Ceramah Master Cheng Yen: Mendalami Prinsip Kebenaran di Dunia
Bodhisatwa dunia bagaikan petani yang menggarap ladang batin dan menebarkan benih
kebajikan agar dapat tumbuh menjadi hutan Bodhi. Inilah yang dilakukan Bodhisatwa
dunia. Kita juga melihat di Serbia. Setiap pagi, relawan Tzu Chi dari 11 negara dan wilayah membagi diri dalam dua
kelompok. Salah satu kelompok akan menuju tempat persinggahan untuk menunggu para
pengungsi. Saat para pengungsi tiba, relawan Tzu Chi akan segera memberi mereka
pakaian hangat dan penghiburan batin. Benar. Bodhisatwa
dunia merupakan mitra baik bagi semua makhluk. Mereka bagaikan keluarga dan
teman bagi semua makhluk.
Mengetahui penderitaan para pengungsi, relawan Tzu Chi berkumpul untuk menunggu para pengungsi yang akan melewati tempat persinggahan itu guna memberi penghiburan dan meringankan penderitaan mereka. Kontribusi para relawan telah menyentuh hati reporter setempat. Setelah mengamati kontribusi relawan Tzu Chi selama beberapa hari itu, seorang reporter Hongaria sangat tersentuh. Dia pun mendekati relawan Tzu Chi untuk memahami semangat relawan Tzu Chi. Relawan kita, dr. Li dari Inggris berbagi dengannya tentang Tzu Chi yang berasal dari Taiwan dan bagaimana relawan Tzu Chi dari 11 negara dan wilayah berkumpul untuk membantu para pengungsi.
Reporter itu sangat terharu mendengarnya dan mulai ikut membantu.
Saat relawan Tzu Chi memindahkan barang bantuan, dia juga ikut membantu dan
bergabung dalam barisan relawan. Inilah cara relawan kita menebarkan benih
kebajikan. Karena itu, saya berkata bahwa Bodhisatwa
dunia bagaikan petani. Mereka bukan hanya menjadi mitra baik bagi orang yang
menderita, tetapi juga menjadi petani untuk menggarap ladang batin dan
menebarkan benih cinta kasih. Ada pula seorang pemilik hotel yang membangkitkan
niat baik. Dia mengajak relawan Tzu Chi berbelanja ke swalayan dan mengizinkan
relawan kita menggunakan dapurnya untuk memasak makanan vegetaris ala Tionghoa.
Relawan Yang, dan relawan lainnya yang memasak.
Anak pengungsi yang berada di sekitar sana pun datang untuk mencicipinya. Di
sana, mereka makan bersama dengan relawan Tzu Chi bagaikan satu keluarga.
Anak-anak sungguh menggemaskan.
Kita juga melihat beberapa pengungsi yang tidak mendapat izin menumpang kereta api. Relawan Tzu Chi menjangkau sekelompok pengungsi itu untuk berinteraksi dan berbagi Kata Perenungan Jing Si yang dapat memberi manfaat bagi mereka. Para pengungsi itu sangat gembira. Relawan Tzu Chi memikirkan berbagai cara untuk menyemangati mereka. Sepatah kata juga dapat membawa kekuatan. Di tengah kehidupan yang penuh penderitaan, kata-kata itu bagaikan sebutir benih cinta kasih yang dapat mengubah gurun pasir menjadi oasis. Inilah cinta kasih. Dengan adanya cinta kasih, barulah dunia ini ada harapan. Kita juga melihat di Filipina. Di dalam Kompleks Tzu Chi Filipina, relawan Tzu Chi menggelar baksos kesehatan. Di dunia ini, penderitaan manusia bukan hanya berasal dari bencana akibat ulah manusia. Ada pula orang yang terlahir ke dunia dengan membawa buah karma sehingga mereka hidup menderita. Saat jalinan jodoh matang, mereka dapat bertemu sang penyelamat yang mungkin dapat membantu mereka.
Inilah
Bodhisatwa
dunia. Bodhisatwa dunia selalu
menjadi guru tak diundang untuk memberi bantuan bagi orang lain. Hati yang
lurus merupakan ladang pelatihan, kesungguhan hati yang murni menciptakan Tanah
Suci. Inilah hati Bodhisatwa. Mereka rela
bersumbangsih demi meringankan penderitaan semua makhluk. Tahun ini merupakan
peringatan ulang tahun ke-30 Misi Kesehatan Tzu Chi. Semua departemen dari misi
kesehatan kita mengembangkan cinta kasih yang paling mulia dan bekerja sama
dengan baik dengan para relawan kita. Inilah keistimewaan Rumah Sakit Tzu Chi.
Setiap relawan Tzu Chi yang bersumbangsih di Rumah Sakit Tzu Chi melihat ladang
pelatihan di dunia. Segala kebenaran hidup dapat terlihat di dalam rumah sakit.
Mereka melihat fase lahir, tua, sakit, mati dan kesulitan di dalam setiap
keluarga. Relawan kita terjun ke ladang pelatihan ini. Asalkan bersungguh hati,
kita dapat mendalami prinsip kebenaran dan melatih diri di sana.
Relawan Hung dari Taipei telah menjadi relawan di rumah sakit selama beberapa tahun. Sejak RS Tzu Chi Hualien berdiri, dia sudah mulai menjadi relawan. Setelah RS Tzu Chi Taipei berdiri, dia pun berinisiatif terjun ke rumah sakit tersebut untuk memperhatikan para relawan dan menjadi jembatan penghubung di sana. Tentu saja, di setiap Rumah Sakit Tzu Chi terdapat relawan yang menjadi jembatan penghubung seperti Relawan Hung. