Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Tanah Suci di Meksiko
“Dahulu kami hanya sekelompok orang Meksiko yang membantu warga Meksiko lain. Kami tidak punya arah. Kami hanya orang yang membantu sesama di jalan. Kami tidak tahu langkah kami selanjutnya. Karena itu, Master Cheng Yen mengirimkan sekelompok orang yang penuh cinta kasih untuk memberi arahan. Dua minggu sebelum datang ke Taiwan, saya kembali pergi ke sekitar Gereja San Gregorio dan bertemu dengan orang yang menerima bantuan Tzu Chi. Mereka memberi tahu saya bahwa yang penting bukan seberapa besar dana bantuan yang Tzu Chi berikan, melainkan cinta kasih yang dicurahkan Tzu Chi,” kata Relawan Meksiko.
Dari video ini, kita dapat melihat para korban bencana berkumpul untuk membaca Kata Renungan Jing Si dan saling berbagi. Benih cinta kasih yang Tzu Chi tinggalkan menciptakan hal-hal yang baik dan masa depan yang lebih baik.
Kita dapat melihat sekelompok relawan dari Meksiko. Pascagempa, mereka mulai mengenal Tzu Chi. Pada bulan September tahun lalu, Meksiko diguncang gempa dahsyat. Relawan Tzu Chi menjangkau negara itu untuk memberikan bantuan tanpa memiliki pamrih. Dengan berpegang pada semangat cinta kasih dan perasaan senasib sepenanggungan, relawan kita mencurahkan perhatian bagi para korban bencana.
Kita mengatasi berbagai kesulitan untuk menyalurkan bantuan di Meksiko. Relawan Tzu Chi membangun jalinan jodoh yang kuat dengan warga setempat selama 3 bulan. Kegiatan penyaluran bantuan itu telah menginspirasi banyak warga setempat. Mereka bekerja sama dengan warga setempat untuk menyalurkan bantuan kepada lebih dari 10.000 keluarga. Relawan Tzu Chi dari 13 negara pergi untuk menyelesaikan misi ini.
Di antaranya ada pula relawan Tzu Chi dan anggota TIMA dari Taiwan. dr. Chao dan dr. Chien juga memimpin tim mereka untuk mengadakan baksos kesehatan di sana. Kita telah membangun jalinan jodoh yang dalam dengan warga setempat. Semoga mereka dapat lebih saling memahami.
Kali ini, 14 relawan dari Meksiko kembali ke Taiwan. Di Taipei, mereka bertemu dengan dr. Chao. Mereka semua sangat gembira. Mereka juga berkunjung ke Da Ai TV dan bertemu dengan Ibu Yeh. Mereka juga sangat gembira. Ini karena dr. Chao dan Ibu Yeh pernah pergi ke Meksiko dan pernah berinteraksi dengan mereka. Dapat kita bayangkan keakraban mereka saat bertemu lagi.
Mereka juga mempelajari konsep daur ulang. Setelah berkunjung ke posko daur ulang, mereka memahami semangat misi amal, budaya humanis, dan pelestarian lingkungan. Mereka melihat bagaimana botol plastik diolah menjadi benang untuk membuat selimut. Kita juga mengirimkan bantuan selimut ke Meksiko. Saya melihat para relawan ini membuat selimut setiap hari. Tindakan mereka sangat membuat saya tersentuh. Setiap hari saya meletakkannya di samping ranjang karena saya menyukai kehangatannya dan maknanya.
Selimut-selimut itu membawa kehangatan. Saat kegiatan pembagian bantuan, cuaca sangat dingin. Ada beberapa orang langsung mengenakan selimut itu pada tubuh mereka. Beginilah proses pembuatan setiap helai selimut. Kita mengumpulkan dan memilah botol plastik, lalu mendaur ulangnya menjadi benang untuk dibuat menjadi selimut. Ada beberapa orang di antara mereka yang berkata bahwa setelah kembali ke Meksiko, mereka akan mulai melakukan daur ulang. Saya yakin dengan pengetahuan dan kesadaran yang sama, kelak mereka akan bersama dengan relawan Tzu Chi menyosialisasikan daur ulang ke Meksiko.
Selain memiliki pengetahuan dan kesadaran yang sama, setiap orang juga hendaknya memiliki tindakan yang sama. Saat relawan dari Meksiko tiba di Kaohsiung, relawan kita juga menyambut dengan tulus dan penuh sukacita. Mereka saling berinteraksi dengan gembira. Mereka menjalin hubungan yang erat dan akrab sebagai saudara se-Dharma. Saat mereka akan pulang, setiap orang merasa berat hati.
Hari ini saya yang merasa berat hati karena mereka akan pulang hari ini. Kemarin mereka sudah menyatakan berguru kepada saya. Kelak mereka akan menjadi benih Tzu Chi di Meksiko. Setiap benih ini akan bertumbuh menjadi tak terhingga. Setiap butir benih akan bertumbuh menjadi pohon bodhi yang besar. Pohon besar akan terus berbuah. Setelah berbunga dan berbuah, ia akan kembali menghasilkan benih.
Saya yakin setiap Bodhisatwa bersumbangsih dengan penuh cinta kasih dan tekun mendalami kebenaran. Inilah ketulusan hati yang menapaki Jalan Kebenaran Mereka adalah Bodhisatwa yang menapaki Jalan Kebenaran tanpa menyimpang sedikit pun. Mereka akan membawa benih Bodhisatwa ke Meksiko.
Asalkan mereka giat menggarap ladang, secara alami akan terbentuk hutan bodhi. Hutan bodhi akan menghasilkan benih yang tak terhingga. Kelak di Meksiko akan terbentuk tanah Suci yang penuh Bodhisatwa dunia. Kini batin mereka bagaikan berada pada Bhumi pertama, yakni Bhumi sukacita.
Selain itu, mereka juga membawa hati Bodhi yang murni dan jernih saat pulang ke Meksiko. Setelah pulang, mereka akan mengemban misi Tzu Chi dan bersumbangsih tanpa pamrih. Saya yakin setelah bersumbangsih tanpa pamrih, mereka akan merasakan Bhumi bebas kotoran. Ini adalah Bhumi kedua dari sepuluh Bhumi Bodhisatwa. Selain penuh sukacita, hati mereka juga sangat murni dan jernih. Mereka akan merasakan satu per satu Bhumi dari sepuluh Bhumi Bodhisatwa.
Kita dapat melihat anggota keluarga Tzu Chi bertambah lagi. Sekelompok relawan ini akan membawa benih Tzu Chi ke negara mereka yang berjarak 12.960 kilometer dari Taiwan. Saya sungguh gembira. Semoga kelak mereka dapat mencapai Bhumi kebijaksanaan membara. Saya dapat melihat sinar harapan pada diri mereka.
Sungguh, kini dunia ini penuh dengan kekeruhan. Saya berharap setiap orang dapat menyucikan hati dan bersumbangsih bagi umat manusia. Segala sesuatu dapat dicapai seiring berlalunya waktu. Semoga kita dapat memanfaatkan setiap detik dengan baik untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Ini sangat penting.
Sekelompok warga Meksiko terinspirasi untuk berbuat bajik bersama Tzu Chi
Bersatu hati untuk mengadakan baksos dan pembagian bantuan
Relawan dari Meksiko mendengar Dharma dan menyatakan berguru kepada Master
Mewujudkan Tanah Suci di dunia dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 5 Maret 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 7 Maret 2018