Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Karma Baik Kolektif dengan Mempraktikkan Prinsip Kebenaran
Kemarin, kita mulai mengadakan acara Pemberkahan
Akhir Tahun. Kemarin, sekelompok relawan luar negeri menjalani pelantikan. Hari
ini, juga ada kelompok lain yang akan menjalani pelantikan. Kita bisa melihat
para relawan kembali ke Taiwan untuk menjalani pelantikan dengan kesatuan hati
dan tekad. Kesatuan hati dan tekad mereka sungguh mengagumkan.
Kemarin saya juga berkata bahwa hal-hal yang
terlihat mudah, sering kali malah sulit dijalankan. Saya hanya mengimbau
orang-orang untuk berpegang pada prinsip yang sangat sederhana. Namun,
orang-orang sering kali tidak bisa menjaga pikiran dan berpegang pada prinsip
yang sederhana. Mengimbau orang-orang untuk bervegetaris dan mengendalikan
nafsu makan untuk menjaga kelestarian lingkungan saja sangat sulit.
Dalam interaksi antarmanusia, kita harus lebih
berlapang hati dan mengalah. Ini juga sangat sederhana. Namun, banyak orang yang
tidak bisa melakukannya. Karena itulah, terjadi banyak konflik yang memicu
terjadinya bencana akibat ulah manusia di dunia ini. Ini karena manusia tidak
bisa berpegang pada prinsip kebenaran yang sederhana.
Kita bisa melihat saat ini, dunia penuh dengan
penderitaan. Seiring meningkatnya populasi manusia, karma buruk yang
terakumulasi semakin banyak sehingga terjadi banyak bencana, baik bencana alam maupun
bencana akibat ulah manusia. Akibat ketidakselarasan empat unsur alam, bencana
alam kerap terjadi.
Kita bisa melihat setengah bulan yang lalu, Penang
dilanda banjir besar yang jarang ditemui dalam puluhan tahun terakhir. Wilayah
timur Malaysia juga pernah dilanda banjir yang lebih serius dari ini. Banjir
kali ini juga sangat serius. Beruntung, beberapa tahun yang lalu, relawan kita
terus merekrut Bodhisatwa.
“Kita harus datang kemari karena seluruh warga Malaysia adalah
satu keluarga. Saat warga di sini menderita, sudah menjadi kewajiban kita untuk
bersumbangsih. Saya sangat bersyukur memiliki jalinan jodoh untuk
bersumbangsih. Kemarin, sebagian relawan bekerja hingga larut malam. Mereka
bekerja hingga pukul 12 malam dan hanya beristirahat satu hingga dua jam. Pukul
02.30 pagi, kita sudah berangkat kemari. Saya datang dengan penuh semangat untuk
bersumbangsih bersama keluarga besar Tzu Chi,” kata Dai Bing-wen, relawan Tzu Chi Melaka.
Kita harus bersungguh-sungguh merekrut lebih
banyak relawan. Beberapa tahun ini, insan Tzu Chi Malaysia terus merekrut
relawan baru dan telah menginspirasi banyak orang. Namun, saat bencana terjadi,
tenaga kita tetap tidak cukup karena wilayah Malaysia sangat luas. Jadi, saya
berkata bahwa masih tidak cukup. Sekitar dua tahun yang lalu, terjadi banjir
besar di wilayah timur Malaysia yang sangat jauh dari Penang.
Saat itu, para relawan di Penang naik pesawat
carteran ke lokasi bencana untuk melakukan pembersihan dan penyaluran bantuan
bencana. Selama berhari-hari, mereka pergi di pagi hari dan pulang kala hari
sudah senja. Namun, kali ini, penerima bantuan dua tahun lalu juga memberikan
bantuan. Dari Kelantan, mereka mencarter bus untuk pergi ke Penang. Perjalanan
membutuhkan waktu 7 hingga 8 jam.
Banjir pada tahun 2014 lebih parah lagi. Atap rumah juga terendam
banjir. Semua harta benda saya rusak, bahkan ada yang hanyut. Yang tersisa
hanyalah pakaian yang saya pakai. Saya tinggal di tenda selama beberapa bulan,’
tambah Dai Bing-wen.
“Sebagian warga bahkan mengungsi ke hutan. Jadi,
Kakak jangan bersedih. Semuanya akan membaik secara perlahan,” kata Dai Bing-wen kepada seorang korban banjir.
Mereka membantu dengan tulus. Berhubung pernah
menerima kasih sayang dari insan Tzu Chi Penang, kini mereka juga membalas
kasih sayang tersebut. Mereka sungguh mengagumkan. Ada pula relawan yang
memberikan bantuan lintas negara, yakni relawan dari Singapura. Jadi, Tzu Chi
melampaui batas negara.
“Saat bencana terjadi, kita baru menyadari bahwa jumlah relawan
kita sangat sedikit. Jadi, merekrut relawan sangatlah penting. Selain itu, kita
juga harus berlatih agar siap untuk bergerak setiap waktu,” kata Qiu Jian-yi, relawan Tzu Chi Singapura.
Mereka bisa menjadi penyelamat dalam hidup orang
lain di mana pun. Di seluruh dunia, relawan kita mencurahkan perhatian dan
bersumbangsih bagi orang yang membutuhkan dengan kasih sayang yang tulus. Berkat
kecanggihan teknologi zaman sekarang, kita bisa segera melihat dan mendengar hal-hal
yang terjadi di seluruh dunia. Insan Tzu Chi memandang ke seluruh dunia dengan
pandangan penuh cinta kasih.
Saat Bodhisatwa dunia yang penuh cinta kasih dan
welas asih melihat penderitaan orang-orang yang dilanda bencana, mereka pun
segera bergerak untuk memberikan bantuan. Inilah kekompakan insan Tzu Chi. Kita
bersumbangsih bagi sesama manusia. Jadi, kisah yang menyentuh sangat banyak. Kali
ini, begitu terjadi banjir di Malaysia, insan Tzu Chi segera bergerak dan
mengarungi banjir untuk mengantar makanan. Ini juga sangat menyentuh.
Inilah kekuatan cinta kasih. Begitu bencana
terjadi, relawan kita segera bersumbangsih. Ini dimulai dari sebersit niat. Keindahan
di dunia ini adalah cinta kasih yang tulus di dalam hati setiap orang. Prinsip
kebenaran sangat sederhana, tetapi bisakah orang-orang mempraktikkannya? Tidak
mudah untuk mempraktikkannya. Banyak prinsip kebenaran yang mudah dipahami, tetapi
tidak mudah untuk dipraktikkan.
Yang bisa mempraktikkannya sungguh mengagumkan. Kita
harus terjun ke tengah masyarakat untuk menjangkau orang-orang yang menderita. Setelah
melenyapkan penderitaan mereka, kita juga harus berbagi Dharma dengan mereka agar
mereka menyadari bahwa mereka lebih beruntung daripada orang lain karena telah
terselamatkan dan mereka juga mampu menolong orang lain. Mereka bisa menjadi orang
miskin yang kaya batinnya karena melihat penderitaan orang lain dan menyadari
berkah.
Jadi, orang yang menyadari berkah adalah orang
yang dipenuhi berkah. Jika tidak menyadari berkah, maka memiliki kekayaan
sebesar apa pun, kita tidak akan merasa dipenuhi berkah. Dipenuhi berkah tanpa
menyadari berkah juga percuma. Setelah mempelajari Dharma, orang yang menyadari
berkah bisa merendahkan hati meski hidup berada. Dengan demikian, mereka akan
menjad orang yang kaya lahir batin. Semua prinsip kebenaran sangat sederhana dan
bisa dipraktikkan dengan mengubah pola pikir.
Sulit mempraktikkan
prinsip kebenaran sehingga memicu terjadinya bencana
Mengubah pola pikir,
menyadari berkah, dan kembali menciptakan berkah
Menolong orang yang
menderita dengan cinta kasih yang melampaui batas negara
Turut memberikan bantuan sebagai wujud balas budi
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 16 November 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina