Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Berkah dengan Beralih ke Pola Makan Vegetaris

Dalam dua tahun ini, saya mengikuti kelas bedah buku komisaris kehormatan dan mengikuti ceramah Master sehingga dapat menyelami Sutra Bunga Teratai. Saat ada pertanyaan mengenai Sutra Buddha, saya dapat berdiskusi dengan yang lainnya. Saya ambil satu contoh. Dalam Sutra Teratai sering muncul kata agung, seperti membangun ikrar agung, nakhoda agung, tabib agung, pembimbing agung Saya bertanya kepada kakak-kakak apa arti kata gung ini. Sejak kecil saya hanya diajarkan untuk memasang target besar, menjalankan bisnis besar, menghasilkan uang besar. Agung dan besar, apakah artinya sama? kata Zhang Hong-de pengusaha.

“Seorang kakak menjelaskan bahwa orang pada umumnya memaknai ‘besar’ sebagai suatu skala atau ukuran pencapaian, sedangkan di dalam ajaran Buddha, ‘agung’ merujuk pada ‘kendaraan agung’ yang membawa manfaat bagi makhluk lain, sesuatu yang tidak berlandaskan pada ego. Begitu mendengarnya, saya sadar seketika dan merasakan sukacita dalam Dharma,” lanjutnya.

Lalu, di dalam kelas bedah buku kami, kami juga sering berdiskusi tentang kegiatan pelestarian lingkungan Tzu Chi dan sosialisasi vegetarisme. Saya yang berlatar belakang teknik, sering merasa bahwa untuk menolong Bumi, kita harus mengandalkan teknologi dan inovasi. Rancangan teknologi selalu ada, tetapi jika hati manusia tak kunjung sadar, tidak akan ada kekuatan untuk mengembangkannya. Jadi, poin utamanya tetap berada pada hati manusia dan edukasi. Bukankah ini yang Master sebut pelajaran besar? pungkasnya.

Saya sering mengatakan bahwa Buddha adalah Yang Mahasadar Di Alam Semesta. Beliau membabarkan Dharma agar kita tahu bahwa semua makhluk berada dalam kesesatan. Intinya, Buddha hanya ingin membantu kita untuk berpaling dari kesesatan menuju kesadaran sehingga kita dapat memahami kebenaran. Intinya, agama adalah sebuah arah yang benar.


Ajaran ini adalah pelajaran yang tak habis dipelajari. Ini disebut agama. Agama apa pun patut kita hormati dan patut diyakini. Kita meyakini ajaran Buddha bahwa semua makhluk hidup memiliki kesadaran. Saya sering mengatakan tentang karma kolektif. Semakin banyak orang yang mengarah pada kebajikan, dunia dan masyarakat akan semakin harmonis.

“Saya suka makan enak dan selalu ingin makan daging. Namun, pada akhirnya berat badan saya hampir mencapai seratus kilogram. Tekanan darah, kolesterol, dan gula darah tinggi membayangi saya. Tubuh saya menjadi tidak sehat. Jadi, dalam kondisi tidak sehat ini, saya mulai menjalani diet. Saat saya mengurangi makan daging, saya merasa kondisi kesehatan saya membaik. Saya juga menjadi lebih bersemangat. Temperamen saya juga lebih baik. Ini adalah kesaksian dari saya. Dari sini, saya mulai tertarik pada makanan vegetaris,” kata Li Shao-kang pemilik restoran vegetaris.

Kini saya menemukan bahwa tanpa makan daging dan hanya bervegetaris, kita tetap bisa makan enak dan sehat. Saya sudah berusia 70 tahun. Saya rasa saya harus melakukan hal yang benar. Saya berharap, tak peduli laki-laki, perempuan, tua, atau muda, semua orang bisa suka untuk bervegetaris. Tentu, saya paling senang jika pemakan daging bisa bervegetaris atau anak muda bisa bervegetaris karena dengan begitu baru ada harapan. Saya percaya bahwa jika semua orang bervegetaris, ini akan sangat membantu bagi pelestarian lingkungan dan peredaman pandemic,” pungkasnya.

“Saat menjual makanan hewani, saya juga menemui banyak masalah. Contohnya, saat hendak memotong ikan karper, karyawan akan membantingnya. Saat membantingnya, mereka sambil berkata, ‘Kamu cari saja majikan saya.’ Saya tertegun dan merasa tidak nyaman,” kata Lian Yong-fu pemilik restoran vegetaris.

“Saat itu di lantai dua ada altar Buddha. Saat masih menjual makanan hewani, saya berdoa di lantai atas dan membunuh di bawah. Hati saya merasa tidak tenang. Jadi, saat suami saya dalam sehari memutuskan untuk beralih ke makanan vegetaris, saya bisa merasa tenang. Saat kami beralih dari makanan hewani ke nabati, awalnya banyak pelanggan yang bertanya, Usahamu begitu bagus, mengapa harus beralih ke makanan vegetaris? Saya langsung mengatakan kepada pelanggan, Tentu karena sebersit welas asih dalam hati saya, saya tidak tega untuk terus membunuh. Saya sendiri sudah bervegetaris bertahun-tahun, tetapi masih menjual makanan hewani. Saya sangat tidak tenang.Setelah beralih ke makanan vegetaris, saya berkata kepada para pelanggan bahwa yang terpenting ialah menginspirasi orang yang makan daging untuk bervegetaris,” Li Shao-kang pemilik restoran vegetaris.

“Berhubung kami sudah memiliki dasar, maka saat memasak makanan vegetaris, saya percaya rasanya juga bisa tetap lezat dan dapat menginspirasi lebih banyak pemakan daging untuk menjadi vegetarian,” pungkasnya.


Hari ini, saya telah mendengar kisah dari kalian yang menjalankan berbagai bidang usaha, terutama pakaian dan makanan. Pakaian dan makanan adalah kebutuhan primer. Namun, dalam hal makan, meski masing-masing orang hanya memiliki satu mulut, tetapi dalam sehari semua orang di dunia bisa menelan lebih dari 210 juta nyawa hewan. Sebagian besar dari angka ini mungkin berasal dari restoran.

Dalam proses makan yang dibarengi nafsu yang begitu singkat dan sementara, manusia malah melakukan pembunuhan besar. Tentu, mendengar orang-orang yang menjadi vegetarian, saya mengucapkan selamat. Kalian telah memahaminya. Namun, kalian harus lebih memahami bahwa angka tadi bukan semata-mata ditunjukkan karena saya adalah rohaniwan dan pasti mendorong pola hidup vegetaris. Angka itu bukan berasal dari saya. Mengapa angka itu bisa dikeluarkan? Karena ini berhubungan dengan perubahan iklim dan pelestarian lingkungan.

Populasi manusia kini sudah mencapai 7,7 miliar jiwa. Dalam sehari saja, manusia bisa menghabiskan lebih dari 200 juta ekor hewan. Dalam setahun, lebih dari 70 miliar ekor hewan dibunuh. Ini sama dengan sepuluh kali lipat populasi manusia.

Setiap harinya, hewan ternak yang bersama-sama bernapas dengan kita berjumlah 10 kali lipat dari populasi manusia. Napas manusia saja sudah membawa pencemaran, terlebih lagi hewan-hewan ini. Hewan-hewan ini dikembangbiakkan secara massif demi memenuhi permintaan manusia. Ini menyebabkan pencemaran udara yang berdampak pada perubahan iklim dan kenaikan suhu udara.

Alangkah baiknya jika kita bisa menyosialisasikan vegetarisme dan bervegetaris. Kenyataannya, semua orang perlu makan. Kita hanya perlu bertekad untuk mengubah pandangan terhadap pola makan.


Kini banyak orang yang tidak memasak sendiri makanan mereka. Mereka memilih untuk makan di luar. Karena itu, jika kalian hanya menjual makanan vegetaris, mereka juga tidak ada pilihan. Singkat kata, usaha kalian tak akan terpengaruh.

Di sisi lain, kalian mendapatkan pahala karena menyediakan makanan agar orang lain tidak kelaparan, terlebih mendapat pahala tambahan karena tidak membunuh.

“Kami menyosialisasikan vegetarisme dalam dunia usaha. Salah satu perusahaan sudah menjalankan ini selama empat bulan. Setiap orang di sana makan dengan gembira. Mereka bahkan mengajak anggota keluarga mereka. Selain makan makanan vegetaris di kantor, mereka juga mengajak anak dan istri di rumah untuk bersama-sama bervegetaris. Mengenai pola makan vegetaris ini, kami sudah menyosialisasikannya sejak bulan April. Kami telah mengajak belasan perusahaan untuk menyediakan makanan vegetaris. Sampai saat ini, mereka semua masih terus bervegetaris,” kata Chen Bao-lan relawan Tzu Chi.

Saya berharap kita semua lebih berusaha. Dengan sama-sama berusaha, kita dapat membuat orang-orang lebih sehat dan tenteram. Dengan membuat orang-orang sehat dan tenteram, pahala yang didapat sungguh tak terhingga. Restoran yang menjual makanan vegetaris dapat menciptakan berkah.

Saya juga berharap kita semua dapat memiliki tekad yang sama untuk menciptakan berkah di dunia demi meredam bencana. Inilah ketulusan. Dengan membuat semua orang berkesempatan untuk bervegetaris dengan tulus, kita telah menciptakan pahala yang tak terhingga. Terima kasih.

Manusia memakan daging makhluk hidup demi nafsu makan
Beralih dari makanan hewani ke nabati demi mewujudkan keharmonisan
Menjalankan pola makan yang ramah lingkungan
Meredam bencana dan membawa berkah bagi dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 Desember 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 22 Desember 2020 
Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -