Ceramah Master Cheng Yen: Mencurahkan Cinta Kasih atas Dasar Kesetaraan


“Di pusat perawatan kita ini, lansia yang ada terbagi menjadi dua, yakni yang telah terdiagnosis demensia dan yang baru memasuki tahap awal demensia. Saya sangat berterima kasih pada segenap tim karena merawat seluruh pasien demensia sama sekali bukan pekerjaan yang mudah. Selain itu, saya juga sangat berterima kasih kepada para relawan Aula Jing Si Sanchong atas penjagaan, bantuan, dan dukungan semuanya,”
kata Zhang Yu-xin Penanggung Jawab Pusat Perawatan Lansia Tzu Chi Sanchong.

Para lansia ini terkadang berlarian. Karena itu, saya berterima kasih karena semuanya telah membantu kami melakukan penjagaan secara menyeluruh. Salah satu nenek sebenarnya sempat berkata pada kami bahwa dia sangat berterima kasih atas adanya pusat perawatan ini karena sudah membuat keluarganya bisa keluar untuk bekerja dan tidak harus berada di rumah hanya demi dirinya,” lanjut Zhang Yu-xin.

Zhang Yu-xin melanjutkan “Hal yang sangat membuat saya tersentuh ialah pada saat yang sama, kami juga telah membangun layanan yang serupa dengan jaring pengaman sosial dan menyelamatkan keluarga ini dari masalah, seperti masalah ekonomi. Setidaknya dari penghasilan yang mereka punya, mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka. Selain itu, anak-anak mereka juga bisa kembali bekerja selagi masih berada pada usia produktif.

“Di sisi lain, nenek ini bisa menghabiskan waktu berkegiatan di pusat perawatan kita setidaknya selama 8 jam. Meskipun kita belum bisa memberikan perawatan di hari libur, setidaknya dia telah mendapatkan perawatan dari hari Senin hingga Jumat. Apa yang dia peroleh sebenarnya lebih banyak. Dia tidak hanya belajar dan berinteraksi dengan yang lain, yang terpenting ialah dia mampu menemukan kedamaian, ketenangan, dan rasa memiliki di dalam hatinya. Terima kasih,” pungkas Zhang Yu-xin.

Saya sangat bersyukur. Sebenarnya, bertambahnya usia adalah hal yang baik karena itu berarti kita sudah lama menikmati kondisi masyarakat yang damai dan makmur. Kita semua sangat penuh berkah. Selain itu, di masyarakat kita sekarang, kesejahteraan lansia sangat diperhatikan dan lansia mendapatkan perawatan yang baik. Ini juga adalah sebuah berkah.

Bisa merawat orang lain adalah sebuah berkah yang besar. Saya sering mengingatkan para insan Tzu Chi untuk tidak mengaku tua dan tidak berharap untuk dirawat oleh orang lain. Kita hendaknya membangun tekad dan ikrar untuk senantiasa sehat lahir batin sehingga kita bisa menjaga dan merawat orang lain.


“Saya menjaga ibu saya yang mengalami demensia selama 20 tahun. Setelah ibu saya meninggal pada usia 88 tahun, saya pun langsung terjun ke dunia perawatan jangka panjang lansia. Kini, selain menjadi relawan, saya juga menjadi karyawan. Saya sudah berusia 70 tahun dan telah melayani selama 6 tahun. Supervisor kami berharap saya memperbarui sertifikat saya sehingga bisa lanjut melayani di pusat perawatan jangka Panjang,”
kata Yang Xiu-mei Staf Pusat Perawatan Jangka Panjang Tzu Chi.

“Meskipun tahun ini saya sudah berusia 77 tahun, tetapi saya merasa kehidupan saya baru dimulai di usia 50 tahun. Master sudah berulang kali mengingatkan kita para murid untuk lebih bersungguh hati. Saya sangat berterima kasih kepada Dokter Li Jia-fu dan Kakak Chen Jia-qi karena telah bersungguh hati dalam menyelenggarakan lokakarya untuk kami sehingga kami sebagai relawan Tzu Chi bisa belajar cara merawat lansia serta mewariskan semangat Tzu Chi dan filosofi Master,” kata Lin Yu-yan relawan Tzu Chi.

“Saya juga adalah seorang pengajar resmi Dinas Sosial New Taipei City dalam penyuluhan pencegahan demensia dan disabilitas. Dalam penyuluhan ini, saya juga ingin menyebarkan semangat Tzu Chi dan filosofi Master,” lanjut Lin Yu-yan.

“Master, saya sekarang baru berusia 27 tahun. Saya tentu akan menggenggam waktu dengan baik untuk mendengarkan Dharma dan mengikuti langkah Master dengan melayani di pusat perawatan jangka panjang. Master, saya berikrar untuk patuh pada nasihat Master dan tekun melayani dalam bidang perawatan jangka panjang sampai akhir hayat saya. Terima kasih, Master,” kata Lin Yu-yan.

Kamu sangat energik, lincah, dan bertenaga. Terima kasih.

“Terima kasih, Master.  Saya telah menitipkan 50 tahun usia saya kepada Master,” pungkas Lin Yu-yan.


