Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Siklus Kebajikan dengan Memperhatikan Saudara Se-Dharma


“Merespons gempa dahsyat yang mengguncang Turki pada 6 Februari, kita mengadakan penggalangan hati dan cinta kasih. Pertama-tama, kita menggalang hati dan cinta kasih di pusat transportasi Tainan. Tentu saja, yang melakukannya bukan hanya para insan Tzu Chi. Kami berusaha agar para relawan senior berkesempatan untuk turut berpartisipasi serta para relawan yang baru dilantik dan relawan dalam pengenalan yang belum pernah berpartisipasi dalam kegiatan seperti ini dapat turut mengambil bagian. Selain itu, yang terpenting ialah mengajak warga komunitas. Dalam waktu lima hari, ada lebih dari 4.400 orang yang berpartisipasi dalam penggalangan hati dan cinta kasih,”
kata salah seorang relawan Tzu Chi.

Dengan penuh cinta kasih, banyak orang di seluruh dunia yang terjun ke jalan dengan membawa kotak donasi. Saya sungguh tersentuh melihatnya. Kita berharap doa kita yang penuh cinta kasih dan ketulusan dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa. Namun, hanya bertekad dan berikrar dengan beranjali tidaklah cukup. Kita harus bertindak secara nyata.

Meski kita telah bertekad dan berikrar, jika tidak dijalankan, itu sama saja dengan ikrar kosong. Prinsipnya sama dengan padi. Seiring bertumbuhnya tanaman padi, terbentuklah bulir padi. Namun, jika isinya tidak padat, yang dihasilkan hanyalah gabah kosong yang akan terbuang saat ditampi. Jadi, bagaikan menanam padi, kita harus sungguh-sungguh melatih diri. Tanaman padi terus mengalami perubahan yang sangat halus.


Saat kita duduk di sini, detik demi detik juga terus berlalu. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Kalian semua adalah relawan senior Tzu Chi. Kalian dapat kembali ke Griya Jing Si, saya sangat bersyukur. Kini, kita memiliki Aula Jing Si, Kantor Tzu Chi, dan depo pelestarian lingkungan di Tainan. Tempat-tempat itu sungguh merupakan ladang pelatihan Bodhisatwa yang sangat berharga.

Contohnya, depo pelestarian lingkungan kita. Itu sungguh merupakan ladang pelatihan yang membawa sukacita bagi banyak Bodhisatwa lansia. Saat duduk di sana, mereka menggerakkan pikiran, otak, dan tangan mereka secara bersamaan. Tangan mereka memutar tutup botol dengan gesit. Adakalanya, di area daur ulang botol plastik, saya melihat para Bodhisatwa lansia memutar tutup botol dengan sangat gesit. Mereka juga membersihkan botol-botol yang kotor. Sungguh, mereka memilahnya dengan saksama. Inilah yang disebut ketulusan. Mereka melakukan daur ulang dengan sangat tulus.

Dengan membersihkan barang daur ulang, mereka juga menyucikan hati mereka sehingga ketulusan mereka dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa. Karena itulah, saya sering berkata bahwa depo pelestarian lingkungan adalah ladang pelatihan. Tanpa menciptakan berkah, dari mana kita bisa memperoleh berkah? Karena itu, kita harus memiliki keyakinan dan pikiran benar.


Di Tzu Chi, kita harus yakin terhadap hukum sebab akibat. Tekad yang kita bangkitkan bagaikan sebutir benih yang ditabur. Selain benih, juga dibutuhkan kondisi pendukung. Seperti yang saya katakan tadi, setelah benih padi ditabur, tanpa kondisi pendukung yang baik, tanaman padi mungkin tetap bisa menghasilkan bulir padi, tetapi isinya tidak padat sehingga saat ditampi, gabah-gabah yang ringan dan kosong itu pun terbuang. Yang tersisa hanyalah gabah yang berisi. Demikian pula dalam menggalang Bodhisatwa dunia.

Setelah menginspirasi orang bergabung dengan Tzu Chi, kita memberi tahu mereka bagaimana cara menapaki Jalan Bodhisatwa. Setelah itu, kita juga mengajak mereka melihat penderitaan agar mereka dapat menyadari berkah. Jika tidak menyadari berkah, mereka akan diliputi ketamakan. Meski memiliki cinta kasih, mereka mungkin tidak menggenggam waktu dan baru ingin bersumbangsih setelah karier mereka sukses.

Kehidupan tidaklah kekal dan kita tidak tahu kapan ketidakkekalan akan datang. Karena itu, kita hendaknya menggenggam waktu dan jalinan jodoh untuk tekun dan bersemangat melatih diri. Saya bisa melihat para Bodhisatwa kita tekun dan bersemangat melatih diri dan mengembangkan nilai kehidupan mereka. Dalam setiap kegiatan Tzu Chi, mereka selalu berusaha menjalin jodoh baik dengan lebih banyak orang.

Para relawan kita menggalang Bodhisatwa dunia dengan berbagi pengalaman dengan orang yang berjodoh dengan mereka. Seperti yang saya katakan tadi, saat ditampi, hanya gabah yang berisi yang bisa bertahan. Jadi, kita hendaknya terus memutar roda Dharma serta terus menabur benih cinta kasih dan merawat benih-benih itu agar bisa tumbuh seperti gabah yang berisi. Semua prinsip kebenaran saling berkaitan dan tidak jauh berbeda. Namun, kita hendaknya terus menyebarkannya. Singkat kata, kita hendaknya terus menyebarkan Dharma dan memotivasi satu sama lain.


Kita hendaknya terus menggalang Bodhisatwa dunia dan memperhatikan saudara se-Dharma. Saat mendapati bahwa ada saudara se-Dharma yang membutuhkan, kita pun mengulurkan tangan dan memperhatikan mereka. Inilah saudara se-Dharma yang sesungguhnya. Orang lain saja kita bantu, apalagi saudara se-Dharma kita. Jadi, luangkanlah waktu untuk mengunjungi saudara se-Dharma.

Kini, banyak relawan kita yang telah lanjut usia. Kita hendaknya terus menginspirasi relawan muda dan memperhatikan relawan lansia. Jadi, kita harus menggalang lebih banyak Bodhisatwa dan lebih sering memperhatikan saudara se-Dharma. Ini merupakan siklus kebajikan. Saat memperhatikan saudara se-Dharma, kita juga secara tidak langsung menginspirasi relawan yang lebih muda untuk memperhatikan kita kelak. Dengan memberikan edukasi seperti ini, kita juga menciptakan siklus kebajikan.

Hal yang patut disyukuri sangatlah banyak. Saya mendoakan kalian semua. Kini, kalian hendaknya makin menghargai ceramah saya. Berhubung telah lanjut usia, setiap kali memberikan ceramah, saya selalu berkata bahwa saya harus menguras energi. Jadi, kalian hendaknya lebih menghargainya.   

Bertindak secara nyata untuk menggalang cinta kasih
Menggerakkan tangan dan otak secara bersamaan dan membina pikiran benar
Menyadari berkah setelah melihat penderitaan serta tekun dan bersemangat melatih diri
Menciptakan siklus kebajikan dengan memperhatikan saudara se-Dharma       
                      
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 08 Juli 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 10 Juli 2023
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -