Ceramah Master Cheng Yen: Mendalami Dharma untuk Membawa Manfaat bagi Semua Makhluk

“Saya menghabiskan lebih dari 40 tahun untuk mengoleksi ini semua dari seluruh dunia. Saya ingin menyelamatkan dan mengeringkannya. Jika tidak bisa diselamatkan, maka harus dibakar. Saya tidak bisa membuangnya,” petikan wawancara salah satu korban bencana badai Harvey di AS.

Dia tidak tega melihat barang koleksinya, sedangkan kita tidak tega melihat para korban bencana. Tanpa peringatan apa pun, rumah warga hancur begitu saja. Kini warga juga kekurangan air bersih. Meski sampah di dalam rumah bisa dibersihkan, kehidupan warga tidak akan senyaman sebelumnya. Kita bisa membayangkan kondisi lingkungan yang kotor dan berantakan setelah diporak-porandakan oleh badai.

Selain aroma tidak sedap yang ditimbulkan oleh tumpukan sampah, juga dikhawatirkan akan muncul penyakit menular akibat berkembangbiaknya nyamuk. Ini membuat saya teringat akan ajaran Buddha bahwa segala sesuatu di dunia ini tidaklah bersih.

Kita harus menyadari bahwa tubuh kita tidaklah bersih. Tubuh kita diberikan oleh orang tua kita. Selama kita masih hidup, kita harus memanfaatkan tubuh kita untuk bersumbangsih bagi orang banyak. Tubuh merupakan media pelatihan. Tubuh kita bagaikan sebuah kereta. Untuk mencapai pencerahan, kita harus menjalankan kereta ini.

doc tzu chi

Kereta ini bisa mengangkut banyak barang menuju tempat tujuan kita. Kita akan menggunakan kereta ini untuk mengangkut sampah atau sesuatu yang berharga? Kini kita telah mengetahui apa yang paling berharga. Jadi, kita harus menggenggam kesempatan untuk mendalami Dharma. Tidak mudah untuk terlahir sebagai manusia dan berkesempatan untuk mengenal Dharma.

Karena itu, kita harus menyerap Dharma ke dalam hati. Untuk menyerap Dharma ke dalam hati, kita harus terjun ke tengah masyarakat. Noda batin adalah Bodhi. Di tengah masyarakat terdapat noda batin dan penderitaan. Tanpa melihat penderitaan di dunia, kita tidak akan berpikir untuk mengakhiri penderitaan. Tanpa melihat tumpukan sampah, bagaimana kita bisa tersadarkan?

Sungguh, kini lokasi bencana di Houston sedang menanti untuk dibersihkan. Warga berangsur-angsur pulang ke rumah. Kita bisa membayangkan bagaimana perasaan warga. Selain itu, juga ada kisah yang menyentuh. Di tengah bencana seperti ini, para polisi dan petugas pemadam kebakaran segera melakukan upaya penyelamatan. Meski rumah mereka juga rusak, tetapi mereka mengesampingkan kepentingan pribadi dan memprioritaskan misi mereka untuk menyelamatkan warga.

doc tzu chi

Di antara mereka, ada seorang penderita kanker stadium akhir, tetapi dia tetap turut berpartisipasi. Dia mengemudikan perahu penyelamat dan menyelamatkan lebih dari seribu warga. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Kita harus mengembangkan nilai hidup kita semaksimal mungkin. Jadi, kita sungguh harus tersadarkan.

Dalam telekonferensi kemarin, saya mendengar bahwa insan Tzu Chi di seluruh AS membagi diri ke dalam berbagai kelompok untuk melakukan survei bencana. Rockport merupakan wilayah pertama yang diterjang badai dan mengalami kerusakan parah. Yang lebih mengkhawatirkan adalah di Houston, dari 100 rumah sakit, terdapat lebih dari 20 rumah sakit yang pasiennya harus dievakuasi. Ada lebih dari seribu pasien dengan penyakit kritis yang harus dievakuasi ke rumah sakit lain.

