Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Tanah Suci dengan Menjaga Kelestarian Bumi


“Warga di komunitas kami membuang sampah di sini dan saya memungut sampah yang dapat didaur ulang. Jika sampah diangkut oleh truk sampah ataupun dibakar, akan mencemari udara. Jadi, saya membawanya ke depo daur ulang,” kata You Luo Yue-zi relawan daur ulang.

“Kegiatan daur ulang bukanlah suatu hal yang memberatkan,” kata You Yun-ju relawan daur ulang.

“Kami sudah terbiasa melakukan pekerjaan kasar dan akan merasa tidak nyaman jika tidak melakukannya,” lanjut You Luo Yue-zi relawan daur ulang.

“Kami berdua memiliki kehidupan yang kurang layak ketika masih muda, sehingga kami harus melakukan pekerjaan kasar. Ada banyak jenis barang daur ulang. Enam hingga tujuh jenis sampah yang dapat didaur ulang ini harus dipilah dan dimasukkan ke dalam keranjang yang berbeda. Kami sudah terbiasa mengumpulkan dan memilah barang-barang daur ulang. Saya dapat melatih otak dengan melakukan daur ulang karena saya harus menempatkan barang-barang daur ulang di tempat yang berbeda, bukan ditaruh begitu saja,” kata You Yun-ju relawan daur ulang.

“Di sini ada banyak sekat ruangan. Setiap ruang diperuntukkan secara tetap bagi jenis barang daur ulang yang berbeda. Dengan melakukan daur ulang, saya juga bisa melatih kaki dan tangan, sehingga saya dapat mencegah pikun. Jika kita menjaga diri dengan baik, anak cucu tidak akan merasa khawatir kita akan mengalami masalah ini dan itu. Jika kita menjaga diri, anak cucu tak akan khawatir,” lanjut You Yun-ju relawan daur ulang.

“Beliau yang paling tua di sini. Meski sudah berusia 87 tahun, secara fisik dan mental, beliau sama mudanya dengan kami yang berusia 60 atau 70-an tahun. Beliau masih sangat lincah dan gesit,” kata salah satu relawan daur ulang.

“Saya masih bisa bekerja,” punkgas You Yun-ju relawan daur ulang.


Detik demi detik terus berlalu dan waktu tidak dapat dihentikan ataupun digenggam. Kita hanya bisa memanfaatkan waktu untuk tekun melatih diri dan melakukan apa yang bisa kita lakukan. Kita bisa melihat para tenaga pembersih yang bekerja dengan gesit dan memanfaatkan waktu dengan baik.

Mereka membersihkan lingkungan dengan sangat cepat, sehingga mereka juga dapat memanfaatkan waktu untuk melakukan hal-hal lainnya. Sebaliknya, ada orang-orang yang suka menunda pekerjaan. Banyak waktu telah berlalu dengan sia-sia dalam kehidupan mereka. Dengan demikian, nilai kehidupan pun berkurang.

Saya sering mengimbau semua orang untuk tekun dan bersemangat. Tekun berarti pikiran terfokus dan tidak terganggu. Bersemangat berarti tidak mundur, terus melangkah maju selangkah demi selangkah. Jika tidak berjuang untuk melangkah maju, kita akan selalu berada di tempat yang sama dan menyia-nyiakan waktu kehidupan kita.

Saya sering mengulas tentang relawan yang sudah lanjut usia. Baru-baru ini, saya mendengar mereka berkata di Da Ai TV, "Master berkata bahwa untuk hidup, kita harus banyak bergerak dan aktif melakukan kegiatan. Dengan demikian, kita dapat membawa manfaat bagi orang lain. Kita harus melindungi Bumi. Kita harus menjaga sumber daya alam dengan mengumpulkan, memilah, dan mendaur ulang barang-barang itu, sehingga dapat mengurangi kerusakan yang akan terjadi pada Bumi. Sungguh benar apa yang dikatakan Master. Jadi, kami mengikuti kata-kata Master dan melakukan daur ulang dengan penuh rasa syukur dan sukacita. Beruntungnya, Master mendirikan Tzu Chi dan menggagas misi pelestarian lingkungan, sehingga kami tidak merasa sendirian dan hidup kami dapat membawa manfaat bagi orang lain." Inilah yang sering saya dengar dari para relawan lansia kita.


Sungguh, mereka telah mengikuti kata-kata saya dengan memanfaatkan kehidupan, waktu, dan tenaga untuk melakukannya. Ketika mendengar mereka berbagi kisah, saya sangat tersentuh dan merasa bahwa mereka sedang menyemangati saya. Jadi, makin banyak saya yang nasihatkan, makin banyak yang mereka dengarkan dan lakukan.

Melihat mereka semua patuh dan banyak bersumbangsih, saya merasa semua ini sangat bernilai dan akan berbicara lebih banyak. Inilah lingkaran kebajikan dan pelimpahan jasa. Kita memperoleh hasil dari apa yang kita lakukan. Yang kita peroleh ini disebut pahala.

Relawan kita juga mengatakan, "Dengan bersumbangsih bagi bumi, kami dipenuhi rasa sukacita. Kami telah melakukan daur ulang sesuai dengan cara yang Master ajarkan. Kami telah mengumpulkan barang-barang yang dapat didaur ulang. Dengan demikian, kami dapat menjaga bumi agar tetap lestari."

Bayangkan, para relawan tidak pernah menyia-nyiakan waktu. Mereka melakukan daur ulang langkah demi langkah. Mereka memilah barang-barang setelah mengumpulkannya. Kemudian, barang-barang tersebut dibawa ke pabrik daur ulang untuk diolah menjadi barang lain yang lebih berguna. Sebagian diolah menjadi kain, sedangkan sisanya diolah menjadi paving block.


Tujuan relawan kita melakukan daur ulang ialah untuk melindungi Bumi. Mereka membersihkan barang-barang yang dapat didaur ulang secara menyeluruh, sehingga dapat diolah menjadi bahan yang berkualitas. Demikianlah cara para relawan daur ulang melindungi Bumi.

Mereka membersihkan barang-barang daur ulang dengan cermat hingga dapat digunakan kembali. Dengan demikian, orang-orang tidak perlu terus mengeksploitasi sumber daya alam dengan melakukan penambangan di darat ataupun di laut, sehingga beban Bumi akan lebih ringan.

Namun, kita harus menjaga kebersihan mulai dari sumbernya. Yang terbaik ialah mengurangi penggunaan sumber daya alam. Dengan demikian, penambangan dan produksi barang akan dapat dikurangi dan pencemaran pun dapat berkurang. Jadi, jika manusia dapat memahami hal ini dan mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan, barulah Bumi dapat terlindungi.


Kita juga harus menyayangi gunung dan sumber air dengan melindungi hutan. Hutan harus dilindungi dengan tidak menebang pohon dan tidak menggali gunung ataupun tanah. Secara alami, kita dapat hidup berdampingan dengan alam semesta beserta segala isinya, sehingga terciptalah tanah suci para Bodhisatwa yang paling bahagia, damai, dan indah. Jika kita semua bisa melindungi bumi, tanah suci bisa tercipta di dunia ini. Ini tidaklah sulit.

Mari kita semua bertanya pada diri sendiri apakah kita bisa melakukannya atau tidak. Bisa, tidak ada yang tidak bisa dilakukan. Semuanya bergantung pada apakah kita berniat mendengar seruan ini atau tidak.   

Waktu terus bergulir tanpa jejak
Tekun melatih diri demi memupuk pahala
Menumbuhkan kebijaksanaan dengan menyerap Dharma
Mewujudkan tanah suci bukanlah mimpi semata

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 Oktober 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 16 Oktober 2021
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -