Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Berkah dengan Cinta Kasih Berkesadaran
Saya sungguh berterima kasih kepada semua insan Tzu Chi. Dengan kekuatan cinta kasih, setiap orang bagaikan memberikan tetes demi tetes air. Ketika tetesan air jatuh di satu wadah yang sama, air akan memenuhi wadah itu. Jadi, ketika tetesan air dari banyak orang terkumpul menjadi satu, kita dapat menggarap ladang berkah yang luas. Begitu pula dengan pikiran kita. Tekad kita bagaikan tetesan air. Tekad yang terhimpun dapat mewujudkan banyak hal bagai tetesan air yang tak terhingga.
Lihatlah ke seluruh dunia. Dunia saat ini dipenuhi banyak bencana, kemiskinan, dan orang-orang yang menderita. Kita juga dapat melihat bahwa Tzu Chi hadir di dunia untuk memberikan bantuan dengan tepat waktu. Setiap hari, Da Ai TV selalu melaporkan hal-hal yang dilakukan oleh insan Tzu Chi. Saya selalu merasa bersyukur dan bernilai. Sepanjang hidup saya sungguh bernilai.
Belakangan ini, saya selalu memikirkan hal ini. Dalam 2 hingga 3 tahun terakhir, saya selalu berkata bahwa jangan pernah kita melupakan suatu masa, orang-orang yang ada, dan peristiwa yang pernah terjadi. Meski 2 hingga 3 tahun ini saya selalu mengatakan ini, saya akan terus mengatakannya setiap tahun. Kita tidak boleh lupa akan hal ini.
Insan Tzu Chi harus memiliki semangat cinta kasih Tzu Chi. Kita harus ingat akan cinta kasih berkesadaran. Bodhisatwa adalah makhluk yang memiliki cinta kasih berkesadaran. Karena menyadari penderitaan dunia, Bodhisatwa rela bersumbangsih tanpa pamrih dari kehidupan ke kehidupan. Itulah yang disebut Bodhisatwa. Ketika membabarkan Dharma dan membicarakan tentang kehidupan lampau Bodhisatwa, kehidupan lampau mereka dihitung dengan satuan "kalpa". Berapa banyak kalpa yang telah dilalui? Tak terhitung. Kita tidak tahu berapa lama waktu pastinya.
Bodhisatwa telah bertekad sejak lama. Mengapa mereka membangun tekad? Karena telah menyaksikan penderitaan. Dengan welas asih, mereka tidak sampai hati melihat semua makhluk menderita. Oleh karena itu, mereka bertekad untuk bersumbangsih. Inilah yang disebut dengan tersadarkan.
Terkadang, orang-orang lupa akan penderitaan di dunia dan hanya memikirkan kenikmatan hidup. Saya sungguh takut dan khawatir. Makhluk hidup masih berada dalam kesesatan, tidak memahami ketidakkekalan, tidak kunjung sadar, dan terus mengejar keuntungan. Mereka hanya ingin memiliki lebih banyak harta dengan terus membeli rumah dan tanah. Dengan begitu banyak rumah, di mana mereka akan tinggal? Seberapa besar kasur untuk tidur mereka? Seberapa besar ruang yang mereka butuhkan untuk tinggal?
Saudara sekalian, Jalan Bodhisatwa mengandalkan kedua kaki kita untuk menapakinya. Hendaklah kita menggenggam waktu dengan baik. Ketika mulai bergerak, kita akan membuat kemajuan. Jika kedua kaki kita hanya diam di tempat dan tidak bergerak, bahkan di jalan yang luas dan agung sekalipun, dunia tidak akan menerima berkah yang kita ciptakan. Jika kita tidak menciptakan berkah, kita pun tidak akan memperoleh berkah. Jika tidak menciptakan berkah bagi diri sendiri, kita akan hidup dalam kesepian. Dengan menciptakan berkah, kita akan memperoleh berkah dan jalinan jodoh baik.
Saya dapat memiliki begitu banyak murid yang bersedia mendengarkan ajaran saya dan melakukan apa yang saya katakan adalah sebuah berkah bagi saya. Inilah sebabnya, ketika saya menyerukan sesuatu, semua orang merespons dan menciptakan berkah. Ketika semua orang menciptakan berkah, saya mengandalkan berkah kalian dan kalian juga mengandalkan berkah orang lain. Ketika setiap orang mengandalkan berkah satu sama lain, kita akan menciptakan berkah yang besar. Bahkan, mereka yang hanya memiliki kios kecil pun dapat mengumpulkan uang untuk membantu orang lain.
Pada awalnya, sepasang suami istri ini berencana untuk membeli rumah. Namun, mereka berkata, "Master menghadapi begitu banyak orang yang menderita di seluruh dunia. Banyak orang tidak memiliki tempat tinggal dan kelaparan. Usia kami telah tua sehingga kami akan melakukan apa pun untuk menciptakan berkah." Begitulah kehidupan mereka. Mereka selalu melakukan hal-hal yang bermakna. Mereka pun telah memenuhi tanggung jawab mereka terhadap keluarga dan diri sendiri.
Anak-anak mereka telah tumbuh dewasa dan membangun karier masing-masing. Oleh karena masih sehat dan mampu melakukan banyak hal, mereka memanfaatkan waktu untuk menciptakan berkah bagi banyak orang agar orang-orang memiliki rumah untuk tinggal dan makanan untuk dimakan. Ketika anak mereka dapat kenyang dan memiliki rumah untuk tinggal, mereka juga berharap anak-anak lain dapat seperti anak mereka. Berapa pun yang mereka punya, mereka kumpulkan dan sumbangkan ke Tzu Chi. Inilah nilai dalam kehidupan.
Hendaknya kita menginventarisasi nilai dalam kehidupan kita. Hitunglah berapa lama mereka telah melakukan ini. Pasangan ini telah melakukan ini selama 30 hingga 40 tahun. Jika kita menghitung berapa banyak yang mereka lakukan, sungguh tak terukur jumlahnya. Saya sungguh berterima kasih kepada mereka. Saya berharap kalian semua dapat lebih bersungguh hati. Hendaklah kita semua menginventarisasi kehidupan. Berapa banyak perbuatan baik yang telah kita lakukan? Berapa banyak hal buruk yang kita lakukan? Berapa banyak kebodohan yang kita miliki?
Kita semua memiliki ketamakan, kebencian, kebodohan. Manusia selalu menginginkan banyak hal untuk diri sendiri. Ketamakan yang kita miliki dalam kehidupan ini sungguh banyak, begitu pula dalam kehidupan mendatang. Jika dalam kehidupan ini kita telah menghabiskan berkah yang kita ciptakan di masa lalu, bagaimana dengan masa depan? Akankah kita menerima berkah ataukah kemalangan? Jadi, hendaknya saat ini kita menginventarisasi kehidupan kita dengan baik. Ini disebut dengan mengintrospeksi diri. Setelah berintrospeksi diri, kita harus bertobat.
Bertobat berarti menghentikan segala keburukan. Dengan demikian, kita dapat menyucikan diri. Lalu, apa yang harus kita lakukan? Kita harus berbuat baik dan menciptakan berkah. Menciptakan berkah bukanlah untuk membayar karma buruk kita, melainkan untuk mengakumulasi berkah kita. Berkah yang ada dalam hidup ini dapat kita kumpulkan untuk kehidupan mendatang. Hal yang terpenting ialah menjalin jodoh baik dengan banyak orang. Dengan demikian, orang-orang akan mendengarkan apa yang kita katakan dengan sukacita. Inilah yang harus kita lakukan dalam kehidupan ini.
Mengalirkan tetesan air untuk membantu orang yang menderita
Menciptakan berkah dengan cinta kasih berkesadaran, sukacita, dan keseimbangan batin
Menginventarisasi kehidupan dan memiliki cinta kasih yang tak terbatas
Menghentikan keburukan, mempraktikkan kebajikan, dan menjalin jodoh baik
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 17 Juli 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 19 Juli 2023