Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Hutan Bodhi dengan Merawat Pohon-pohon Kecil

“Saya mendapati bahwa ada banyak barang yang sebenarnya bisa didaur ulang. Setelah pulang, saya bisa memanfaatkan kembali barang-barang yang biasanya dibuang,” kata Zhu Yan, guru TK Wuxi, Taiwan.

“Kami melihat banyak jenis barang daur ulang, seperti botol kaca, botol plastik, dan berbagai jenis barang lainnya. Kami mempelajari bagaimana memilahnya secara saksama,” kata Zhao Yuxue, guru TK Wuxi lainnya.

“Selain mengurangi konsumsi dan melakukan daur ulang, juga harus mengurangi dampak negatif. Permintaan pemilahan semakin tinggi, bagaimana kami melakukannya? Kami datang ke sini untuk belajar,” kata Zhu Hong, pengawas TK Wuxi.

“Sebagai guru, kami sendiri harus memiliki pemahaman tertentu tentang pelestarian lingkungan, lalu mewariskan semangat ini kepada generasi berikutnya,” kata Jiang Yibin, guru TK Wuxi.

Daur ulang di Wuxi dilakukan dengan baik. Ini juga dimulai dari dua relawan, yakni Zhu Xiaoxia dan Pan Xiaoyan. Mereka berdua pernah mengunjungi posko daur ulang Tzu Chi. Saat itu, kegiatan daur ulang perlu digalakkan. Karena itu, kedua Bodhisatwa dunia ini berikrar untuk melakukannya. Terlebih Relawan Xiaoyan, dia berikrar dengan teguh dan tulus untuk membawa konsep daur ulang ke Wuxi.


Dengan koneksi dan pengaruhnya di tengah masyarakat, dia secara langsung mengajak orang-orang melakukan daur ulang. Dia pulang setiap tahun dalam empat tahun terakhir. Setiap tahun, saya bisa merasakan dedikasi dan ketulusannya.

Upaya mereka telah membuahkan hasil. Kekuatan cinta kasih yang terhimpun semakin besar dan jangkauannya semakin luas. Dari masyarakat lapisan bawah hingga pemimpin berbagai bidang, mereka mendapat pujian dan dukungan. Daur ulang di sana dilakukan dengan baik.

“Anak-anak, kalian bisa memanggil saya Nenek Pan. (Nenek Pan). Dalam video tadi, kita melihat bahwa beruang kutub sudah tidak punya rumah. Mereka kasihan tidak? (Kasihan),” kata Pan Xiaoyan, relawan Tzu Chi.

“Kita menyebutkannya bersama, oke? Pertama, gunakan sapu tangan. Kedua, jangan menggunakan barang sekali pakai. Benar, jangan menggunakan kantong plastik, gunakanlah kantong ramah lingkungan,” kata Wang Chunhua, Kepala TK Wu Xi.

Kegiatan daur ulang kita juga mencakup pendidikan. Murid-murid TK diajak berkunjung ke posko daur ulang. Pada saat yang sama, murid-murid diajak untuk belajar agar tahu bagaimana melakukan daur ulang dan mempraktikkannya. Selain bermanfaat bagi sekolah, murid-murid juga bisa memengaruhi kesadaran lingkungan keluarga mereka.


Suatu kali, saya berkata pada Xiaoyan, “Kamu melakukan daur ulang dengan baik. Alangkah baiknya jika kamu juga bisa menjalankan misi amal.” Saya mengatakannya dengan ringan, tetapi dia mengingatnya di dalam hati dan sungguh-sungguh menjalankannya.

Bapak Zhou Ming menderita lumpuh otak dan stroke. Relawan kita memberikan bantuan medis, bimbingan, dan lain-lain. Kita telah mendampinginya selama setahun lebih. Kita bukan hanya memperhatikannya, tetapi juga membimbing anggota keluarganya. Inilah salah satu kasus misi amal kita.

Para relawan kita sungguh pantas dipuji. Jadi, berbuat baik dan bersumbangsih tanpa pamrih bagi masyarakat bukanlah hal yang mustahil asalkan kita membangkitkan sebersit niat. Saat ada banyak orang yang membangkitkan niat yang sama, mereka bisa saling menyemangati dan berbagi pengalaman.

Mendengar laporan relawan kita setiap tahun, saya sangat memuji mereka. Saya tidak memiliki permintaan apa pun. Mereka menerapkan konsep daur ulang sehingga bisa mengurangi volume sampah di komunitas. Dengan menyosialisasikan konsep daur ulang, menginspirasi orang-orang untuk menghargai sumber daya alam, tidak membuang sampah sembarangan, dan melakukan daur ulang, mereka dapat meringankan beban Bumi.

 

Saya sangat gembira melihatnya. Terlebih, relawan kita juga menyucikan hati manusia dan mengajari anak-anak melakukan daur ulang. Saya sungguh sangat memuji mereka. Kita juga melihat relawan cilik Jing Si Books & Cafe, Kuan-kuan, menggalang dana bagi korban bencana di Afrika Timur. Dia menyiapkan makanan secara langsung dan membawanya ke pasar untuk menjualnya dan membangkitkan cinta kasih orang-orang. Ini sangat menyentuh.

“Halo, ini adalah sushi buatan saya. Terima kasih. Satu kotak 70 dolar NT. Terima kasih,”  Liu Xi-kuan relawan cilik Jing Si Books & Café menawarkan sushi buatannya.

“Ini bukan makanan vegetaris, ya? “ ucap pembeli.

“Ini makanan vegetaris, sungguh. Mendegar kami menjual sushi untuk menggalang dana bagi bantuan internasional, orang-orang bersedia berdonasi,” imbuhnya.

Dia sangat sabar. Meski orang-orang tidak menanggapi dengan serius, mereka tetap sangat tenang karena sejak kecil, para relawan cilik ini sudah terlatih untuk mengasihi dan sabar.

Kemarin, mereka mempersembahkan dua sesi pementasan adaptasi Sutra pada sore dan malam hari. Tema pementasan mereka ialah Kita Satu Keluarga. Melihat relawan cilik kita tumbuh besar dari tahun ke tahun, saya sangat gembira. Yang paling menggembirakan ialah kemurnian anak-anak tidak berubah. Kita merasa penuh harapan saat melihat anak-anak ini. Mereka pantas kita bimbing dengan sepenuh hati. Sebatang pohon kecil akan bertumbuh menjadi pohon besar suatu hari nanti dan sebutir benih dari pohon besar dapat kembali menghasilkan benih yang tak terhingga.

Bodhisatwa sekalian, kita harus memiliki keyakinan, kesabaran, dan ketulusan cinta kasih untuk mendampingi relawan cilik. Melihat relawan cilik kita tumbuh besar dari tahun ke tahun, saya sangat gembira. Akumulasi waktu bisa mendukung segala pencapaian. Waktu terdiri dari detik demi detik. Dari usia dini, mereka tak terlepas dari pendidikan budaya humanis Tzu Chi hingga kini telah tumbuh besar. Mereka merupakan pilar masyarakat. Pendidikan juga disebut proyek harapan yang berlangsung selamanya.

Bertekad menjalankan ikrar dengan tulus
Mengajari anak-anak melakukan daur ulang
Anak-anak menggalang cinta kasih dan melatih diri di tengah masyarakat
Menjalankan proyek harapan untuk membentuk hutan Bodhi

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 Juli 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal 24 Juli 2019

Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -