Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Berkah dengan Cinta Kasih dan Mempraktikkan Kebajikan Setiap Hari


“Suatu hari, cucu saya pergi membeli sarapan. Dia kembali dengan gembira dan memberi tahu saya, ‘Nenek, pemilik toko sarapan bersedia untuk menaruh celengan bambu di toko mereka.’ Saya bertanya, ‘Bagaimana kamu tahu cara melakukannya?’ Dia berkata, ‘Saya sering mendengar Nenek dan para bibi di Tzu Chi membahas tentang bagaimana cara menawarkan celengan bambu di toko-toko.’ Itulah toko pertama yang dia inspirasi. Setelah memiliki pengalaman sukses itu, dia pergi ke setiap toko sarapan di komunitas untuk membeli sarapan,”
kata Wu Huang Rui-rong relawan Tzu Chi.

“Dalam perjalanan pulang dari sekolah, dia selalu memperhatikan toko-toko yang belum dia ajak untuk bergabung. Suatu hari, dia berkata kepada saya, ‘Nenek, saya mendapati sebuah toko minuman baru dan pemilik tokonya setuju untuk bergabung.’ Saya berkata, ‘Wah, cucuku hebat.’ Itu adalah toko ke-11 yang diinspirasi oleh cucu saya. Anak-anak sebenarnya sangat polos. Ketika ingin membantu orang lain, mereka memiliki hati yang berani untuk bertindak,” pungkas Wu Huang Rui-rong.

Dunia ini penuh dengan cinta kasih, bukankah begitu? (Ya) Oleh karena itu, saya tidak ingin meninggalkan dunia ini. Namun, ingatlah bahwa hidup ini terus berjalan. Waktu berlalu dengan cepat. Seiring berlalunya waktu, usia kehidupan kita pun berkurang. Saya ingin memberi tahu kalian bahwa ketika menginventarisasi kehidupan, saya merasa bahwa sepanjang hidup ini, meski waktu yang saya miliki terus berkurang, berkah yang saya ciptakan bagi masyarakat terus bertambah.

“Saat mempromosikan ‘Toko Cinta Kasih’, bukan hanya kami yang terlibat. Kami berharap relawan senior dalam tim kami juga dapat terlibat bersama. Jadi, kami mulai mencari beberapa relawan senior, seperti Kakak Xiu-ying dan Kakak Bi-lan. Melihat bagaimana relawan senior turun ke jalan untuk menggalang cinta kasih, kami merasa tersentuh,” kata Lin Li-qing relawan Tzu Chi.

“Kakak Yue-xia juga mengajak semua anggota tim kami membuat kicang untuk bazar amal. Kakak Qiu-xiang memiliki kondisi kesehatan yang tidak begitu baik sekarang. Setelah pulang dari menggalang ‘Toko Cinta Kasih’, kami akan mengunjunginya dan membagikan sukacita Dharma yang kami dapatkan. Relawan senior adalah permata kami. Kami akan menghargai jalinan jodoh untuk berjalan bersama saudara se-Dharma di Jalan Bodhisatwa. Kami akan saling mendukung dan saling memperhatikan,” pungkas Lin Li-qing.


Mendengar bagaimana kalian mewakili saya merawat relawan senior, saya merasa sangat senang dan berterima kasih. Kalian harus memberi tahu mereka bahwa saya sangat peduli pada mereka. Hendaknya kalian merawat mereka dengan baik. Jika memiliki Dharma, kalian harus menyebarkannya dan membimbing orang dengan Dharma. Jangan biarkan mereka melupakan jalan cinta kasih yang lapang yang pernah mereka tapaki bersama saya. Jalan cinta kasih hendaknya ditapaki hingga selamanya. Beri tahu mereka untuk menonton Da Ai TV karena saya setiap hari berbicara dengan mereka. Minta mereka untuk membuka pintu hati dan saya akan masuk ke dalam hati mereka.

Bodhisatwa sekalian, kalian harus sama seperti saya, yaitu menginventarisasi nilai kehidupan. Saya tahu bahwa nilai kehidupan kalian sangat besar karena kalian sudah sangat senior. Ketika saya memulai Tzu Chi, jika bukan karena dukungan dan kekuatan kalian, tidak mungkin kita bisa memulai praktik celengan bambu. Banyak orang yang menyumbangkan 50 sen. Tidak hanya 50 sen, ada pula 5 dolar dan 50 dolar.

Kalian bisa melihat di Buletin Tzu Chi pada masa-masa awal, banyak yang menyumbangkan 5 dolar. Tidak sedikit pula yang menyumbangkan 10 dolar. Sesekali, kita dapat melihat donasi 100 dolar. Itulah yang terjadi pada 50-an tahun yang lalu. Langkah demi langkah, kita telah berjalan sejauh ini. Saat ini, kalian dapat melihat bahwa jejak Tzu Chi telah tersebar di 136 wilayah dan negara.

Lihatlah, pascagempa di Jepang, wilayah yang terkena bencana belum pulih. Berhubung wilayah yang terdampak bencana sangat luas, kita harus melakukan survei ke berbagai tempat. Relawan di Jepang tidaklah banyak sehingga itu memerlukan waktu yang cukup panjang. Namun, para korban bencana telah menerima dana bantuan Tzu Chi. Bantuan ini memberikan kekuatan bagi mereka.


Saya merasa bahwa jika ingin membantu orang lain, kita harus membawa bantuan yang bermanfaat, bukan hanya simbolis. Setiap keluarga mendapatkan puluhan ribu dolar NT. Ini berkat para Bodhisatwa yang berdonasi sedikit demi sedikit dalam keseharian. Apa yang Tzu Chi berikan bukanlah sekadar simbolis. Dana bantuan yang kita berikan harus bermanfaat bagi mereka. Jika mereka merasa kedinginan, mereka dapat membeli baju hangat dengan dana yang kita berikan.

Saat memberikan bantuan berupa barang, kita harus memberikan dalam jumlah yang cukup. Inilah yang Tzu Chi lakukan. Kita ingin agar penerima bantuan merasakan manfaatnya. Begitulah menciptakan berkah. Intinya, Tzu Chi telah bersumbangsih hampir 60 tahun dengan cara yang sama. Namun, saya mendengar bahwa banyak orang yang mengkritik Tzu Chi. Kita semua memiliki tanggung jawab atas hal ini karena kita terlibat dalam misi Tzu Chi. Kalian harus mencari tahu apa yang telah kita lakukan sehingga orang-orang mengkritik Tzu Chi.

Hendaknya insan Tzu Chi meningkatkan kebijaksanaan. Ketika ada bencana, kita harus membangkitkan cinta kasih dan welas asih. Ketika situasi damai, kita harus mengintrospeksi diri setiap saat. Hendaknya kita mengintrospeksi diri sebanyak 3 kali dalam sehari. Saya pun mengintrospeksi diri 3 kali dalam sehari. Di siang hari, apakah saya menyakiti orang lain? Di malam hari, saya berpikir apakah sepanjang hari ini saya melakukan sesuatu yang salah. Begitulah kita mengintrospeksi diri.


Setiap hari, saat mendengarkan pertanyaan orang lain, saya akan berpikir, "Apakah saya sudah menjawab dengan benar?" Saya juga berpikir, "Apakah para Bodhisatwa kita telah berjalan di arah yang benar?" Selain mendisiplinkan diri sendiri, saya juga harus melatih kalian untuk menjaga cinta kasih. Cinta kasihlah yang membuat kita membangkitkan niat untuk menciptakan berkah. Ketika cinta kasih kalian masuk ke setiap toko dan membuat toko-toko itu menjadi toko yang penuh cinta kasih, berarti kalian menciptakan berkah. Jadi, kita membawa berkah ke rumah orang-orang.

Sungguh, baru saja saya mendengar bahwa semua pemilik toko sangat dipenuhi berkah. Ketika celengan bambu diletakkan di sebuah toko, pemilik toko pun akan memasukkan koin ke dalamnya. Ketika melihat celengan bambu, mereka membangkitkan cinta kasih untuk menciptakan berkah bagi dunia. Keluarga yang menghimpun kebajikan akan dipenuhi berkah yang berlimpah.

Saya ingin Taiwan selalu damai dan semua orang bertekad untuk berbuat baik. Ini disebut menyucikan hati manusia. Dengan demikian, Taiwan akan aman dan damai. Apakah kalian mengerti? (Mengerti) Baik. Banyak hal yang patut disyukuri. Intinya, kita harus menggenggam waktu dan jalinan jodoh. Semoga kalian dapat mempraktikkan kebajikan setiap hari dan setiap keluarga dipenuhi berkah yang berlimpah.

Memupuk berkah dengan membawa manfaat bagi dunia
Menggalang dana dengan cinta kasih dan saling memperhatikan
Menyebarkan Dharma, membimbing semua makhluk, dan mengintrospeksi diri
Mempraktikkan kebajikan dengan welas asih agar dipenuhi berkah yang berlimpah

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 03 September 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 05 September 2024
Dengan keyakinan yang benar, perjalanan hidup seseorang tidak akan menyimpang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -