Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Berkah untuk Melenyapkan Keburukan


“Untuk pementasan adaptasi Sutra kali ini, kami akan mengadakan 96 kali latihan di Aula Jing Si Shuanghe. Partisipannya lebih dari 150 ribu orang. Dengan kata lain, dari tanggal 25 Juni hingga tanggal 15 Oktober, akan ada begitu banyak Bodhisatwa yang berhimpun di sana,”
kata Huang Qiu-liang relawan Tzu Chi.

“Setiap kali latihan butuh waktu dua hingga tiga jam. Jika bagian kontrol audio dipegang oleh orang yang tidak familier sehingga audionya kurang ideal, itu sama saja dengan menyia-nyiakan waktu semua orang. Karena itu, kami pun melakukan koordinasi dan memutuskan untuk mengemban tanggung jawab atas kontrol audio selama 90-an kali latihan. Berkat kerja sama semua orang, misi kali ini dapat dirampungkan dengan sempurna sehingga semua relawan yang datang untuk mengikuti latihan dapat mendengar audio dan melihat video dengan jelas. Saya berharap kita dapat mempersembahkan pementasan yang sempurna di Taipei Arena,” kata Lin Qing-quan relawan Tzu Chi.

“Tim penanda panggung telah dibentuk hampir 20 tahun dan saya selalu berpartisipasi di dalamnya. Berhubung ukuran panggung di Aula Jing Si Shuanghe berbeda dengan panggung di Taipei Arena, maka saat menempelkan tanda, bagaimanapun kami menghitungnya, selalu tidak pas. Karena itu, kami segera menyesuaikan ukuran panggung dengan panggung di Taipei Arena. Tim penanda panggung melakukannya tanpa berkeluh kesah. Kami memperbaiki semua yang perlu diperbaiki,” kata Huang Zheng-xian relawan Tzu Chi.

Saya selalu merasa bahwa kita harus mengembangkan nilai kehidupan dengan sukacita. Untuk mengembangkan nilai kehidupan, kita harus melakukan hal yang bermakna. Meski memiliki status sosial yang berbeda-beda, semua insan Tzu Chi mengembangkan nilai kehidupan dengan mengerahkan kekuatan cinta kasih untuk bersumbangsih. Saya yakin di Aula Jing Si Shuanghe, para relawan kita telah membimbing warga setempat sesuai jalinan jodoh. Di mana pun, kita dapat menginspirasi semua makhluk. Setiap orang yang memasuki ladang pelatihan Tzu Chi dapat bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia. Jadi, kita sungguh perlu menyucikan hati manusia.


Ada banyak keluarga yang dipenuhi noda batin akibat perselisihan antara mertua dan menantu, ayah dan anak, dan sebagainya. Dengan adanya ladang pelatihan di mana-mana, saat jalinan jodoh matang, kita dapat mengajak mereka ke ladang pelatihan kita untuk menyelaraskan pikiran mereka dan menginspirasi mereka untuk berbuat baik. Saya yakin bahwa mereka akan menjadi lebih baik. Shuanghe mencakup Yonghe dan Zhonghe. Para relawan di Shuanghe benar-benar bekerja sama dengan harmonis. Ladang pelatihan kita selalu sangat ramai setiap hari.

“Kami menggenggam jalinan jodoh untuk mengemban tanggung jawab sebagai tim konsumsi. Kami menggunakan keahlian memasak kami untuk mengenyangkan perut semua orang. Setiap hari, relawan konsumsi bolak-balik naik sepeda motor untuk mengangkut bahan makanan demi menyediakan makanan yang lezat dan menjaga stamina semua orang. Sekelompok relawan ini telah berusia 60-an atau 70-an tahun. Menghadapi suhu udara 30-an derajat Celsius di luar dan 40-an derajat Celsius di dalam dapur, keringat mereka bercucuran. Namun, jika kita bertanya apakah mereka merasa lelah, mereka selalu menjawab tidak. Mereka menghidangkan makanan dengan rasa sukacita, kesungguhan hati, dan cinta kasih,” kata Cai Jia-ling relawan Tzu Chi.

Makin banyak orang di ladang pelatihan kita, makin hidup suasananya. Makin banyak orang, makin banyak pula berkahnya. Jadi, kita harus menginspirasi lebih banyak orang. Makin banyak relawan kita, makin banyak pula berkah yang diciptakan. Makin banyak ladang pelatihan kita, makin banyak orang yang dapat membina kebijaksanaan. Ini disebut membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus. Membuat semua orang memahami Tzu Chi dan mengetahui bahwa masyarakat membutuhkan kekuatan cinta kasih, inilah tujuan kita.


Saat ada yang membutuhkan bantuan di Taiwan, kita selalu segera bergerak dan menghimpun kekuatan untuk menyalurkan bantuan. Dalam Sutra Teratai dikatakan bahwa Bodhisatwa bermunculan dari segala penjuru. Saat Yuli di wilayah timur Taiwan diguncang gempa, sebelum saya mengatakan sesuatu, para relawan kita telah bergerak untuk menjangkau wilayah bencana. Saya selalu merasa bahwa diri sendiri dipenuhi berkah karena memiliki begitu banyak murid yang selalu bergerak untuk melakukan apa yang ingin saya lakukan tanpa diminta.

Di kehidupan sekarang, kita sungguh beruntung dapat memiliki arah yang sama, yaitu menapaki Jalan Tzu Chi dan Jalan Bodhisatwa. Di manakah Jalan Bodhisatwa ini? Di hadapan kalian. Para anggota Tzu Cheng kita adalah Bodhisatwa dunia. Orang-orang yang berada di seberang mereka juga merupakan Bodhisatwa dunia.

Bodhisatwa Avalokitesvara adalah emanasi dari Tathagata Pengetahuan Dharma Sejati. Para relawan kita bagaikan Bodhisatwa Avalokitesvara yang merupakan emanasi dari Tathagata Pengetahuan Dharma Sejati. Dari kehidupan ke kehidupan, Beliau muncul sesuai jalinan jodoh-Nya untuk membimbing semua makhluk. Ini dilakukan Beliau dari kehidupan ke kehidupan. Kita juga datang ke dunia ini sesuai jalinan jodoh dari kehidupan ke kehidupan untuk membimbing sesama manusia. Rasa syukur, rasa hormat, dan cinta kasih, inilah yang menjadi prinsip insan Tzu Chi dalam memperlakukan orang lain.


Kita hendaknya menggenggam jalinan jodoh untuk mengembangkan nilai kehidupan. Kita harus bersumbangsih, tetapi juga harus menjaga kesehatan diri sendiri dengan memanfaatkan waktu dan tenaga secara tepat. Kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu, tetapi juga jangan bekerja secara berlebihan. Kita harus memanfaatkan waktu, tenaga, dan stamina kita secara tepat. Kita telah lanjut usia. Kita tetap dapat bersumbangsih meski telah lansia, tetapi harus sesuai dengan usia dan kemampuan kita.

Saya sangat bersyukur kita berpegang pada nilai yang sama. Saat kita semua bekerja sama, kekuatan kita akan sangat besar. Kini, kita bisa melihat banyak negara di seluruh dunia yang dilanda kemiskinan dan penderitaan. Selain itu, juga ada perubahan iklim. Setiap hari, apa yang saya lihat sungguh membuat saya sedih dan khawatir. Kelak, bencana alam akan makin kerap terjadi.

Kita hendaknya menghimpun kekuatan cinta kasih dan kebajikan untuk meningkatkan energi berkah. Saat energi berkah meningkat, barulah kita dapat melenyapkan keburukan. Kita hendaknya meningkatkan energi kebaikan agar sekeliling kita selalu penuh dengan energi kebaikan yang merupakan aliran jernih di tengah masyarakat. Asalkan kita sepenuh hati, maka energi kebaikan ini akan meningkat. Jadi, mari kita lebih banyak menciptakan berkah bagi masyarakat. 

Membimbing masyarakat setempat sesuai jalinan jodoh
Mewujudkan keluarga yang harmonis dan menginspirasi orang berbuat baik
Menginspirasi lebih banyak orang untuk membangkitkan cinta kasih
Memupuk berkah untuk melenyapkan keburukan dan menciptakan aliran jernih

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 30 Agustus 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 01 September 2023
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -