Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Kehidupan yang Penuh Makna
“Saya sudah selesai menjalani terapi. Setelah makan siang nanti, kami
akan pergi ke Rueisuei untuk melakukan pengobatan keliling ke rumah pasien.
Kami melakukannya setiap minggu,” kata dr. Li Sen-jia.
Lihatlah dr. Li Sen-jia. Sejak kecil, dia sudah merasakan sulitnya mencari pengobatan di wilayah terpencil. Karena itu, dia bercita-cita ingin menjadi dokter. Setelah mengatasi berbagai kesulitan, akhirnya dia menjadi dokter. Setelah menjadi dokter, dia tidak melupakan tekad awalnya.
Dia memiliki tekad yang sangat teguh. Dia memilih melayani pasien di tempat terpencil. Tujuannya adalah melayani pasien yang menderita dan tidak leluasa bergerak. Tak memedulikan sulitnya akses transportasi dan kesulitan lain, dia tetap ingin menjangkau pasien yang menderita. Orang yang membutuhkan pengobatan tidak dapat keluar karena sulitnya akses transportasi.
“Orang yang hidup kekurangan tidak memiliki kendaraan. Karena itu, mereka tidak dapat keluar mencari pengobatan. Kami memanfaatkan waktu istirahat atau waktu pulang kerja. Pasien akan membawa kami ke rumahnya. Daerah jangkauan saya yang terjauh adalah kampung halaman saya di Qishan. Saya juga pergi ke Alian, Yanchao, dan Mituo,” ungkap dr. Li Sen-jia.
Kita dapat melihat sejak kecil, setelah indranya bersentuhan dengan objek, dia mengubah lima kesadaran indranya menjadi kebijaksanaan pencapaian aktivitas. Saat bertekad, dia membangkitkan kebijaksanaan pengamatan. Kesadaran keenamnya mengamati penderitaan di dunia. Dia bertekad untuk menjadi dokter. Dia tidak melupakan tekad awalnya.
Setelah menjadi dokter, dia menjangkau orang-orang yang paling kesusahan dan menderita. Untuk memperlakukan semua makhluk dengan setara, dia mengubah kesadaran ketujuhnya menjadi kebijaksanaan setara. Saya juga sangat berterima kasih kepada Da Ai TV. Saat mendengar dr. Li menderita kanker paru-paru jenis adenokarsinoma, saya memberi tahu Da Ai TV, “dr. Li adalah dokter teladan. Kalian hendaknya menuangkan kisahnya dan keluarganya ke dalam bentuk tulisan dan video agar dapat dibuat menjadi naskah drama.”
Saya sangat bersyukur dr. Li menyetujuinya dengan gembira. Seluruh keluarga dan saudaranya bekerja sama dengan Da Ai TV sehingga kini orang-orang dapat menyaksikan kisah dr. Li yang begitu menyentuh hati. Setelah proses syuting selesai, staf Da Ai TV bertanya kepada dr Li, “Apakah Anda masih ada harapan yang lain?” “Jika memiliki berkah yang cukup, saya berharap setelah meninggal nanti, saya dapat mendonorkan tubuh saya.”
Dia ingin menjadi Silent Mentor. Untuk Universitas Tzu Chi.
“Ini harapan di dalam hati saya,” ujarnya.
Dia juga sudah menandatangani surat persetujuan donor tubuh. Kedua, dia berharap dapat melakukan pengobatan keliling yang terakhir kali. Ketiga, dia berharap dapat bertemu lagi dengan saya. Ini harapannya yang ketiga.
“Bagaimana kondisi Anda sekarang?”
“Sekarang saraf bicaranya sudah terpengaruh,” kata Istri dr. Li.
“Tidak apa-apa. Anda harus menjalani terapi.”
“Saraf bicara dan motoriknya sudah terpengaruh,” kata Istri dr. Li.
“Anda harus menjalani terapi. Anda sudah sangat hebat karena sudah sekian lama bertarung dengan kanker. Anda sangat hebat. Saya mendoakan Anda. Terima kasih. Anda masih baik-baik saja”.
“Kami pergi ke Yuli bersama dr. Hong dan dr. Li untuk melakukan pengobatan keliling. Hari ini Menantu laki-laki kami yang mengantar kami ke sini. Terima kasih, Master,” kata dr. Li Sen-jia.
Berbicara mengenai pengobatan keliling dr. Li yang terakhir, saya ingin berterima kasih kepada dr. Hong Hong-dian dan dr. Yeh Tian-hao yang sengaja datang dari Kaohsiung untuk mendampinginya. Ini sungguh menyentuh hati. Di bulan Agustus, saat peringatan ulang tahun RS Tzu Chi Hualien, dr. Li juga hadir. Dia juga naik ke atas panggung untuk berbagi kisahnya.
“Ingat yang saya katakan kepada Anda. Apa Anda mendengarnya?”
Sesungguhnya, saat dia berada dalam masa kritis, orang-orang sudah melakukan persiapan. Di bawah kondisi itu, harapannya sudah terpenuhi. Yang paling berharga adalah sepanjang hidupnya, dia adalah anak yang berbakti, seorang kakak yang baik, seorang suami yang baik, dan seorang ayah yang baik. Dia telah menunaikan tanggung jawabnya dengan sempurna tanpa ada penyesalan.
Yang lebih luar biasa adalah banyaknya orang yang menonton kisahnya di Da Ai TV. Dua hari lalu, setelah episode terakhirnya ditayang di Da Ai TV, dia meninggal dunia dengan damai pada pukul 7 pagi keesokan harinya. Sesuai harapannya, jenazahnya langsung dibawa dari Kaohsiung dan tiba Universitas Tzu Chi pada siang hari kemarin. Ini sungguh mengagumkan.
Semua harapannya telah terpenuhi. Dia tidak memiliki pamrih, tidak ambisius, dan tidak memiliki nafsu keinginan. Saat bekerja di RS Tzu Chi Yuli, dia merasa penghasilannya terlalu tinggi. Karena itu, dia terus berdonasi.
“Sebelum datang ke sini, saya sudah pensiun. Mereka tidak merendahkan pria tua yang lamban seperti saya. Saya berusaha semaksimal mungkin untuk membantu di sini. Saya juga sering merasa penghasilan saya terlalu tinggi jika dibandingkan dengan porsi pekerjaan saya. Saya merasa ini tidak baik. Karena itu, saya memikirkan satu cara, yakni dengan kembali mendonasikannya kepada Tzu Chi,” kata dr. Li Sen-jia.
Yang paling mengagumkan adalah nomor anggota komite dia dan istrinya adalah 1.600-an. Dia sudah lama bergabung dengan Tzu Chi. Selain itu, dia terus melangkah maju tanpa bermalas-malasan. Sepanjang hidupnya, dia sangat tekun dan bersemangat. Dia membentangkan sebuah jalan yang sangat terang dan mengajak banyak orang untuk menapakinya bersama. Kita dapat melihat dia memiliki hubungan yang dekat dengan adiknya. dr. Li Jin-san sangat terpengaruh oleh kakaknya.
“Alasan utama saya datang ke Yuli karena kakak saya mengundang saya ke sini. Tentu saja, dia tidak membujuk saya dengan sudut pandang agama. Dia memberi tahu saya bahwa di Yuli, saya dapat mengembangkan potensi yang lebih besar dan membantu lebih banyak pasien. Di Taiwan bagian barat sudah ada banyak dokter. Namun, di sini sangat kekurangan dokter,” kata dr. Li Jin-san.
Mereka adalah kakak beradik yang memiliki kesatuan hati dan tekad. Kini adiknya masih bersumbangsih di RS Tzu Chi Yuli. Saya sungguh merasa keluarga mereka sangat mengagumkan. Ini sungguh jarang ditemui.
Sesuai dengan hukum alam, kehidupan setiap orang pasti akan berakhir, tetapi jarang ada orang yang memiliki kehidupan bermakna seperti dr. Li. Dia sungguh membuat orang kagum. Saya sangat berterima kasih karena dia menjadi teladan bagi dokter dan banyak orang. Ini sungguh tidak mudah.
Bertekad menjadi dokter demi meringankan
penderitaan pasien
Mengembangkan cinta kasih demi melayani pasien di wilayah terpencil
Membentangkan jalan bagi orang lain dan senantiasa
menjadi teladan
Melihat kehidupan seorang dokter yang bermakna
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 16 September 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 18 September 2017