Ceramah Master Cheng Yen: Mencurahkan Perhatian dan Menorehkan Sejarah


Menghadapi pandemi kali ini, yang juga merupakan wabah abad ini, kita diliputi banyak kerisauan, kecemasan, dan kekhawatiran. Semua ini sungguh tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Kini, yang dibutuhkan bukan hanya pelayanan di dalam lingkungan Tzu Chi, melainkan juga di tengah masyarakat. Di berbagai tempat, Tzu Chi turut memberi bantuan yang dibutuhkan.

Saya juga berterima kasih kepada seluruh insan Tzu Chi yang telah memikul segala tanggung jawab yang datang saat ini. Setiap orang memahami kata-kata saya. Semua orang mengerahkan hati dan tenaga untuk memikul tanggung jawab dan mendedikasikan diri. Selain itu, semua orang melakukannya dengan begitu tulus.


Melihat kondisi pandemi saat ini, saya berkata bahwa ini tak dapat dihalau oleh manusia. Kita hanya dapat berusaha mawas diri dan tulus serta bervegetaris dan menghentikan pembunuhan hewan. Mawas diri berarti sungguh-sungguh mengevaluasi diri atas segala tindakan masa lalu yang dilakukan atas dasar ketamakan dan lain-lain. Bukan hanya insan Tzu Chi, semua orang di masyarakat juga perlu melakukannya karena ini adalah saat bagi pelajaran besar.

Pandemi kali ini memberi peringatan dan pelajaran bagi dunia. Jadi, bagaimana kita belajar dari pandemi kali ini? Pertama, yang terpenting ialah mengembangkan cinta kasih. Kita harus memiliki cinta kasih yang utuh dan menyeluruh terhadap semua makhluk di dunia. Setiap hari saya mendengar para kepala RS Tzu Chi menyampaikan laporan. Kini teknologi medis sangat maju. Setiap hari saya mendengar para dokter menyampaikan tentang bagaimana melakukan pencegahan dan bagaimana menjalankan isolasi.

Lihatlah, Kepala RS Chao dari RS Tzu Chi Taipei begitu telaten dan cermat. Dalam ceramahnya, Master secara khusus mengingatkan kita, para tenaga medis di RS Tzu Chi Taipei, untuk mengajarkan cara mengenakan APD yang tepat agar para relawan dapat mengikutinya. Kita harus terlebih dahulu menjaga diri sendiri, baru bisa merawat orang lain.


Kedua, banyak warga komunitas yang baru pertama kali datang ke Aula Jing Si. Para relawan dan tenaga medis harus memiliki sikap yang lembut.

“Di setiap Aula Jing Si, kami menempatkan tiga sampai empat orang dokter, perawat dengan jumlah dua kali lipatnya, staf administrasi dengan jumlah empat kali lipatnya, ditambah para relawan Tzu Chi dan rekan-rekan dari TIMA. Jadi, kita berharap hari ini kita dapat memberikan pelayanan terbaik,” terang Dr. Chao You-cheng, Kepala RS Tzu Chi Taipei.

Beliau mengerti cara memimpin orang banyak, juga sangat lembut dan cermat. Beliau dapat memberi motivasi dengan kata-kata lembut penuh cinta kasih.

Saya juga melihat para tenaga medis kita menjalankan tugas dengan sukarela dan menerima segala kondisi dengan sukacita. Mereka bekerja sama dengan satu hati, saling mengasihi, dan harmonis. Setiap hari saya mendengar dan melihat mereka. Saya sangat terharu.

Saya juga sangat berterima kasih kepada mereka yang telah memikul tanggung jawab berat ini. Mereka semua bagaikan mengenakan baju zirah dan pergi ke medan perang. Mereka semua sungguh penuh kewaspadaan dan keberanian. Mereka benar-benar memikul tanggung jawab.

Saya pun berpikir sungguh beruntung bahwa selain bergerak dalam misi amal, Tzu Chi juga memiliki misi kesehatan, misi pendidikan, dan misi budaya humanis yang melaporkan kebenaran dan membimbing ke arah yang benar. Saya sangat bersyukur karena kita dapat menjaga kesehatan dan cinta kasih warga Taiwan. Kita telah melakukannya. Ini membuat saya lebih terharu dan bersyukur. Semua ini membutuhkan cinta kasih dan welas asih.


Cinta kasih berarti menjaga ketenteraman masyarakat. Welas asih berarti melindungi kehidupan, turut merasakan penderitaan orang lain bagaikan penderitaan kita sendiri. Para tenaga medis benar-benar menjaga ketulusan dalam memperluas dan memperpanjang cinta kasih. Ini adalah sejarah dunia kita. Saya terus mengatakan bahwa kita harus mencatat sejarah, bukan demi ketenaran, melainkan untuk meninggalkan sejarah bagi generasi penerus.

Apa yang perlu dibeda-bedakan di dunia ini? Kita seharusnya tidak membeda-bedakan antara diri sendiri dan orang lain. Kita hanya menunjukkan eksistensi ajaib di balik kekosongan sejati. Jadi, kita bukannya melekat. Kita melakukannya demi membimbing orang lain.

Dunia sedang mengalami pandemi dengan skala yang belum pernah ada sebelumnya. Sampai sekarang, virus telah menyebar ke lebih dari 200 negara dan daerah di seluruh dunia. Saat ini, kita dapat berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi organisasi yang bermanfaat dan dibutuhkan. Sebuah organisasi terdiri atas orang-orang. Tanpa orang, tidak akan ada organisasi. Tanpa organisasi, tidak akan terhimpun kekuatan banyak orang untuk dikerahkan secara maksimal di saat-saat yang paling dibutuhkan.

Begitulah dunia kita, terdiri atas aspek ruang, waktu, dan hubungan antarmanusia. Dalam ruang yang begitu luas, kita dapat mempererat hubungan antarmanusia. Kita berusaha sepenuh hati dan tenaga untuk memperluas cinta kasih dan memperpanjang jalinan kasih sayang. Ini bukanlah hal yang tidak mungkin.

Saya berharap kita dapat menjadi orang yang menorehkan sejarah serta dapat saling menghormati dan berterima kasih. Kita berterima kasih kepada setiap orang yang pernah menjejakkan langkah sejarah ini. Harap semua orang bersungguh hati setiap saat. Terima kasih kepada relawan Tzu Chi di seluruh dunia yang jumlahnya mencapai puluhan ribu.

Saya berharap semua orang dapat mendengar semangat ini dan memanfaatkan waktu untuk meningkatkan nilai kehidupan.

Hanya ketika bersumbangsih, barulah kehidupan kita menjadi bernilai. Tanpa bersumbangsih, kehidupan tidaklah bernilai. Harap semuanya lebih bersungguh hati.

Mengenakan baju zirah demi memikul tanggung jawab yang datang
Memberi perhatian dengan empat metode pendekatan
Mewujudkan semangat cinta kasih dan welas asih
Mengukir sejarah yang diwariskan hingga selamanya

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Juli 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 12 Juli 202
Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -