Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Karma Baik Setelah Memahami Hukum Karma

“Saya merasa bahwa setiap pengusaha yang sukses memiliki kewajiban untuk membalas budi masyarakat dan menolong orang lain. Kita selalu percaya bahwa dengan berbuat baik, hal-hal yang baik juga akan mendatangi kita. Setelah kita menolong orang lain, suatu hari nanti, mungkin orang lain juga akan menolong kita dengan cara yang tidak terduga. Saya mengundang banyak staf saya ke sini. Saya juga mengundang insan Tzu Chi dan organisasi nonpemerintah lain untuk menyosialisasikan vegetarisme dan pelestarian lingkungan. Yang kita lakukan belum cukup. Kini, kita harus berbuat lebih banyak. Hari ini adalah permulaan yang baik,” tutur Vincent Tan, Pendiri Berjaya Corporation Berhad.

Lihatlah kehidupan orang-orang di dunia ini. Kehidupan orang yang dipenuhi berkah sungguh berbeda. Dua hari yang lalu, tepatnya tanggal 17 Februari, seorang pengusaha dari Malaysia, Bapak Vincent Tan, datang mengunjungi saya. Beliau merupakan seorang pengusaha besar yang sangat sibuk. Kali ini, beliau juga datang dengan mencarter pesawat terbang. Beliau sangat tulus.

 

Pertama kali beliau berkunjung ke sini, saya berbagi tentang vegetarisme. Beliau langsung berkata pada saya bahwa beliau bersedia bervegetaris. Sejak saat itu, beliau bervegetaris. Kali ini, beliau datang bersama ibunya. Selain itu, juga ada seorang duta besar Belgia untuk Malaysia yang datang bersamanya dengan naik pesawat terbang yang sama. Setelah beliau tiba, saya bisa melihat bahwa beliau sangat tulus, rendah hati, dan bersungguh hati. Demikianlah sikapnya selama ini. Setelah tiba dan duduk sebentar di ruang tamu, beliau berkata bahwa beliau ingin memasak.

“Saya ingin memasak untuk Master. Ibu saya juga datang ke sini. Saya ingin memasak untuk mereka berdua. Keduanya merupakan ibu saya. Satu merupakan ibu kandung saya dan satu merupakan ibu jiwa kebijaksanaan saya,” ujar Vincent Tan, Pendiri Berjaya Corporation Berhad.

Beliau berkata bahwa beliau menyiapkan makanan untuk kedua ibunya. Satu merupakan ibu kandungnya dan satu merupakan ibu jiwa kebijaksanaannya. Jadi, beliau masuk ke dapur untuk memasak. Tahun lalu, saya meminta Bapak Vincent Tan pergi ke Turki untuk membantu Faisal Hu.

 

“Saya sangat tersentuh oleh apa yang saya lihat dan dengar, yakni penderitaan dan kesedihan para pengungsi. Beruntung, ada Tzu Chi dan Pemerintah Turki yang menolong mereka,” tambah Vincent Tan.

Beliau membantu Faisal Hu mengatasi banyak kesulitan mengenai pendidikan anak-anak pengungsi di Turki. Mengetahui bahwa Bapak Vincent Tan akan datang ke Griya Jing Si, Faisal Hu juga datang untuk mendampinginya. Mendengar bahwa beliau ingin memasak, Faisal Hu pun menawarkan untuk menyiapkan satu lauk yang terkenal di kampung halamannya. Karena itu, Faisal Hu juga masuk ke dapur.

Hari itu, begitu saya duduk, beliau memberi tahu saya lauk-lauk yang dimasak olehnya. Beliau sungguh sangat tulus. Sesungguhnya, beliau tidak harus mempersembahkan masakannya. Kesungguhan hatinya dalam memasak sudah merupakan persembahan bagi saya. Beliau berkata bahwa masakannya dipersembahkan untuk kedua ibunya, yakni satu ibu yang melahirkannya dan satu ibu yang menumbuhkan jiwa kebijaksanaannya. Beliau sungguh luar biasa.

 

Duta besar yang datang bersamanya juga sangat gembira. Melihat makanan vegetaris di sini, beliau berulang kali berkata bahwa beliau akan menyosialisasikan vegetarisme. Beliau merasa bahwa kini, beban Bumi sungguh sangat berat. Untuk menyelamatkan Bumi, semua orang harus bervegetaris. Jadi, beliau juga berikrar untuk menyosialisasikan vegetarisme.

Kemarin, saya juga mendengar laporan insan Tzu Chi Jerman yang menghadiri Konferensi Perubahan Iklim PBB kali ini. Dia berkata bahwa banyak topik dalam konferensi itu yang berkaitan dengan perubahan iklim. Perubahan iklim berkaitan erat dengan kelestarian lingkungan.

Lihatlah perubahan seluruh ekosistem di Bumi ini. Kita sungguh sudah tidak punya cukup waktu lagi. Dalam konferensi itu juga dikatakan bahwa kini suhu Bumi telah mencapai titik kritis. Untuk mencegah peningkatan suhu Bumi, satu-satunya cara ialah bervegetaris. Belakangan ini, sejak saya melakukan perjalanan keliling Taiwan hingga kembali ke Griya Jing Si, hampir setiap hari saya mengimbau orang-orang untuk bervegetaris.

Data statistik jumlah hewan yang dijagal telah terpampang jelas. Hewan yang kehilangan nyawa lebih dari 2.000 ekor per detik. Dalam sehari, ada lebih dari 203 juta ekor hewan yang kehilangan nyawa. Jika konsumsi daging tidak dikendalikan, hewan yang dijagal akan semakin banyak.


Kini penjagalan babi bukan dilakukan secara manual, melainkan dengan mesin. Babi-babi dipaksa masuk ke sebuah jalur dan akan secara otomatis diangkut ke dalam mesin potong. Babi-babi ini tidak tahu bahwa mereka dipelihara untuk dikonsumsi. Saat mereka diangkut ke mesin potong, hati mereka penuh dengan rasa benci dan dendam.

Dalam Sutra, Buddha mengatakan bahwa semua makhluk menciptakan karma buruk kolektif. Saat membabarkan Dharma, saya terus merenungkan karma buruk apa yang membawa dampak sebesar ini. Dengan kekuatan yang begitu kecil, karma buruk kolektif apa yang manusia ciptakan sehingga bisa menimbulkan bencana alam akibat ketidakselarasan unsur air, api, dan angin?

Bencana terjadi silih berganti dan yang tersisa hanyalah abu. Ini sangat menakutkan. Karma buruk kolektif apa yang manusia ciptakan? Kini, saya akhirnya tahu bahwa ini terjadi karena karma buruk membunuh. Bayangkanlah, setiap hari, lebih dari 200 juta ekor hewan dijagal. Saat akan dijagal, hewan-hewan ini dipenuhi rasa benci dan dendam yang terus terakumulasi.

Benih yang ditanam akan terus mengikuti dari kehidupan ke kehidupan. Lewat Syair Pertobatan Air Samadhi, kita bisa memahami bahwa semua karma yang diciptakan akan berbuah. Dengan perpaduan sebab dan kondisi, segala perbuatan kita pasti akan berbuah. Kita tidak bisa menghindarinya. Karena itu, Buddha mengajari kita untuk menerima buah karma dengan sukarela serta meningkatkan kewaspadaan agar tidak menciptakan karma buruk lagi.

Penjagalan hewan menciptakan karma buruk besar

Karma buruk kolektif mengakibatkan bencana terjadi silih berganti

Orang yang kaya materi dan batin memberi persembahan dengan ketulusan

Berikrar untuk menyosialisasikan vegetarisme

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 Februari 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 21 Februari 2019

 

Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -