim kami yang merupakan relawan senior yang bijaksana. Meski kesehatan mereka kurang baik, tetapi mereka rela menggunakan tongkat demi keluar menggalang dana. Mereka menginspirasi banyak orang. Bagi kami yang merupakan generasi muda, ini sangat menyentuh,” kata Chen Yu-xin, relawan Tzu Chi.
“Selama puluhan tahun ini, Master Cheng Yen sering berkata bahwa akumulasi donasi kecil dapat membentuk kekuatan besar. Saya hendaknya masih bisa menginspirasi tetes demi tetes cinta kasih. Saya membangun ikrar seperti itu. Tidak disangka, saya bisa mewujudkannya. Saya masih melakukannya hingga kini. Terima kasih, Master,” kata Wei Man-zi, relawan Tzu Chi lainnya.
Sungguh, di kehidupan ini, kesungguhan hati kalian merupakan persembahan terbaik bagi saya. Kalian mengikuti langkah saya dengan cinta kasih berkesadaran. Kita menjalankan misi Tzu Chi bersama dengan kesatuan hati dan tekad. Sebagai generasi pertama insan Tzu Chi, kita harus mewariskan Ajaran Jing Si dan menyebarluaskan Mazhab Tzu Chi hingga selamanya.
Saya yakin asalkan kita bersungguh hati, di dalam hati kita akan terdapat Dharma dan kita bisa mewariskannya hingga selamanya tanpa terputus. Ini bergantung pada tekad kita untuk mewariskannya. Saya yakin bahwa Dharma bisa diwariskan hingga selamanya karena setiap orang bersumbangsih dengan kesungguhan hati dan hati yang murni. Kita tidak melekat pada materi dan membangun tekad agung untuk bersumbangsih. Seiring berlalunya detik demi detik, jiwa kebijaksanaan kita terus bertumbuh karena kita memiliki pikiran dan arah yang benar.
Tzu Chi telah berdiri lebih dari setengah abad. Yang berada di sini adalah anggota komite dan Tzu Cheng yang sangat senior. Kita semua tahu bahwa di Tzu Chi, kita menciptakan berkah. Yang insan Tzu Chi lakukan ialah menciptakan berkah bagi dunia, bukan memohon berkah bagi diri sendiri. Tanpa menciptakan berkah, bagaimana kita bisa memperoleh berkah? Jika tidak menabur benih, bagaimana kita memperoleh hasil panen? Jadi, prinsip yang kita pegang ialah apa yang ditabur, itulah yang dituai. Untuk memperoleh buah karma yang baik, kita harus bersumbangsih secara nyata.
Saya sungguh sangat berharap setiap orang dapat melapangkan hati. Selama beberapa waktu setelah Afrika Timur diterjang Siklon Idai, saya jatuh sakit. Meski demikian, saya tidak menyia-nyiakan waktu. Meski dengan mata terpejam, saya tetap mendengarkan para relawan muda yang berada di Afrika Timur. Para relawan muda ini melaporkan ke mana mereka pergi, perkembangan terbaru di sana, dan apa yang akan mereka lakukan. Saya tetap mendengarkan dan memberikan ceramah.
Kita harus menggenggam waktu yang ada. Kita harus menggenggam waktu untuk menolong orang yang membutuhkan. Sesungguhnya, demi siapa kita menggalang dana? Demi orang-orang yang menderita. Orang-orang yang menderitalah yang mendukung pelatihan Bodhisatwa kita. Bodhisatwa datang ke dunia ini untuk menjangkau makhluk yang menderita. Sebagai Bodhisatwa dunia, kita memiliki kekuatan yang besar untuk menjangkau Afrika dan memperbaiki kehidupan orang yang menderita. Sesungguhnya, lewat bantuan bencana internasional, kita menciptakan berkah dan menumbuhkan kebijaksanaan. Dengan kebijaksanaan, kita baru tahu bahwa setiap orang perlu menciptakan berkah. Selama ini, saya jarang berkata bahwa berdonasi berarti menciptakan berkah. Kita bukan hanya menciptakan berkah di kehidupan sekarang.
Di kehidupan lampau, jika kita tidak menjalin jodoh baik dengan semua makhluk, maka saat kita menggalang dana, orang lain mungkin tidak akan menyambut ajakan kita. Namun, saat relawan lain mengajaknya, dia mungkin berkata, “Saya telah mendengar penjelasannya tadi. Anda juga merupakan relawan Tzu Chi? Saya akan menjadi donaturmu.”
Dia memiliki jalinan jodoh baik dengan relawan lain, tetapi tidak dengan kita. Meski demikian, kita telah menanam benih kebajikan. Kita telah menabur benih kebajikan di dalam ladang batinnya. Karena itulah, saya ingin kalian berbagi tentang Tzu Chi dengan setiap orang yang ditemui. Apa yang bisa kita bagikan tentang Tzu Chi? Kita bisa berbagi tentang makhluk yang menderita di seluruh dunia agar setiap orang bisa menyadari berkah setelah melihat penderitaan dan menciptakan lebih banyak berkah. Karena itulah saya sering mengingatkan kalian untuk berbagi tentang Tzu Chi dengan setiap orang yang ditemui.
Demikianlah insan Tzu Chi pada masa-masa awal menciptakan berkah. Jika kita dipenuhi berkah, kita bisa menolong sesama. Kita harus membuka pintu hati dan memperluas Jalan Bodhisatwa karena tujuan menapaki Jalan Bodhisatwa ialah menjangkau makhluk yang menderita. Bodhisatwa datang ke dunia ini untuk menjangkau makhluk yang menderita. Pada saat seperti ini, kita harus membentangkan jalan dan terus melangkah maju. Dalam menggalang dana, yang terpenting bukanlah banyaknya dana yang terhimpun, melainkan mengingatkan kita untuk berpegang pada tekad kita. Kita harus tahu bahwa tetes demi tetes dana yang terhimpun digunakan tepat pada tempatnya. Demikianlah kita menjalankan misi Tzu Chi. Kita membangun tekad agung serta mengerahkan segenap hati dan tenaga untuk menggarap ladang berkah. Mengajak orang-orang bersumbangsih semampu mereka juga termasuk menabur benih kebajikan dan menciptakan berkah bersama.
Kita harus yakin bahwa dengan berdonasi semampu kita atau membangun tekad untuk bersumbangsih, kita mampu menolong makhluk yang menderita. Menghimpun kekuatan cinta kasih bagai mengumpulkan embun yang manis. Semoga para insan Tzu Chi dapat menggenggam jalinan jodoh untuk menolong orang yang membutuhkan di Afrika. Kelak, janganlah kita melupakan orang-orang yang bersumbangsih sekarang, negara yang kita jangkau, dan niat yang kita bangkitkan. Dengan sebersit niat, kita dapat menciptakan berkah dan membawa ketenteraman bagi negara lain.Jadi, kita harus menggenggam waktu untuk bersumbangsih.