Kemarin, saya juga mendengar laporan Ji She tentang kebakaran hutan. Kebakaran hutan ini terjadi di California Utara dan Selatan dan ada lebih dari 12.000 petugas yang telah bergerak untuk memadamkan api. Bencana-bencana yang terjadi di AS terus membuat saya teringat akan isi Sutra yang mengatakan bahwa di dunia yang penuh kekeruhan ini, bencana akan terus-menerus terjadi dan menimbulkan dampak bencana yang semakin serius. Ini karena manusia masih tidak tersadarkan dan terus menciptakan karma buruk.

Seiring meningkatnya populasi manusia, karma buruk yang tercipta semakin banyak. Bayangkanlah, setiap hari, lebih dari 100 juta ekor hewan terbunuh untuk memenuhi nafsu makan manusia. Dari sini bisa diketahui betapa banyaknya peternakan di bumi ini. Emisi karbon yang tercipta dari peternakan menimbulkan pencemaran yang sangat serius bagi udara dan bumi.

doc tzu chi

Jadi, untuk menyelamatkan semua makhluk, satu-satunya cara adalah setiap orang berbuat baik dan bervegetaris. Setidaknya, kita harus memulainya dari diri sendiri dengan menyucikan hati dan membangkitkan welas asih. Janganlah kita menciptakan karma buruk lagi. Setiap orang harus memiliki pandangan seperti ini.

Kita bisa melihat insan Tzu Chi menggalakkan pola makan vegetaris. Dalam rangka bulan tujuh penuh berkah, relawan kita juga mengimbau orang-orang untuk tidak membakar kertas sembahyang dan tidak membunuh hewan untuk memberi persembahan. Relawan kita mengimbau orang-orang untuk berbakti dan berbuat baik. Relawan kita di berbagai negara memberikan imbauan seperti ini.

Kita juga memberikan imbauan seperti ini di Filipina serta menggalang donasi dan berdoa dengan tulus bagi korban bencana di AS.

“Saat Filipina diterjang Topan Haiyan atau dilanda bencana lainnya, insan Tzu Chi di seluruh dunia, termasuk AS, mencurahkan perhatian mereka. Bahkan, ada banyak insan Tzu Chi yang datang untuk memberikan bantuan pada masa-masa tersulit kita. Kini, relawan lokal juga dengan senang hati menggalang hati dan donasi bagi korban bencana di AS,”petikan wawancara Michael Siao, Relawan Tzu Chi.

“Tidak peduli besar atau kecilnya donasi, yang terpenting adalah niat baik setiap orang,” petikan wawancara Christian Ronquillo, relawan lokal.

Kemarin siang, kita mengadakan acara doa sekaligus menggalang cinta kasih. Donasi setiap orang perlahan-lahan memenuhi tempayan. Bodhisatwa sekalian, jangan meremehkan donasi kecil dan jangan melewatkan kesempatan untuk berbuat baik meski hanya kebajikan kecil. Kita harus memandang penting setiap kebajikan.

Sungguh, selama beberapa hari ini, perasaan saya berkecamuk dan sulit untuk dideskripsikan. Melihat kondisi dunia saat ini membuat kita teringat akan Dharma. Saya juga membabarkan Sutra dan akan mulai mengulas bagaimana Buddha mengajari kita untuk kembali pada sifat hakiki. Singkat kata, kita harus bisa memahami kebenaran lewat masalah yang dihadapi dan senantiasa bersungguh hati.

Menyadari bahwa tubuh tidaklah bersih dan hidup tidaklah kekal
Tetap melakukan upaya penyelamatan meski menderita penyakit
Manusia yang tidak tersadarkan menciptakan karma buruk kolektif
Bervegetaris dan berbuat baik untuk menyelamatkan semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 5 September 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 7 September 2017
Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -