Ceramah Master Cheng Yen: Mendalami Dharma dan Mempraktikkan Kebenaran


Inilah momen yang membahagiakan. Bodhisatwa sekalian, kalian telah memanfaatkan waktu untuk datang ke Taiwan dan mengikuti pelantikan. Saat menyematkan kartu relawan di depan dada kalian, saya merasa bahwa hati saya dekat dengan kalian. Kita telah membangun tekad dan ikrar yang sama dengan cinta kasih. Cinta kasih tidak membeda-bedakan agama. Meski berasal dari negara dan memiliki budaya yang berbeda-beda, kita semua memiliki cinta kasih yang sama.

Cinta kasih ini membuat kita tidak sampai hati melihat makhluk lain menderita. Jadi, kita bersumbangsih dengan cinta kasih dan tidak mengharapkan imbalan saat mengatasi kesulitan orang lain. Sesungguhnya, membantu orang lain bukanlah hal yang mudah. Semua ini membutuhkan jalinan jodoh. Hanya dengan jalinan jodoh, barulah kita dapat menjangkau orang lain; tanpa jalinan jodoh, kita tidak dapat membantu orang lain. Misalnya, setiap hari, saya menyaksikan berita Da Ai TV. Saya melihat banyak negara yang dilanda perang ataupun bencana alam akibat perubahan iklim.

Empat unsur alam tidak selaras. Bencana alam terjadi juga akibat ulah manusia. Inilah karma buruk kolektif semua makhluk. Dalam agama Buddha, ini disebut dengan karma buruk kolektif semua makhluk. Karma buruk ini telah terakumulasi selama puluhan, ratusan, bahkan ribuan tahun. Selama itu, manusia menciptakan karma buruk tanpa henti. Ketika sebersit niat buruk terbangkitkan, semua orang akan saling bertikai, dipenuhi ketamakan, dan sebagainya. Jika karma buruk terus terakumulasi, kekuatannya akan makin besar.


Saat ini, banyak agama membahas tentang akhir zaman. Dalam ajaran Buddha, kita menyebutnya sebagai era kemunduran Dharma. Pada era kemunduran Dharma, orang-orang lambat laun kehilangan hati nurani, sedangkan ketamakan, kebencian, dan kebodohan terus berkembang. Jadi, bencana alam dan bencana akibat ulah manusia terjadi karena aktivitas manusia dalam keseharian.

Saudara sekalian, hendaklah kita semua memperhatikan kehidupan sehari-hari kita. Setiap menit dan detik, kita harus memperhatikan hati dan pikiran kita. Hendaklah kita selalu bertutur kata baik dan mengonsumsi apa yang seharusnya kita konsumsi. Kita juga hendaknya menghindari apa yang tidak seharusnya kita makan karena penyakit bisa masuk dari mulut. Ketika kita mengonsumsi daging hewan, hewan itu mungkin membawa banyak bakteri.

Hendaklah kita memikirkan tentang kehidupan. Selain melindungi kehidupan kita sendiri, kita juga harus melindungi kehidupan semua makhluk di dunia. Dalam agama Buddha, ini disebut mengasihi semua makhluk. Kita harus mengasihi dan melindungi semua kehidupan. Kita tidak hanya mengasihi kehidupan diri sendiri, melainkan juga orang-orang yang kita kenal. Bahkan, kita harus mengasihi orang-orang yang tidak memiliki hubungan dengan kita dan yang tidak kita kenal karena semuanya sama-sama merupakan makhluk hidup.

Dalam hidup ini, kita harus memiliki tubuh yang sehat. Hendaklah kita berdoa dengan tulus agar semua orang di dunia hidup aman dan damai. Jika ingin semua orang hidup aman dan damai, kita harus menjaga keselarasan unsur alam. Saat unsur alam selaras, semua orang dapat hidup aman dan damai. Jadi, kita harus memahami bahwa kekuatan cinta kasih tercipta dari semua orang. Keluarga yang berbuat baik akan dipenuhi berkah.


“Saya berasal dari sebuah keluarga besar. Anggota keluarga saya berjumlah 90-an orang. Saya sangat berterima kasih karena kakak perempuan saya telah mengajak kami untuk bergabung dengan Tzu Chi. Kali ini, kami memiliki jalinan jodoh untuk mengajak semua anggota keluarga datang ke sini bertemu dengan Master. Semuanya merasa Bahagia,”
kata Liu Ji Jing Ketua Tzu Chi Kedah.

Keluarga ini memiliki cinta kasih dan semuanya sangat berbakti. Keluarga ini memiliki lebih dari 90 anggota. Pikirkanlah, 4 kakak beradik beserta anggota keluarga masing-masing tinggal dalam 1 rumah yang sama. Mereka sangat bersatu hati dan hidup dalam keharmonisan.

Di dunia ini, kita hidup di kolong langit dan di atas bumi yang sama. Kita semua adalah satu keluarga. Mengapa kita harus membeda-bedakan? Apa gunanya kita membeda-bedakan wilayah? Mengapa kita harus membeda-bedakan ras dan menentang satu sama lain? Jika kita tidak melakukan hal ini, dunia ini akan terasa indah. Kita tidak perlu membeda-bedakan. Hendaklah semua orang hidup dalam keharmonisan. Dengan menyatukan kedua tangan kita, kita dapat mengerahkan kekuatan besar.


Bodhisatwa sekalian, hendaklah kita membangun dunia ini dengan cinta kasih dan berhimpun bersama untuk membantu mereka yang menderita. Bodhisatwa sekalian, hari ini kalian telah menyatakan berguru pada saya. Ingatlah bahwa Dharma harus dipraktikkan di dunia. Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa untuk mempraktikkan Dharma. Jalan Bodhisatwa ini adalah jalan menuju pencerahan. Setelah tercerahkan, kita akan tahu bahwa kita harus memperlakukan orang lain dengan cinta kasih. Inilah kesadaran agung. Dengan demikian, dunia akan damai. Apakah kalian mengerti? (Mengerti)

Kalian telah mengetahui jalan yang benar. Setelah tahu tentang jalan ini, hendaklah semua orang mendalami jalan ini untuk memahami bagaimana menapakinya. Jalan yang ingin kita tapaki adalah jalan yang lapang. Kita menapaki jalan kebenaran ini tanpa pamrih dan tanpa menyimpang sedikit pun. Untuk menapaki jalan yang lapang ini, hari ini kalian menyatakan berguru pada saya. Jika memiliki tabiat buruk di masa lalu, mari kita mulai waspada dari hari ini. Ini disebut memiliki kesadaran. Saat berbuat salah, kita harus mengingatkan diri sendiri untuk tidak melakukannya lagi.

Hendaklah kita mengubah pikiran buruk menjadi pikiran baik. Dengan demikian, dunia akan damai dan semua orang akan hidup harmonis. Secara alami, musim pun akan kembali normal dan semua makhluk di dunia ini akan hidup sejahtera dan makmur. 

Menautkan hati guru dan murid dengan ikrar agung
Menyucikan lima kekeruhan di dunia demi kehidupan yang harmonis
Mendalami Dharma dan mempraktikkan kebenaran
Menyucikan dunia dengan kebajikan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 18 Desember 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 20 Desember 2023
Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -