Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Berkah dengan Hati Tenang dan Pikiran Benar


“Di sini, ada para guru Griya Jing Si yang membimbing kami. Kami sangat bersyukur. Guru De Hang berbagi tentang pembuatan lilin yang mengandung kebenaran yang mendalam. Menyelaraskan warna lilin bagai menyelaraskan pikiran sendiri. Ini membuat saya merasa bahwa kelak apa pun yang kita lakukan, saat menghadapi kesulitan, kita harus terlebih dahulu belajar menyelaraskan pikiran. Kita juga harus melatih pikiran lewat masalah yang dihadapi, baru bisa harmonis dengan semua orang dalam segala hal,”
kata Wu Li-ting relawan Tzu Chi.

“Guru De Hang juga berkata bahwa sumbu lilin harus dimasukkan dengan lurus. Tanpa sumbu, lilin tidak bisa dinyalakan. Beliau berkata bahwa membuat lilin mengingatkan kita untuk menapaki jalan yang cemerlang setiap hari. Saya bersyukur dalam Pemberkahan Akhir Tahun setiap tahunnya, Master selalu menyalakan pelita batin kami. Ternyata, Master ingin murid-murid Master membawa kecemerlangan ke mana pun kami pergi,” pungkas Wu Li-ting.

Para bhiksuni di Griya Jing Si selalu bekerja dengan sukarela. Mereka juga menjalani hidup dengan sederhana tanpa mengejar kenikmatan hidup. Intinya, mereka tidak melekat pada kenikmatan duniawi. Pekerjaan seberat apa pun, mereka selalu melakukannya dengan sukarela.

Saya sering berkata bahwa kaum monastik harus menyebarkan Dharma demi manfaat semua makhluk. Saat mendengar generasi penerus saya menyebarkan Dharma, saya merasa sangat tenang karena saya tahu bahwa meski saya telah tiada, mereka pun dapat terus menyebarkan Dharma untuk membawa manfaat bagi semua makhluk.


“Guru De Huang mengajak kami ke sebuah kebun dan memberi tahu kami bahwa itu adalah kebun desmodium. Saya sungguh tidak tahu seperti apakah tanaman desmodium itu. Guru De Huang dengan sabar mengajari kami cara membedakan tanaman desmodium dari yang lain. Namun, saat melihat bahwa tanaman desmodium itu dikelilingi banyak rumput liar, saya sama sekali tidak bisa membedakannya,”
kata Wu Xiu-xiang relawan Tzu Chi.

“Guru De Huang mengajari kami dengan sangat sabar untuk menyingkirkan rumput-rumput liar itu. Saat melihat tanaman desmodium dikelilingi oleh rumput liar, saya pun menyadari bahwa hati yang dibelenggu oleh kegelapan batin, noda batin, dan konflik antarmanusia bagaikan tanaman yang dikelilingi rumput liar. Jika demikian, saya akan tersesat serta sulit membedakan benar dan salah. Karena itu, saya mengingatkan diri sendiri untuk bersungguh-sungguh mencabut setiap batang rumput liar dalam hati saya,” pungkas Wu Xiu-xiang.

Saya berharap insan Tzu Chi dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Kita harus menggunakan kebijaksanaan untuk membimbing masyarakat dengan kata-kata yang sederhana. Meski hanya mengonsumsi makanan yang sederhana, kita juga hendaknya bersyukur kepada bumi dan cuaca.

Setiap hari, sebelum makan tiga kali dalam sehari, dengan sayur dan nasi di hadapan kita, kita hendaknya beranjali, menenangkan pikiran, bersyukur, dan merenungkan sumber makanan kita. Untuk menghasilkan sebutir beras, dibutuhkan berbagai kondisi pendukung, seperti tanah, udara, hujan, dan tenaga manusia. Kita hendaknya beranjali dan merenungkan dari mana makanan kita berasal.


“Setelah Guru De Ning dan Guru De Kan membawa kami ke Perkebunan Cinta Kasih, saya baru menyadari bahwa nasi yang kami makan setiap hari berasal dari sana. Melihat begitu banyak orang yang kembali dari berbagai negara dan menikmati makanan di Griya Jing Si, kami sangat bersyukur dan menyadari bahwa setiap mangkuk nasi dan setiap tetes air berasal dari kerja keras Master dan para guru Griya Jing Si,”
kata Liu Xi-min relawan Tzu Chi Malaysia.

Ladang pelatihan ini adalah rumah kita. Saat kalian kembali ke sini, saya dan para bhiksuni di sini selalu merasa sangat gembira dan sukacita. Murid-murid saya sungguh dekat di hati saya. Saat kembali ke rumah kita ini, kalian hendaknya mendengar Dharma, memahami arah tujuan kita, saling memotivasi dan memperteguh tekad pelatihan, serta lebih tekun dan bersemangat melatih diri. Inilah pikiran benar. Inilah tujuan kalian kembali ke sini.

Saat kembali ke sini, kalian juga pergi pagi-pagi bersama para bhiksuni Griya Jing Si untuk bekerja. Kita semua adalah saudara se-Dharma. Sebagai saudara se-Dharma, kita hendaknya meneruskan jiwa kebijaksanaan dengan mengajak orang-orang ke sini agar mereka dapat melihat jalan kebenaran. Jalan ini berbeda dari jalan lainnya.

Setiap orang dapat memilih jalannya sendiri. Ada orang yang menapaki jalan untuk berbuat baik. Ada pula yang menapaki jalan untuk berbuat jahat. Kita membimbing orang-orang untuk menapaki Jalan Bodhisatwa dan berbuat baik. Ini adalah penggalangan Bodhisatwa dunia.

Saya berharap Bodhisatwa sekalian dapat menghargai jiwa kebijaksanaan sendiri karena waktu tidak menunggu siapa pun. Kita bahkan tidak tahu kapan hidup kita akan berakhir. Saya mengingat ketidakkekalan setiap hari. Setiap hari, saya mengingatkan diri sendiri untuk tidak melakukan hal yang menimbulkan penyesalan. Jadi, kita harus menjaga pikiran dengan baik.


Sulit untuk terbebas dari penyesalan dalam hidup ini. Karena itu, kita hendaknya senantiasa bertobat. Setelah mendengar Dharma, kita hendaknya memperhatikan perbuatan diri sendiri agar tidak melakukan hal yang menimbulkan penyesalan. Namun, sebelum bergabung dengan Tzu Chi dan sepenuh hati melatih diri, kalian mungkin pernah melakukan banyak kesalahan. Contoh yang paling sederhana ialah mengonsumsi daging.

Dahulu, kalian mungkin mengejar nafsu makan. Namun, setelah mengenal Tzu Chi, meski masih mengonsumsi daging, kalian juga akan mengingatkan diri sendiri untuk menguranginya. Yang terpenting, kalian akan senantiasa mengingatkan diri sendiri untuk berbuat baik dan tidak melakukan hal yang merugikan orang lain. Jadi, kini kita tahu untuk menjaga pikiran kita.

Jiwa kebijaksanaan harus dijaga sendiri. Orang lain tidak bisa menciptakan berkah untuk kita. Kita sendirilah yang harus menciptakan berkah. Apa yang ditabur, itulah yang dituai. Dengan niat untuk menciptakan berkah bagi dunia, barulah kita akan dipenuhi berkah.

Jadi, Dharma di dunia ini bertujuan untuk membimbing kita ke arah yang benar agar kita tidak melakukan kesalahan. Jika melakukan kesalahan, kita harus segera bertobat dan memperbaikinya serta terus melangkah maju untuk mempraktikkan Dharma.

Menyebarkan kebajikan dan tidak melekat pada kenikmatan duniawi
Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan untuk membawa manfaat bagi semua makhluk
Menenangkan pikiran dan merenungkan dari mana makanan berasal
Senantiasa mengingat ketidakkekalan dan giat menciptakan berkah

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 19 Mei 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 21 Mei 2023
Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -