Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Karma Baik Kolektif untuk Melenyapkan Lima Kekeruhan
Kita semua harus lebih bermawas diri dan berhati tulus. Sudah seminggu lebih berlalu sejak Badai Harvey menerjang Amerika Serikat, tetapi banjir masih belum surut. Meski cuaca sudah kembali cerah, tetapi banjir tak kunjung surut. Wilayah yang tergenang banjir sangat luas. Lewat rekaman video yang diambil dari udara, kita bisa melihat bahwa wilayah yang tergenang banjir sungguh sangat luas. Jumlah korban bencana juga sangat banyak. Ada puluhan ribu keluarga yang harus berevakuasi. Mendengar banyaknya keluarga yang harus berevakuasi, kita bisa membayangkan betapa luasnya wilayah yang tergenang banjir.
Sebagian warga Houston berevakuasi ke Dallas yang berjarak 500 kilometer lebih. Mereka bahkan harus berevakuasi ke Dallas yang begitu jauh. Aula Jing Si di Houston juga menampung korban bencana karena tidak tergenang banjir. Di Aula Jing Si itu, kita juga bisa menyediakan makanan hangat. Kini insan Tzu Chi di seluruh Amerika Serikat mengirimkan nasi Jing Si ke Texas untuk memenuhi kebutuhan para korban bencana.
Di Taiwan, kita juga menyiapkan nasi Jing Si yang akan dikirimkan ke sana. Nasi Jing Si tersebut telah disimpan di gudang bandara Taiwan dan mungkin bisa dikirimkan hari ini.
“Kita sangat bersyukur kepada EVA Air dan China Airlines yang membantu kita mengirimkan barang bantuan secepat mungkin. Mereka juga memberikan diskon untuk membantu kita menuntaskan misi kita,” ucap Wei Wan-hua, Staf divisi kerohanian Tzu Chi.
Meski kita sudah menyiapkan barang bantuan, tetapi karena dampak bencana yang serius, pesawat yang membawa barang bantuan dari luar juga sulit untuk mendarat di bandara setempat. Pengiriman lewat udara saja sulit, apalagi pengiriman lewat darat? Jadi, akses transportasi di sekitar lokasi bencana terputus. Dampak bencana kali ini sangat serius. Selama berhari-hari, kita melakukan telekonferensi dengan insan Tzu Chi Amerika Serikat sehingga bisa memahami kondisi setempat dan bagaimana insan Tzu Chi di seluruh Amerika Serikat bergerak untuk memberi bantuan. Sungguh, relawan kita turut merasakan apa yang dirasakan oleh para korban bencana dan segera bersumbangsih secara nyata. Di saat seperti ini, insan Tzu Chi di seluruh Amerika Serikat bergerak untuk memberi bantuan. Amerika Serikat sangat luas dan terdiri atas banyak negara bagian. Relawan yang tidak bisa pergi ke lokasi bencana mulai menggalang hati dan donasi di wilayah masing-masing.
Setiap
orang mengungkapkan ketulusan mereka. Sebagian dari mereka juga berikrar untuk
bervegetaris. Kita semua bisa bervegetaris sebagai wujud ketulusan doa kita. Semoga
bencana kali ini bisa berlalu dengan cepat. Saat ini, semua orang harus bergerak
untuk memberi bantuan. Seluruh insan Tzu Chi di Amerika Serikat bergerak untuk
memberikan bantuan bencana. Saat bencana terjadi, semua orang memiliki perasaan
senasib dan sepenanggungan serta bersedia bersumbangsih. Ada yang terjun ke
jalan untuk menggalang donasi, ada pula yang bersumbangsih secara langsung dengan
pergi ke Houston untuk berpartisipasi dalam penyaluran bantuan bencana. Insan
Tzu Chi menghimpun kekuatan bersama.
Saat
melakukan telekonferensi dengan insan Tzu Chi Amerika Serikat, kita mendengar bagaimana
mereka membagi diri ke dalam berbagai kelompok dan membagi tugas dengan cermat.
Meski harus menempuh jarak ribuan kilometer, relawan kita tetap menjangkau
lokasi bencana. Dengan melakukan pembagian tugas terlebih dahulu, relawan kita
bisa langsung menjalankan tugas masing-masing begitu tiba di lokasi bencana. Orang
yang tidak bisa pergi ke sana memberikan dukungan dengan menggalang hati dan
donasi. Kini pemerintah setempat juga membutuhkan bantuan tenaga. Untuk
menyediakan barang kebutuhan sehari-hari bagi begitu banyak korban bencana, juga
dibutuhkan bantuan dari berbagai negara. Saya sangat bersyukur.
Kemarin, dalam pertemuan pagi relawan, saya mendengar Kepala Rumah Sakit Lai berkata bahwa Rumah Sakit Tzu Chi Dalin sudah mulai menggalang donasi bagi korban bencana di Amerika Serikat. Kemarin siang, saya mendengar bahwa Rumah Sakit Tzu Chi Taipei juga mulai menggalang donasi. Begitu pula dengan Rumah Sakit Tzu Chi Taichung dan Hualien.
“Kita bisa menenangkan pikiran dan merenungkan apa yang bisa kita lakukan untuk menolong para korban bencana. Di bulan tujuh penuh berkah ini, kita bisa menggalakkan pola makan vegetaris dan konsep pelestarian lingkungan. Kita juga bisa menghimpun kekuatan untuk menolong korban bencana,” ucap Chien Sou-hsin, Kepala RS Tzu Chi Taichung.
“Semoga para korban bencana bisa bangkit kembali. Kita yang hidup aman dan tenteram juga harus membangun tekad untuk bersumbangsih semampu kita,” ucap Song Yu-min, Dokter RS Tzu Chi Taichung.
“Dengan memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan, kita bisa mengembangkan cinta kasih,” ucap Chang Yao-jen, Wakil kepala RS Tzu Chi Taipei.
Setiap orang harus bersumbangsih bagi orang yang membutuhkan karena semua orang di seluruh dunia adalah satu kesatuan. Jika kita tidak mengubah pola pikir, bencana alam yang mendatangkan penderitaan besar akan terus terjadi. Ini akibat karma buruk kolektif semua makhluk. Apakah kita tidak takut memperparah kekeruhan di dunia ini? Semua orang hendaknya sepaham, sepakat, dan bertindak bersama.
Kini
seluruh dunia memperhatikan perubahan iklim yang ekstrem yang disebabkan oleh
emisi karbon. Bagaimana kita mengatasi masalah ini? Melihat kekuatan alam yang
begitu besar, bisakah kita mengubah pola pikir kita? Sungguh, di dunia ini, yang
berpegang pada kebenaran akan bertahan dan yang melawannya akan tumbang. Kita
sungguh harus memercayai prinsip ini. Singkat kata, ada banyak prinsip
kebenaran yang harus kita pahami dengan kesungguhan hati. Kekuatan alam
sangatlah besar. Pikiran manusia bisa sangat menakutkan, juga bisa sangat
menggemaskan. Semua itu bergantung pada sebersit niat.
Melihat
luasnya wilayah yang tergenang banjir lewat rekaman video dari udara
Mengirimkan
barang bantuan sebagai bantuan darurat
Menginspirasi
orang-orang untuk menghormati langit dan mengasihi bumi
Menciptakan karma baik kolektif untuk melenyapkan Lima
Kekeruhan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 2 September 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 4 September 2017