Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Lingkaran Kebajikan dengan Ketulusan Kasih Sayang
Lihatlah kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa
bumi yang terjadi dalam sekejap. Sesungguhnya, beberapa hari ini, Taiwan juga
kerap diguncang gempa bumi. Karena itu, kita harus mawas diri, tulus, dan
meningkatkan kewaspadaan.
Kita juga melihat di Marikina, Filipina, sebuah
kebakaran menimbulkan kerusakan besar. Insan Tzu Chi juga segera bergerak untuk
memberikan bantuan. Kita memiliki relawan di Filipina sehingga mereka bisa
segera bergerak untuk mencurahkan perhatian.
Kita juga melihat kebakaran di Taipei. Insan Tzu
Chi pun segera bergerak untuk mencurahkan perhatian kepada korban kebakaran,
Bapak Chang. Dia berkata bahwa dia merasa sangat bersalah karena telah membuat
tetangganya panik. Karena itu, kita mendampingi Bapak Chang untuk meminta maaf
kepada tetangganya dari pintu ke pintu.
Para tetangganya yang sangat baik menerima
permintaan maafnya. Dengan saling memperhatikan dan menghibur, beban pikiran
mereka pun hilang. Saya merasa bahwa ini sangatlah penting. Berhubung bencana
telah terjadi, maka kita harus berpikiran terbuka. Kita harus membuka hati dan
pikiran, lalu memulai hidup baru.
Sumbangsih insan Tzu Chi yang tepat pada
waktunya membuat orang merasa sangat nyaman dan penuh kehangatan. Inilah cinta
kasih berkesadaran antarmanusia. Jika semua orang di dunia ini bisa memenuhi
hati masing-masing dengan cinta kasih universal untuk memperhatikan satu sama
lain, bukankah akan tercipta masyarakat yang sangat indah dan harmonis? Jadi,
kita harus mempererat hubungan kita dengan sesama manusia.
Kita juga melihat di tempat yang jauh dan
cuacanya sangat dingin, relawan kita terus mempersiapkan barang bantuan sejak
beberapa hari lalu dan melindunginya agar tidak rusak. Ini sungguh tidak mudah.
Dua hari yang lalu, pembagian bantuan dimulai. Sebelum matahari terbit, para
relawan kita sudah bangun untuk melakukan persiapan.
Dalam siaran berita, durasi video mengenai
pembagian bantuan ini hanya semenit hingga dua menit, tetapi sulit
bagi saya untuk mendeskripsikan cinta kasih para relawan kita. Mereka
menghabiskan banyak waktu untuk mempersiapkan pembagian bantuan. Melihat
ketulusan kasih sayang mereka dalam bersumbangsih, bagaimana mungkin saya tidak
tersentuh? Murid-murid saya di Tiongkok benar-benar mengasihi yang saya kasihi.
Mereka telah melakukannya. Ini sungguh menyentuh dan penuh kehangatan. Saya
sangat bersyukur.
Kita juga melihat pascagempa 11 Maret 2011 di
Jepang, meski terdapat bahaya radiasi nuklir, insan Tzu Chi tetap menjangkau
lokasi bencana. Dalam jangka waktu panjang, relawan kita berulang kali pergi ke
sana untuk mencurahkan perhatian. Ketulusan kasih sayang mengatasi segalanya. Kini
lokasi bencana telah pulih kembali.
“Semua bangunan ini adalah bangunan yang
dibangun kembali,” kata salah seorang warga.
“Dibangun kembali
pascagempa?”
“Benar. Rumah-rumah di sana juga begitu,”
jawabnya.
Pascagempa 11 Maret 2011, Tzu Chi datang dengan membawa perhatian
yang hangat dan dana solidaritas. Sekali lagi, saya berterima kasih kepada Tzu
Chi. Terima kasih atas bantuan kalian,” kata Shiro
Yamada Wali kota Natori.
Sungguh, saat kehilangan segalanya dan menerima dana solidaritas, saya
sangat terharu. Kini, saat mengenangnya, saya masih sangat terharu. Hingga kini,
saya masih sangat bersyukur,” kata Kazuo Aihara,
seorang warga.
Amplop dana solidaritas ini sangat penting bagi saya. Saat merasa
kesepian dan putus asa, saya akan membaca Kata Renungan Jing Si di dalamnya dan
menyemangati diri sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja. Asalkan ada
keberanian, saya pasti bisa melalui masa-masa sulit,” kata Setsuko Sato, warga Natori.
Warga setempat bisa merasakan cinta kasih insan Tzu Chi dan sangat tersentuh. Kita juga bisa melihat Filipina. Pada bulan Juli tahun ini, sebuah desa di Ormoc diguncang gempa bumi. Insan Tzu Chi juga mencurahkan perhatian dan membagikan barang bantuan. Melihat banyak orang kehilangan tempat tinggal, insan Tzu Chi pun menyemangati mereka untuk bangkit kembali dan mendirikan rumah sementara bagi mereka.
Kini pembangunan telah rampung. Saat warga akan
pindah ke sana, seorang pastor turut hadir untuk melakukan pemercikan air suci.
Kita bisa melihat anggota komisaris kehormatan memikul karpet plastik ke rumah
rakitan sementara agar warga bisa membentangkannya di lantai dan merasa lebih
nyaman. Anggota komisaris kehormatan bersumbangsih dengan uang dan tenaga.
Mereka bisa melepas status sosial mereka dan
membantu mendirikan rumah rakitan sementara. Yang membuat saya semakin
tersentuh adalah warga desa yang tahu tentang semangat celengan bambu. Mereka
tahu bahwa dana Tzu Chi berasal dari akumulasi tetes demi tetes cinta kasih banyak
orang di seluruh dunia. Karena itu, mereka mengadakan bazar dengan mengumpulkan
hasil pertanian mereka.
“Saya masih ingat saat Topan Haiyan menerjang, kami kehilangan
segalanya dan menerima bantuan dari Tzu Chi. Sekarang sudah waktunya bagi kami untuk
membalas budi,” ujar Merlinda Limpango,
salah satu warga.
“Uang yang bisa kami sumbangkan tidak banyak, tetapi kami berharap
dapat menolong mereka,” ungkap Rosalina Putoy, seorang warga.
Semua penghasilan bazar mereka sumbangkan untuk
menolong korban bencana di Meksiko. Selain itu, mereka juga berbagi tentang
kisah celengan bambu. Tzu Chi bukan hanya memulihkan sendi kehidupan mereka, tetapi
juga membangkitkan kekayaan batin mereka. Sebelumnya, mereka tidak membina cinta
kasih di dalam hati. Kini, cinta kasih mereka telah terbangkitkan. Mereka juga
menyumbangkan isi celengan mereka.
“Tzu Chi bukan hanya memberikan bantuan yang kami butuhkan, tetapi
juga membimbing kami untuk berbagi. Terhadap orang yang lebih membutuhkan, kita
harus bisa mengulurkan tangan,” ujar Gina Sicayo,
seorang warga.
Yang ingin saya sampaikan kepada korban gempa bumi di Meksiko
adalah jangan putus asa. Saya yakin kalian akan menerima banyak bantuan dan
bisa memulihkan sendi kehidupan kalian,” kata Aida
Cornito, relawan Ormoc.
Saya sungguh sangat tersentuh. Semua orang di
seluruh dunia bersama-sama mengembangkan cinta kasih. Inilah yang disebut memperpanjang jalinan kasih sayang dan
memperluas cinta kasih. Saya sangat terharu.
“Kami mengantarkan cinta kasih ke Meksiko”.
Kita bisa mendengar mereka menyerukan untuk
menolong Meksiko dengan sangat tulus. Kekuatan cinta kasih adalah sumber dari
kedamaian. Mereka menyisihkan uang ke dalam botol plastik. Mereka juga belajar
melakukan daur ulang. Di wilayah yang kekurangan dan pernah dilanda bencana, warga
bisa mengembangkan ketulusan kasih sayang dan kekuatan cinta kasih. Melihat
semua ini, saya sangat terhibur.
Mendampingi korban kebakaran meminta maaf kepada para tetangga
Membawa kehangatan di musim dingin dengan ketulusan
kasih sayang
Hidup tenang dan nyaman setelah pindah ke rumah
sementara
Menciptakan lingkaran kebajikan dengan mengadakan
bazar untuk menolong Meksiko
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 November 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Editor: Khusnul Khotimah