Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Kebenaran, Kebajikan, dan Keindahan dengan Benih Tak Terhingga


“Sungguh berkah yang sungguh besar untuk seorang ibu rumah tangga biasa seperti saya dapat memikul tanggung jawab menjadi ketua tim. Master telah memberikan tanggung jawab besar ini dan saya akan belajar dengan sungguh-sungguh. Saya akan merawat lansia dan membina anak-anak muda. Semuanya akan bekerja sama dengan harmonis dalam kesatuan tim,”
kata Li Ling relawan Tzu Chi.

“Master, kami akan bersatu. Kami akan menjaga hati kami dengan baik.”

Kalian berkata bahwa kalian akan bersatu dan menjaga hati kalian. Sesungguhnya, sungguh sulit untuk melaksanakannya secara menyeluruh. Namun, inilah ikrar kalian. Ketika semuanya telah membangun tekad dan ikrar, sesulit apa pun jalannya, kalian pasti dapat melakukannya. Terlebih lagi, jalan kita saat ini telah lurus, rata, dan terbuka untuk dapat kita lalui.

Saat ini, yang kita butuhkan ialah orang-orang yang bersedia menapaki jalan ini. Selain itu, jalan ini harus ramai untuk ditapaki oleh semua orang. Menggalang Bodhisatwa adalah hal yang sangat penting. Dalam hidup, kita harus menggenggam waktu saat ini dan selalu mengingat tekad dan ikrar yang telah kita buat di masa lalu.

“Nama saya Zhang Jin-ye. Tahun ini, saya berusia 91 tahun. Ketika menggalang donatur, saya selalu merasa sukacita. Saya mengunjungi kolam renang dan berkata kepada seseorang, ‘Pelatih, apakah Anda mau menjadi donatur?’ Dia berkata, ‘Baik, tetapi saya ada satu syarat. Kamu harus belajar berenang. Ketika kamu sudah bisa berenang, saya akan jadi donatur.’ Saat itu bulan Desember dan saya berusaha untuk belajar berenang. Setelah belajar, dia berkata, ‘Saya akan menjadi donatur.’ Saya bertanya, ‘Kapan waktu yang baik untuk saya mengumpulkan donasi tersebut?’ Dia berkata, ‘Saya akan segera memberikannya.’ Kemudian, dia memberikan dengan kedua tangannya dan saya menerimanya dengan kedua tangan saya sambil mengucapkan terima kasih. Saat menerima 3 ribu dolar NT ini, saya merasa kedinginan hingga harus minum air panas,” kata Chen Zhang Jin-ye relawan Tzu Chi.

“Saya sungguh mengasihi dan menghormati Master. Master membangun rumah sakit demi semua makhluk yang menderita. Hendaklah kita bersama-sama mendukung Master,” pungkas Chen Zhang Jin-ye.


Saat ini, saya sungguh menantikan kitab Tzu Chi di dunia. Hendaklah kita menulis kitab besar dunia ini. Dalam agama Buddha, kita memiliki kitab Mahapitaka. Jika saya membacanya, saya dapat menyerapnya ke dalam hati dan pikiran. Namun, sulit untuk dipraktikkan di zaman ini karena perbedaan zaman dan lingkungan yang ada. Bagaimana kita dapat mewujudkannya?

“Saat ini, banyak sekali perubahan dalam masyarakat dan setiap hal terus berubah. Sama seperti ‘kota jelmaan’ yang terus berubah. Dalam kota jelmaan ini, bagaimana kita dapat menemukan harta karun? Dengan menginventarisasi kehidupan kita. Kita harus memikirkan tentang apa hal benar yang telah saya lakukan dan apa hal salah yang saya lakukan dalam hidup ini. Kita dapat memperbaiki diri melalui kesalahan kita. Dari sini, saya berharap untuk dapat lebih tekun dan bersemangat dalam mempelajari ajaran Master sehingga saya dapat menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya,” kata Xu Xi-dong relawan Tzu Chi.

“Kami berikrar kepada Master bahwa kami akan bersama-sama dengan Master untuk mendorong ‘kereta lembu’ dan mengajak lebih banyak orang untuk menjadi Bodhisatwa dunia. Yang terlebih penting ialah kami akan merekrut relawan dari segala usia untuk bergabung dengan Tzu Chi. Kami akan mengikuti langkah Master dari kehidupan ke kehidupan,” kata Li Cai-rong relawan Tzu Chi.

Saat ini, hal yang harus kita lakukan dengan segera ialah menggalang Bodhisatwa. Jika tidak, kita akan menyia-nyiakan waktu dalam hidup kita. Walau kita membuat banyak ikrar, kehidupan kita akan terus berlalu. Jika kita hanya berharap pada diri sendiri, kita tidak akan pernah melihat kelanjutan yang kita harapkan di masa depan.


Saya hanya berharap kalian tahu apa yang harus dilakukan saat ini. Walau saya berharap pada banyak orang saat ini, kita yang ada saat ini juga akan menghilang karena mengalami penuaan. Manusia akan menua seiring berjalannya waktu. Waktu terus berlalu bagaikan jam pasir. Jika kita tidak menggenggam waktu, maka sama seperti jam pasir, hidup kita akan berlalu begitu saja. Jadi, kita harus bersyukur atas masa lalu karena kita telah melakukan kebajikan.

Meski kehidupan ini tidak kekal, ajaran Buddha mengajarkan hukum sebab akibat. Ada sebab, ada kondisi, ada buah, dan ada akibat. Saat ini, tekad yang telah kita bangun bersama-sama disebut sebagai sebab. Sebab ini adalah benih yang kita tabur. Kita harus mengambil benih ini dan menaburkannya di ladang batin kita. Beri tahu kepada diri sendiri untuk menanam benih ini di ladang batin kita dan kita sendiri yang akan menjadi petaninya. Hendaklah benih di dalam ladang batin kita dapat kita taburkan ke ladang-ladang lainnya yang memiliki jalinan jodoh dengan kita untuk menghasilkan benih yang tak terhingga.

Kita semua adalah generasi pertama Tzu Chi. Adanya Tzu Chi saat ini adalah berkat kalian yang menggalang Bodhisatwa. Inilah contoh satu benih menghasilkan benih yang tak terhingga. Saat ini, saya harus terus menghasilkan benih yang tak terhingga. Begitu pula dengan kalian. Saat ini, semuanya telah menabur benih kebajikan. Saya berharap kalian dapat merawat benih ini menjadi benih yang berkualitas baik. Ketika semua orang menabur benih yang baik, kalian menuai hasil yang baik dan melimpah.


Di kehidupan saat ini, hendaklah kita menjalin jodoh baik dan menggarap ladang berkah. Hendaklah kita menanam benih yang tak terhingga sepanjang jalan menuju masa depan. Ladang pelatihan ini membutuhkan orang-orang untuk menggarapnya menjadi indah. Semoga kita panjang umur dan selalu memiliki tubuh yang sehat.

Tzu Chi didirikan di zaman modern. Silsilah Dharma Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran. Mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa di dunia. Jing Si adalah semangat kita semua. Tanpa Jing Si, tidak akan ada Tzu Chi. Oleh karena itu, ladang pelatihan batin kita berada pada Jing Si. Jing Si adalah samadhi. Samadhi dan kebijaksanaan adalah hal yang perlu kita latih. Kita perlu menjaga sila, samadhi, dan kebijaksanaan. Sepuluh sila Tzu Chi adalah sila yang perlu dijaga oleh masyarakat dunia. Monastik memiliki lebih banyak sila. Kalian hanya perlu mempraktikkan sepuluh sila ini. Inilah pedoman bagi insan Tzu Chi.

Banyak orang mengatakan bahwa Tzu Chi sangat indah dan melihat bahwa insan Tzu Chi selalu tertib. Insan Tzu Chi selalu mengenakan pakaian yang rapi dan bertindak dengan tertib dan penuh kedisiplinan. Inilah keindahan kita. Berbicara tentang kebenaran dan kebajikan, insan Tzu Chi selalu mempraktikkan kebajikan. Ketika kebenaran dan kebajikan digabungkan bersama dengan keindahan, terciptalah kebenaran, kebajikan, dan keindahan. 

Bersatu hati membentangkan jalan dan menyelami kitab suci
Melangkah dengan mantap untuk menciptakan berkah dan menjalin jodoh baik
Menciptakan benih tak terhingga yang penuh kebenaran, kebajikan, dan keindahan
Mempraktikkan sila, samadhi, dan kebijaksanaan 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Desember 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 12 Desember 2022
Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -