Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Berkah untuk Mewujudkan Kehidupan yang Tenteram

Bodhisatwa sekalian, sudah berapa lama saya tidak datang kemari?

(Master datang setiap hari)

Benar, saya datang setiap hari. Jika kalian tekun dan bersemangat, saya “datang” berapa kali dalam sehari? Berapa kali?

“Setiap pagi hari sebelum matahari terbit, saat pertemuan pagi relawan, dan pada program lainnya di Da Ai TV,” kata Zhu Min-zi seorang Relawan daur ulang.

Jika sungguh-sungguh ingin saya “berkunjung” ke rumah kalian, maka kalian harus “membuka pintu” untuk saya. Jika kalian membuka pintu, maka saya akan masuk. Jadi, semua ini bergantung pada sebersit niat kalian.

“Saya sangat senang melakukan kegiatan daur uang. Semua ini berkat Master. Saya pernah menjalani operasi pada pinggang dan kaki. Terkadang kaki saya merasa kesemutan. Saya berharap saya dapat cepat sembuh. Karena kehidupan keluarga saya sangat tidak harmonis, saya bergabung dengan Tzu Chi. Putri saya sudah berhenti menggunakan obat terlarang, tetapi dia masih belum berhenti mengonsumsi miras. Karena itu, saya memohon berkah dari Master semoga putri saya dapat lebih patuh dan berhenti mengonsumsi miras. Putra saya juga gemar mengonsumsi miras. Master memiliki cara untuk membimbing puluhan ribu relawan hingga demikian patuh, sedangkan saya hanya memiliki 4 anak, tetapi mereka tidak patuh kepada saya. Saya sungguh bertobat. Saya telah menulis naskah kehidupan yang buruk pada kehidupan lalu. Semoga pada kehidupan ini, saya dapat menulis naskah kehidupan yang lebih baik. Semoga Master dapat memberkahi saya. Saya tidak menulis naskah yang baik pada kehidupan lalu. Semoga pada kehidupan mendatang, saya memiliki kehidupan yang lebih baik. Saya akan menjalankan misi Tzu Chi dan mengikuti langkah Master hingga napas terakhir,” ucap Lin Liang-zi seorang relawan Tzu Chi.

Tentu saja, saya selalu berpikir untuk memberkahi kalian. Akan tetapi, untuk memiliki kehidupan yang aman dan tenteram, kita sendiri harus menciptakan berkah dan berhati tulus. Kita juga mendengar Bodhisatwa lansia yang perlu mengonsumsi obat anti sakit, obat tidur, dan lain-lain.

Namun, inilah kehidupan. Sesuai dengan hukum alam, seiring bertambahnya usia, tubuh kita pun menderita penyakit. Sama halnya dengan saya, saya juga sudah lanjut usia, kepada siapa saya harus meminta berkah? Intinya, kita harus menjaga kesehatan sendiri dengan baik.Kita harus beristirahat lebih awal dan bangun lebih pagi untuk berolahraga. Kita juga jangan mengangkut muatan yang melebihi kapasitas. Yang terpenting adalah kita harus senantiasa melapangkan hati, mawas diri, dan berhati tulus. Dengan demikian, maka kehidupan kita akan aman dan tenteram.

Bodhisatwa sekalian, saat hidup dalam kondisi aman dan tenteram, kita harus sangat bersyukur. Dengan memiliki hati penuh rasa syukur, barulah kita dapat membina cinta kasih yang tulus di dalam hati. Karena itu, kita harus senantiasa bersyukur. Mengapa bencana di dunia ini begitu banyak? Mengapa kondisi iklim sekarang berbeda dengan dahulu? Bodhisatwa lansia, dahulu, saat cuaca panas, jika duduk di bawah pohon, kita dapat merasakan angin yang sejuk. Kini, saat duduk di bawah pohon, kita merasakan hawa panas dari dalam tanah. Mengapa demikian? Karena sebagian besar tanah sudah diaspal dan banyak wilayah pedesaan sudah dikembangkan menjadi perkotaan. Lingkungan hidup kita sudah berubah. Penyebab lainnya adalah akibat pengembangan industri. Tahun lalu, diadakan Konferensi Perubahan Iklim di Paris untuk membahas cara meredam pemanasan global, yakni dengan mengurangi pengembangan industry dan mengimbau orang-orang untuk bervegetaris. Sesungguhnya, manusia hanya mengonsumsi 10 persen bahan pangan di dunia. Sisa 90 persennya digunakan untuk pakan hewan ternak.

Selain itu, di seluruh dunia ini, dalam waktu 1 detik, ada 1.776 ekor hewan yang dibunuh, termasuk hewan kecil dan hewan besar. Waktu satu hari sama dengan 86.400 detik. Jika setiap detik ada hewan yang dibunuh, maka berapa banyak hewan yang dibunuh dalam waktu satu hari? Di seluruh dunia ini, dalam waktu satu hari, ada 153 juta ekor hewan yang dibunuh. Ini berarti dalam waktu setahun ada lebih dari 50 miliar ekor hewan dibunuh. Saat dibunuh, hewan-hewan itu menyimpan rasa benci dan dendam. Inilah yang mengakibatkan terjadinya bencana. Saya sangat berharap setiap orang dapat berusaha bervegetaris.

Sesungguhnya, saya ingin mengatakan bahwa setiap orang harus bervegetaris. Janganlah karena nafsu makan sesaat, kita mengonsumsi daging hewan. Benarkah mengonsumsi daging hewan membuat kita lebih sehat? Ia tak membuat kita lebih sehat. Saya sudah mulai bervegetaris dari saat berusia 14 tahun hingga kini. Saya sudah bervegetaris selama lebih dari 60 tahun. Saya tetap hidup sehat. Kesehatan saya tidak kalah dengan kalian, bukan? Saya bahkan bangun lebih pagi dari kalian. Saya sudah bangun pukul 3.30 pagi. Saya juga harus melakukan banyak hal setiap hari. Saya sangat sibuk setiap hari. Saya harus mendengar hal-hal yang terjadi di dunia dan membimbing para staf dan relawan kita tentang apa yang harus mereka lakukan.

Meski saya bervegetaris, tetapi fisik dan batin saya tetap sangat sehat, bukan? (Ya) Jadi, janganlah khawatir bahwa bervegetaris membuat kita kurang gizi. Pola makan vegetaris tetaplah sangat bergizi. Asalkan kita bersungguh hati dan menjalankan pola makan yang seimbang dengan mengonsumsi sayuran dan buah-buahan, maka fisik dan batin kita tetap akan sehat.

Saudara sekalian, kita harus bersungguh hati. Kita sungguh harus bertobat. Banyak orang di dunia ini yang menciptakan karma buruk tanpa menyadarinya. Kita berpikir bahwa kita sudah melakukan hal baik, tetapi sesungguhnya tanpa disadari, kita menciptakan karma buruk. Karena itu, kita sungguh harus bertobat. Di zaman dahulu, saat ingin memohon berkah, orang-orang harus bervegetaris. Artinya, kita jangan membunuh hewan dan menciptakan karma buruk agar dapat memohon berkah. Jadi, daripada memohon berkah dari saya, lebih baik kalian meningkatkan ketulusan. Dengan bervegetaris dan menghentikan pembunuhan hewan, secara alami kita akan dipenuhi berkah.

Bodhisatwa daur ulang sekalian, selain melindungi bumi, kita juga harus mengasihi kehidupan semua makhluk. Selain mengasihi bumi, kita juga harus mengasihi kehidupan semua makhluk. Kehidupan semua makhluk adalah setara. Dengan mengasihi semua makhluk, barulah kita dapat meredakan rasa dendam. Inilah cara untuk melenyapkan bencana. Untuk melenyapkan bencana, kita harus melenyapkan rasa dendam di antara manusia dan hewan. Ini yang disebut menyelesaikan dendam. Ini yang disebut bertobat. Bertobat berarti memurnikan batin.

Singkat kata, saya berharap setiap orang dapat bersunngguh hati mengasihi bumi dan semua makhluk. Dengan demikian, barulah kehidupan kita dapat tenteram, masyarakat dapat harmonis, dan dunia dapat bebas dari bencana.

Kondisi iklim yang ekstrem menyebabkan bencana

Pembunuhan terhadap hewan meninggalkan rasa dendam

Bervegetaris dan bertobat untuk mewujudkankehidupan yang aman dan tenteram

Menghormati kehidupan semua makhlukuntuk menyelesaikan rasa dendam

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 Juni 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 22 Juni 2016

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -