Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Berkah dengan Sukacita Tanpa Pamrih


Saya sangat gembira bisa kembali ke rumah lama kita ini. Rumah kita ini bukan hanya penuh dengan energi positif, tetapi juga penuh dengan nilai budaya humanis dan teknologi yang canggih. Yang paling menggembirakan ialah kita juga menginspirasi para personel polisi bergabung dalam Asosiasi Polisi Tzu Chi.

Kini, kita juga memiliki Asosiasi Sahabat Tzu Chi yang anggotanya merupakan para istri pengusaha. Mereka berhimpun dan telah menginspirasi banyak insan mulia di masyarakat untuk mencari tahu tentang Tzu Chi. Setelah memahami Tzu Chi, mereka memberikan saran kepada Tzu Chi sehingga cara kita bersumbangsih juga dapat mengikuti perkembangan masyarakat. Karena itu, saya sangat bersyukur. Selain itu, saya juga melihat relawan daur ulang. Setiap orang dapat melakukan daur ulang.

Saya ingin berbagi tentang bagaimana kami menggalang Bodhisatwa daur ulang lansia. Ada kaum lansia yang hidup sebatang kara, ada pula yang berdiam di rumah pada siang hari saat anak-anak mereka bekerja di luar. Karena itu, kita berusaha untuk mengajak mereka keluar. Pada bulan Maret tahun lalu, kami memulai kegiatan daur ulang di tempat yang luasnya hanya sekitar 20 meter persegi. Sejak tahun lalu, ada 5 hingga 8 Bodhisatwa lansia yang datang untuk melakukan daur ulang,” kata Zhu Zhen-qiang relawan Tzu Chi.

“Bulan Februari tahun ini, kami pindah ke depo daur ulang yang lebih luas. Depo ini bisa menampung hingga 17 relawan. Meski stamina mereka telah menurun, tetapi di sini, mereka dapat turut bersumbangsih bagi Bumi. Sesungguhnya, mengajak saudara se-Dharma lansia untuk melakukan daur ulang bersama juga merupakan wujud perhatian terhadap mereka,” pungkas Zhu Zhen-qiang.


Pelestarian lingkungan merupakan pendidikan berteknologi tinggi dan mengandung banyak filosofi kehidupan. Semua ini bisa dipelajari di Tzu Chi. Saat ada banyak orang, dibutuhkan tempat untuk berhimpun. Dahulu, saat berkunjung ke Taipei, saya selalu membabarkan Dharma di sini. Bangunan ini terdiri atas beberapa lantai dan memiliki ruang bawah tanah.

Saya menginap di lantai atas dan merasa penuh kehangatan karena setiap pagi, ada banyak relawan yang datang untuk menemui saya. Berhubung saya menginap di sini, semua orang datang pagi-pagi untuk beramah-tamah dengan saya dan berbagi bagaimana mereka bergabung dengan Tzu Chi dan menginspirasi donatur beserta keluarga mereka.

Ada banyak kisah yang bisa saya dengar. Di rumah kita ini, saya bisa mendengar banyak kisah. Saat saya masih muda, ada beberapa murid saya yang mengemban misi bersama saya di tengah kondisi yang serbasulit. Selain bercocok tanam, murid-murid saya pada masa-masa awal juga melakukan berbagai jenis pekerjaan lainnya. Demikianlah kehidupan.

Dahulu, kita bersusah payah. Kini, saat mengenangnya, saya sungguh merasa bahagia. Tanpa pengalaman-pengalaman itu, tidak ada kisah yang bisa saya bagikan. Pengalaman-pengalaman itulah yang membuat saya merasa bahwa kehidupan saya sangat berwarna. Karena itulah, saya berkata bahwa kita harus menginventarisasi nilai kehidupan kita. Saya juga berharap kalian dapat menulis sejarah Tzu Chi. Kalian hendaknya mencatat semua dedikasi kalian di Tzu Chi karena berkat dedikasi kalianlah, Tzu Chi bisa seperti sekarang.


Hingga kini, Tzu Chi telah menjangkau berbagai negara untuk menyalurkan bantuan. Bantuan yang diberikan dan jejak langkah insan Tzu Chi di setiap negara, semua itu merupakan nilai Tzu Chi. Kita bisa meninggalkan jejak Bodhisatwa di berbagai negara berkat tetes demi tetes donasi banyak orang. Meski tak bisa menjangkau suatu negara secara langsung, kita tetap bisa mencari cara untuk menyalurkan bantuan ke sana.

Saya berharap relawan yang tinggal di sekitar sini dapat setiap hari menjaga rumah kita ini serta mengajak orang untuk berkunjung ke sini dan melihat beragam peninggalan bersejarah kita. Ini adalah rumah kita di daerah ini. Saat ada orang yang berkunjung ke sini, kita hendaknya berbagi kisah Tzu Chi dengan mereka. Dengan demikian, otak kita dapat bekerja setiap hari.

Tujuan saya melakukan perjalanan ialah melihat kalian dan melatih otak saya dengan mengenang masa lalu. Kita harus menjaga pikiran kita agar tetap tajam serta tidak diliputi pikiran pengganggu dan kegelapan batin. Melihat para Bodhisatwa lansia, saya teringat akan masa lalu. Saat itu, saya berencana untuk membangun rumah sakit dan para Bodhisatwa lansia ini bersungguh-sungguh menggalang donasi. Mereka terus menggalang donasi. Ada yang nilainya 5, 10, 50, ataupun 100 dolar NT. Inilah yang terjadi saat kita ingin membangun rumah sakit.

Kini, saat saya membahasnya, orang yang lebih muda mungkin akan berpikir, "Apa gunanya 5 atau 10 dolar NT?" Namun, tanpa akumulasi 5 atau 10 dolar NT itu, bagaimana bisa kita membangun begitu banyak rumah sakit yang melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih? Pahala rumah sakit sungguh tak terhingga. Baik pekerjaan kasar maupun halus, semuanya bisa kalian lakukan. Saya bersyukur kepada kalian semua. Kalian mendedikasikan diri di Tzu Chi dengan sepenuh hati dan pikiran. Hati dan pikiran kalian penuh dengan hal yang berkaitan dengan Tzu Chi.


Bodhisatwa sekalian, saya sangat sukacita. Saat berhimpun setiap hari, kita selalu berpikiran baik dan bertutur kata baik. Kita saling berbagi kisah masa lalu sehingga diri kita terbebas dari kerisauan. Kita terus bersumbangsih hingga dipenuhi sukacita dan terbebas dari noda batin. Karena itu, kita hendaknya bersyukur satu sama lain dan bersumbangsih tanpa pamrih. Mari kita bersama-sama bersungguh hati menjaga rumah kita. Selain keluarga kecil masing-masing, kalian juga memiliki keluarga besar Tzu Chi.

Keluarga besar Tzu Chi telah menciptakan berkah bagi seluruh dunia. Ini berkat tetes demi tetes sumbangsih banyak orang. Saya sangat bersyukur atas setiap detik, menit, dan bulan yang telah kita lalui dengan tenteram. Dari tahun ke tahun, kita memupuk berkah. Seiring berjalannya waktu, kita terus berbuat baik untuk menciptakan berkah bagi masyarakat.

Menampilkan nilai budaya humanis dengan teknologi yang canggih
Insan mulia dan mitra bajik berhimpun
Berbagi pengalaman dan menginventarisasi nilai kehidupan
Menciptakan berkah dengan sukacita tanpa pamrih

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 11 Juli 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 13 Juli 2024
Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -