Ceramah Master Cheng Yen: Mencurahkan Perhatian dengan Penuh Cinta Kasih
Keluarga
seperti ini sungguh menderita. Orang tua melihat kondisi anak seperti ini, pasti
merasa sangat sedih. Setiap hari, mereka khawatir anak mereka akan meninggalkan
mereka suatu hari nanti. Ada pula seorang ibu yang memiliki lima orang anak. Dia
mengkhawatirkan putrinya yang merupakan penderita lumpuh otak dan sering
kambuh.
Insan
Tzu Chi Tacloban telah mendalami kedua kasus ini dan berusaha untuk memberikan
bantuan. Anak dalam kedua kasus ini menderita penyakit yang berkaitan dengan
otak. Melihat kedua kasus ini, saya kembali teringat akan Wu Xiaodong. Lebih
dari sebulan yang lalu, dia datang ke RS Tzu Chi Hualien. Dia sangat menderita
akibat penyakitnya. Insan Tzu Chi di Shanghai memperhatikan dan merawatnya serta
melaporkan kasusnya kepada RS Tzu Chi Hualien.
“Ayahnya
yang menderita sklerosis lateral amiotrofik
telah terbaring di ranjang selama 12 tahun. Saat mengunjungi keluarga tersebut,
kita melihat bahwa hidup mereka sangat sulit. Kita juga melihat bahwa ibu
Xiaodong harus sangat bekerja keras untuk merawatnya. Karena itu, kita mulai
melakukan evaluasi dan mencari cara untuk menolong keluarga ini,” kata Liao Meizhen, Relawan Tzu Chi Shanghai.
“Dari
Shanghai hingga Taiwan, ada banyak orang yang memperhatikan dan mengasihi kami.
Saya sungguh sangat berterima kasih. Saya tidak menyangka ada yang sebaik ini,”
ucap Xu Yuming, Ibu Wu Xiaodong.
Sang
ibu yang merawatnya juga menderita diabetes yang sangat serius. Saya pernah mendengar tentang hal ini.
Saya juga melihat laporan tentang Xiaodong bahwa di rumah, dia bukan berbaring
di ranjang, melainkan bergulingan di lantai karena tidak bisa mengendalikan
tubuhnya. Dia terus bergulingan di lantai bagaikan gasing yang terus berputar.
Saya
sungguh tidak tega melihatnya. Kepala RS Lin memutuskan untuk menerima kasus
ini dengan harapan dapat menolongnya. Selama sebulan lebih ini, saya memikirkan
kondisi Xiaodong setiap hari. Setiap Kepala RS Lin datang ke Griya Jing Si
pada hari Rabu, saya akan bertanya padanya, “Bagaimana kondisi Xiaodong? Apa
dia mengalami kemajuan?”
Kepala
RS Lin selalu menghibur saya dengan berkata, “Master tenang saja.” Sesungguhnya,
proses pengobatannya sangat sulit. Tim medis menghabiskan berhari-hari untuk
mendiskusikan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat untuknya. Setelah melakukan
pemeriksaan yang mendetail dan berkali-kali berdiskusi, mereka akhirnya
memutuskan untuk menjalankan sebuah operasi guna menanamkan cip ke dalam otak
Xiaodong.
Namun,
biaya operasi sangat tinggi dan keluarganya termasuk kurang mampu. Ayahnya
menderita sklerosis lateral amiotrofik.
Seperti inilah kondisi keluarga yang terdiri atas tiga orang ini. Singkat kata,
tim medis kita berdiskusi dan menanganinya dengan sepenuh hati.
dr.
Chen telah menjalankan operasi untuk menanamkan cip ke dalam otaknya. Tim medis
kita juga terus mendampinginya. Kini, dia sudah bisa berdiri dan berjalan
dengan mantap. Kini, yang dibutuhkannya adalah fisioterapi.
“Kita
berharap dia bisa membantu ibunya. Dahulu, ibunya yang merawatnya. Kini, kita
berharap dia juga bisa membantu pekerjaan ibunya dan merawat ayahnya,” ujar dr. Chen Shin-yuan, Kepala departemen bedah saraf RS Tzu Chi Hualien.
Kemarin,
dia datang ke Griya Jing Si. Dengan sedikit dipapah, dia sudah bisa berjalan. Melihatnya,
saya merasakan sukacita dari lubuk hati. Berkat kerja keras para tenaga medis
kita, penderitaan pasien bisa teringankan. Xiaodong juga berpendidikan tinggi. Dia
merupakan lulusan Universitas
Fudan. Namun, penyakit yang dideritanya telah menyiksa dirinya.
Kini
kondisinya sudah membaik. Saya sungguh gembira melihatnya. Kemarin, dia
memperlihatkan Sutra Hati salinannya. Saat melihatnya, saya berkata, “Tulisanmu
sangat indah.” Relawan kita dan ibunya berkata bahwa sebelum dia jatuh sakit, tulisannya
sangat indah. Namun, setelah jatuh sakit, dia sama sekali tidak bisa menulis.
Kini,
dia bisa menulis dengan cukup baik. Karena itu, saya menyemangatinya untuk
terus menulis. Saya memberinya Sutra Makna Tanpa Batas dan memintanya
membacakan sepenggal untuk saya. Mendengarnya bisa berbicara dengan jelas, saya
merasa sangat tenang.
Saya
sungguh sangat bersyukur teknologi medis bisa secanggih ini. Ini berkat kerja
keras para dokter di departemen bedah saraf. Hingga kini, penyakit Parkinson masih
tidak bisa disembuhkan. Namun, berkat kecanggihan teknologi, dokter kita bisa
menanamkan cip ke dalam otak Xiaodong sehingga kondisinya bisa membaik.
“Saya
ingin menjadi relawan dokumentasi. Saya berterima kasih kepada Master, dokter, perawat,
dan semua orang yang pernah membantu saya. Saya juga berterima kasih pada ibu
saya,” kata Wu Xiaodong, Penderita penyakit
Parkinson.
Saya
sangat gembira melihatnya. Ini membuat saya teringat akan anak yang menderita hidrosefalus
dan anak yang menderita lumpuh otak. Ibu mereka pasti sangat sedih melihat
kondisi mereka. Sungguh, hidup manusia penuh penderitaan.
Kita
juga bisa melihat penderitaan akibat ketidakselarasan unsur alam. California
Utara dilanda kekeringan selama lima tahun. Lalu, tiba-tiba turun hujan deras sehingga
menimbulkan banjir besar. Kita bisa melihat banyak rumah mewah tergenang
banjir. Insan Tzu Chi segera memberi pendampingan dan melakukan upaya
penyelamatan. Palang Merah setempat menyediakan tempat penampungan, dan insan Tzu
Chi memberi pendampingan.
“Tzu
Chi telah bekerja sama dengan Palang Merah dalam jangka panjang. Mereka sangat
membantu dalam merespons kondisi dan memberikan bantuan di luar. Hari ini,
mereka berada di sini karena ada banyak korban bencana yang merupakan warga
Vietnam atau Spanyol. Jadi, mereka membantu menerjemahkan, membuat korban
bencana nyaman di penampungan, dan membantu kami saat dibutuhkan,” kata Naomi Pease, Anggota tim tanggap darurat Palang Merah.
“Orang-orang
yang bukan orang berada malah memberikan paling banyak bantuan. Itu sangat
menakjubkan. Kalian sangat menakjubkan. Kami menghargai kalian sepenuhnya,”
kata Brenda Bronze, korban bencana.
“Bantuan
dan dukungan yang kalian berikan untuk komunitas ini bukan hanya untuk ras
tertentu, tetapi semuanya. Itu sungguh sangat hebat. Kalian langsung terjun ke
lokasi untuk memberi dukungan dan mengulurkan tangan tanpa diminta. Itu sungguh
luar biasa,” Anthony, seorang korban bencana.
“Saya
sangat gembira dan berterima kasih. Di masa-masa tersulit, saya bisa menerima
bantuan berupa uang,” ungkap Ma Yi-jun, korban
bencana.
“Itu
merupakan hari yang paling menakutkan dalam hidup saya. Saya kehilangan
segalanya. Saya terpaksa meninggalkan anjing saya di tempat penampungan. Kini
saya mencari tempat tinggal baru, tetapi itu tidak mudah. Anda bisa merasakan
banyak cinta kasih saat berjalan di sini. Mereka membantu saya dan semua korban
banjir. Jika ada yang mengalami kondisi seperti saya, datanglah ke sini. Ada
banyak cinta kasih dan welas asih di sini. Saya sangat bersyukur,” tutur Anna Daisy Vasquez, salah satu korban bencana.
Inilah
kehangatan dan kekuatan cinta kasih di dunia ini. Kita sungguh beruntung bisa
memilikinya. Jadi, kita harus senantiasa bersungguh hati.
Meringankan penderitaan pasien dan terus menjalankan fisioterapi
Tidak takut untuk bersumbangsih bagi korban banjir
Mencurahkan perhatian dengan penuh cinta kasih
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Maret 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 12 Maret 2017