Saya telah melihat kalian melayani dengan bahagia. Bukankah ini yang dinamakan hidup bahagia di usia yang sudah lanjut? Meskipun usia kita sudah tua, kita masih melayani dengan bahagia dan menciptakan banyak nilai berharga.

Saya sekarang sering mengingatkan kalian untuk menginventarisasi nilai kehidupan kalian sendiri. Selama ini, kita sungguh telah menciptakan nilai dalam kehidupan. Kebanyakan dari insan Tzu Chi, maksud saya semua insan Tzu Chi, bersumbangsih tanpa mengharapkan pamrih dan selalu berkata, "Terima kasih, saya bersyukur. Saya bersyukur" adalah perkataan terindah karena ia bisa menginspirasi orang untuk bersumbangsih dengan hati lapang dan gembira.

Para staf di pusat perawatan jangka panjang, saya berharap kalian bisa menghadapi para lansia dengan hati yang gembira dan penuh syukur. Para lansia tentu tidak akan menuntut apa pun. Mereka hanya ingin kalian mengobrol dengan mereka, menjalin kedekatan, memperhatikan, dan menghibur mereka dengan sepenuh hati. Mereka akan sangat senang.

Seperti kalian, mereka tidak mengharapkan apa-apa. Cukup dengan melihat kalian semua penuh kasih sayang, memedulikan, mengasihi, menghibur, dan menemani mereka, mereka sudah sangat senang. Saya juga bisa merasakan hal yang sama. Apa lagi yang diharapkan dalam kehidupan jika sesama manusia dapat saling rukun dan menjaga?

Saya juga sering dijaga oleh orang. Saya pun berharap saya bisa melakukan hal yang sama, tetapi sekarang itu sudah di luar batas kemampuan saya. Namun, saya melihat kalian menjaga orang lain sesuai keinginan saya. Cara kalian memedulikan, mencintai, dan menghibur lansia di pusat perawatan jangka panjang sama dengan yang kalian tunjukkan saat menemani saya. Jika bisa seperti itu, saya sungguh berterima kasih kalian semua.

Saya memang berharap dapat melakukannya. Karena begitu menyayangi saya, kalian menggantikan saya untuk merawat mereka dengan welas asih yang setara. Kita hendaknya mengembangkan welas asih kita dan mewujudkannya dengan cara memedulikan semua orang dengan setara. Kalian semua sudah mampu melakukan itu. Ada banyak hal yang patut disyukuri.


Saya juga berterima kasih kepada relawan dan anggota Tzu Cheng. Jika hanya mengandalkan kekuatan para staf, itu tidak akan cukup. Kita juga membutuhkan relawan Tzu Chi. Kita harus melihat bahwa merawat lansia sudah menjadi kewajiban kita. Bagi orang-orang seusia kita, para lansia itu termasuk senior kita atau seperti saudara kita.

Dengan menjaga mereka baik-baik, berarti kita juga sedang menjaga diri kita. Karena kita selalu menjaga mereka dengan gembira, bahagia, dan antusias, dengan sendirinya kita juga akan ikut bahagia. Ketika ingin membawa kebahagiaan untuk mereka, kita harus bahagia terlebih dahulu. Hanya dengan adanya cinta kasih di dalam diri kita, barulah kita bisa menyebarkannya kepada orang lain.

Jadi, jangan menganggap diri kita adalah pemberi. Kita hendaknya berpikir bahwa kita juga merupakan penerima sumbangsih orang lain. Tanpa adanya para lansia, kita tentu tidak berkesempatan merawat siapa-siapa dan tidak dapat merasakan kebahagiaan ini. Berkat adanya para lansia itulah, kita bisa menjadi seperti sekarang. Kita hendaknya memperlakukan sesama dengan cinta kasih. Saat melihat lansia, kita perlu membangkitkan rasa sukacita sehingga dapat memberi mereka rasa aman sesuai dengan yang kita inginkan.

Saya melihat bagaimana kalian tadi menggerakan kaki ke depan dan ke belakang. Jika dia tidak mundur selangkah, bagaimana kalian bisa melangkah maju? Ketika Anda merangkulnya, apakah Anda merasa dialah yang memberi Anda kenyamanan ataukah sebaliknya? Inilah yang dinamakan hubungan timbal balik. Oleh karena itu, kita harus selalu bersyukur.

Saya hanya ingin kalian sungguh-sungguh dan tulus bersyukur kepada orang-orang yang kita layani, terutama kepada mereka yang sudah cukup umur untuk menjadi orang tua ataupun kakek dan nenek kita. Kita hendaknya melayani mereka dengan penuh rasa bakti. Saya sering mengatakan bahwa berbakti dan berbuat kebaikan tidak dapat ditunda. Genggamlah kesempatan yang ada untuk berbakti dan berbuat kebajikan setiap hari dengan hati yang penuh syukur. 

Membangun tekad dan ikrar untuk tidak mengaku tua
Merawat orang lain adalah berkah yang besar
Bersumbangsih tanpa pamrih membuat hati bahagia
Berbuat baik dan berbakti setiap hari dengan penuh cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 20 Juli 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 22 Juli 2024      
Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -