Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Berkah dan Menyerap Dharma ke Dalam Hati
Unsur alam tidak selaras, pikiran
manusia juga tidak selaras. Zaman sekarang, orang kaya sangat kaya, sedangkan
orang yang kekurangan dilanda kelaparan yang sangat serius.
Di India, ada lebih dari 72 juta
balita yang menderita anemia karena kekurangan nutrisi. Kehidupan orang kurang
mampu sungguh sangat memprihatinkan. Di Taiwan, ada banyak orang yang hidup
makmur. Kesenjangan sosial di dunia ini sangat tinggi dan banyak orang yang
hidup menderita.
Alangkah baiknya jika setiap orang bisa mencurahkan sedikit cinta kasih untuk membantu anak-anak yang kekurangan nutrisi itu. Alangkah baiknya jika setiap orang bisa mengerahkan sedikit tenaga. Di wilayah pegunungan Hualien, Taiwan, seorang pendaki gunung hilang kontak. Di tengah upaya pencarian, ada seorang petugas yang terjatuh dan mati tenggelam. Ini sungguh sangat disayangkan.
Setelah tahu bahwa anggota tim
penyelamat mengalami insiden seperti ini, insan Tzu Chi di Fenglin segera
bergerak untuk memperhatikan anggota keluarga korban jiwa. Bagi anggota tim
penyelamat yang masih bertugas di pegunungan untuk mencari orang yang hilang, relawan
kita juga menyiapkan selimut dan barang kebutuhan lainnya yang akan dikirimkan
dengan helikopter. Barang-barang yang dibutuhkan akan dikirimkan dengan helikopter
dan dijatuhkan di wilayah pegunungan agar para pahlawan yang masih berupaya menyelamatkan
orang dapat menghangatkan tubuh. Relawan kita menggunakan kesungguhan hati dan
kekuatan cinta kasih untuk bersumbangsih.
Begitu pula dengan relawan di
Afrika Selatan. Meski orang yang membutuhkan berada di tempat yang jauh, mereka
tetap menjangkaunya. Mereka menjangkau orang yang kurang mampu dan jatuh sakit dengan
tujuan melatih diri di tengah sumbangsih. Mereka menolong orang yang kurang
mampu dan menderita sekaligus membabarkan Dharma.
Mereka mengemban berbagai misi. Mereka
harus menempuh perjalanan yang jauh untuk mencurahkan perhatian. Mereka membawa
kekuatan cinta kasih ke wilayah yang sangat kekurangan dengan harapan dapat
menginspirasi benih cinta kasih di wilayah tersebut. Ini sungguh sangat
menyentuh.
Kita juga melihat Honduras. Di
Honduras, Relawan Chang melatih diri dalam jangka panjang, tanpa henti, dan
secara menyeluruh. Dia juga melatih rasa hormatnya. Dengan menjalankan Empat
Latihan, dia telah bersumbangsih di Honduras selama bertahun-tahun.
Sumbangsihnya sungguh sangat
menyentuh. Dia dan relawan lainnya membangun rumah dan membawa kehangatan bagi
warga setempat. Beras yang diberikan Dewan Pertanian Taiwan juga mereka bagikan
kepada orang yang membutuhkan. Mereka telah menjalankan semua misi ini.
“Saya sangat gembira. Ini merupakan
bantuan yang sangat besar. Saya hidup sebatang kara. Anak saya telah
meninggalkan saya. Tangan dan kaki saya tidak sempurna, tetapi saya harus bekerja
keras agar bisa bertahan hidup,” kata Dionisia Alvarez, warga Cedeno.
“Kami sedang memasak. Beras ada
di sana. Kami akan memasak beras-beras ini dan menikmatinya bersama. Saya sangat
berterima kasih pada kalian. Kalian telah banyak membantu kami. Untuk membeli
satu pon beras, kami harus menghabiskan 14 lempira Honduras. Di sini ada 25 pon
beras. Dengan ini, kami bisa menghemat pengeluaran yang sangat besar. Kalian
juga memberi kami tempat tidur dan selimut. Ini merupakan bantuan besar bagi
komunitas kami,” kata Victoria Oliva Warga Boca del Rio Viejo.
“Anak-anak kami kekurangan nutrisi
dan berat badan mereka kurang. Berkat bahan pangan dari Tzu Chi, kami bisa
memperbaiki masalah ini. Kami sangat berterima kasih karena bantuan yang Tzu
Chi berikan adalah yang sangat kami butuhkan. Kami berharap orang baik yang
membantu kami bisa terus bersama dengan kami. Ini sungguh sangat menyentuh,”
Jose Ortiz, Warga Boca del Rio Viejo.
Tahun lalu, Honduras dilanda
banjir besar. Dengan sepenuh hati, insan Tzu Chi menggelar baksos kesehatan, mencurahkan
perhatian ke pedesaan, dan lain sebagainya. Insan Tzu Chi juga menginspirasi
relawan lokal yang hidup kekurangan, tetapi bersedia bersumbangsih. Mereka
bahkan tidak rela naik rakit karena ingin menghemat uang. Inilah kekuatan cinta
kasih.
Meski hidup kekurangan, mereka
memiliki kekayaan batin dan bersiteguh untuk menolong sesama. Ini sungguh tidak
mudah. Singkat kata, ada banyak kisah tentang estafet cinta kasih yang bisa
kita bagikan kepada orang lain. Kita harus menjadi saksi sejarah zaman sekarang
dan menulis sejarah bagi dunia.
Meski zaman sekarang, banyak
orang yang pikirannya tidak selaras, tetapi juga ada banyak orang yang
bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih. Jika benih ajaran kebenaran ditaburkan
ke dalam hati setiap orang, maka secara alami, benih tersebut akan bertunas. Kita
bisa melihat banyak orang yang menderita. Kehidupan mereka sungguh tidak mudah.
Inilah yang kita lihat di Honduras.
Tadi, kita juga melihat warga
Afrika yang lebih menderita dari warga Honduras. Berhubung dunia ini penuh
dengan penderitaan, maka kita semakin membutuhkan himpunan cinta kasih dari
banyak orang. Jadi, kita harus menginspirasi lebih banyak Bodhisatwa dunia dan
menghimpun tetes demi tetes cinta kasih. Dalam sebutir beras terhimpun cinta
kasih sepanjang masa dan dalam hal terkecil pun terkandung Dharma yang mengubah
kehidupan.
Kita harus menyerap Dharma ke
dalam hati. Dalam ceramah pagi, saya mengulas tentang Samadhi. Samadhi adalah
konsentrasi benar. Dengan Dharma yang benar, kita menjaga pikiran kita agar
tidak kacau serta bersumbangsih secara nyata di jalan yang benar. Himpunan
kekuatan-kekuatan kecil bisa membentuk kekuatan yang sangat besar. Kini, dunia
ini tidak kekurangan apa pun, kecuali cinta kasih dan rasa empati.
Mencurahkan perhatian kepada petugas yang melakukan upaya penyelamatan di pegunungan
Menciptakan berkah dan menyebarkan cinta kasih meski hidup kekurangan
Menjalankan Samadhi dan menyerap Dharma ke dalam hati
Ceramah Master Cheng
Yen tanggal 9 Maret 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry,
Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 11 Maret 2017