Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Berkah dengan Welas Asih dan Kebijaksanaan


“Tanah merekah dan tenggelam. Selain itu, yang terpenting, area dinding penahan tanah itu sangat berbahaya karena ada warga yang tinggal di bawahnya,”
kata Wu Qi-ming relawan Tzu Chi.

“Getaran yang terjadi karena gempa bumi membuat gapura yang berat ini terhempas ke utara sehingga menimbulkan retakan ini,” kata Jiang Zheng-feng Anggota divisi konstruksi Tzu Chi.

Pada 18 September, Chishang, Taitung diguncang gempa bumi. Gempa ini berpusat di daerah Guanshan dan Chishang. Unsur tanah telah tidak selaras. Setelah relawan kita melakukan survei, kita bisa melihat bahwa ada sebagian rumah yang posisinya agak timbul dari tanah di sekitarnya. Tanah yang merekah membuat ada yang timbul dan ada yang tenggelam. Ada pula rumah yang posisinya bergeser. Dari sini bisa diketahui betapa besarnya kekuatan alam. Dalam sekejap, ada rumah yang runtuh, miring, atau retak. Tingkat kerusakan yang ditimbulkan sangat beragam.

Selama beberapa hari ini, relawan kita telah melaporkan hasil survei bencana mereka. Saat ini, kita mengetahui bahwa ada lebih dari 600 rumah dan empat sekolah yang terkena dampak serius. Kini kita tengah melakukan evaluasi. Saat ini, jumlah anak-anak terbatas. Dahulu, satu sekolah bisa memiliki lebih dari seribu murid. Namun, kini jumlah murid sudah tidak sebanyak itu. Karena itu, kita harus mengevaluasi apakah sekolah dengan murid yang sedikit perlu diperbaiki. Semua ini membutuhkan kesungguhan hati.


Pendidikan anak tidak bisa ditunda. Jadi, kita harus bersungguh hati memeriksa apakah gedung sekolah masih kukuh. Jika tidak kukuh, yang dikhawatirkan ialah kembali terjadinya gempa bumi. Kita harus meningkatkan kewaspadaan. Jadi, kita harus sangat bersungguh hati. Begitu pula dengan rumah warga.

Ada sebagian warga lansia yang hidup sebatang kara tanpa anak-anak mereka di sisi mereka. Rumah mereka ada yang miring, ada pula yang retak. Bagaimana kita membantu warga lansia sebatang kara dan penyandang disabilitas? Ini bukanlah hal yang mudah. Kita harus memikirkan apakah kita harus membujuk warga lansia sebatang kara untuk tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang atau menggunakan cara lain. Intinya, di dunia ini, tempat tinggal yang aman merupakan hal yang sangat penting. Bagaimana agar mereka dapat hidup tenang dan ada orang yang merawat mereka? Ini merupakan masalah yang harus dipecahkan. Singkat kata, mengenai gempa bumi kali ini, kita harus bersungguh hati memberikan bantuan di Hualien dan Taitung.

Kita mungkin membutuhkan beberapa waktu untuk melakukan evaluasi dengan saksama. Kita sudah mulai membantu sekolah-sekolah dan warga yang rumahnya termasuk bangunan berisiko. Anggota Tzu Cheng dari wilayah utara, tengah, dan selatan Taiwan telah pergi ke Yuli, Taitung untuk mengevaluasi proyek pembangunan ini. Intinya, insan Tzu Chi selalu menjalankan Tzu Chi dengan cinta kasih. Kita juga bekerja sama dengan pemerintah.


Selain itu, ada pula masalah antara pemilik rumah dan penyewa. Berhubung korban bencana merupakan penyewa, maka ada banyak masalah terkait rumah, tanah, dan sebagainya. Jadi, kita harus memulihkan lokasi bencana, juga harus menenangkan hati banyak orang. Ini sungguh merupakan tantangan besar.

Pascagempa kali ini, kita segera bergerak untuk memperbaiki gedung sekolah dan rumah warga yang terdampak serta memperhatikan warga lansia sebatang kara. Inilah yang menjadi titik awal kita dalam penyaluran bantuan kali ini.

Para kepala RS kita juga memimpin para staf kita untuk bersumbangsih bersama. Tetes-tetes donasi mereka akan terakumulasi menjadi jumlah tertentu. Berapa pun donasi yang terhimpun, itu merupakan wujud kekuatan cinta kasih mereka. Cinta kasih mendatangkan berkah. Berhubung setiap orang di Taiwan memiliki niat untuk menciptakan berkah, maka Taiwan pun dipenuhi berkah. Meski Taiwan dilanda bencana besar kali ini, tetapi dampak yang ditimbulkan termasuk ringan.

Divisi konstruksi kita sudah mulai melakukan pemulihan lokasi bencana. Ada banyak keluarga yang membutuhkan bantuan dan kita telah mulai bergerak untuk membantu. Cinta kasih yang kita akumulasi dalam keseharian dapat digunakan untuk menolong sesama saat ada yang membutuhkan Kita harus sedia payung sebelum hujan. Jadi, saat hidup aman dan tenteram, kita harus mengerahkan cinta kasih untuk menciptakan berkah.


Akumulasi berkah dapat mendatangkan ketenteraman. Saat ada orang yang membutuhkan, kita hendaknya segera bergerak untuk bersumbangsih. Jadi, kita harus bersumbangsih dengan cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari. Saat hati setiap orang dipenuhi cinta kasih, akan terbentuk lapisan pelindung.

Setiap orang hendaklah bertekad dan bersedia memilih untuk melakukan kebaikan. Setiap orang hendaknya memilih untuk melakukan kebaikan setiap hari dan berhimpun untuk bersumbangsih bersama. Jika bisa demikian, kita akan dipenuhi sukacita. Jika manusia bisa hidup damai dan menciptakan berkah, dunia akan aman dan tenteram. Hal yang perlu disyukuri sangatlah banyak.

Kini semua insan Tzu Chi tengah bersumbangsih. Di negara mana pun bencana terjadi, insan Tzu Chi di wilayah sekitarnya pasti akan bergerak untuk menyalurkan bantuan. Saya sangat bersyukur para insan Tzu Chi dapat bersatu hati dan menghimpun kekuatan untuk bersumbangsih. Saya bersyukur setiap orang dapat menciptakan berkah dan mengembangkan kebijaksanaan. Saya bersyukur kepada kalian yang telah membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus.   

Gempa bumi mengguncang Hualien dan Taitung
Insan Tzu Chi segera memberi penghiburan dan menyurvei kondisi bencana
Memulihkan lokasi bencana dengan welas asih dan kebijaksanaan
Bersatu hati untuk menciptakan berkah dan mendoakan ketenteraman              
                                             
 
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 05 Oktober 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 07 Oktober 2022
Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -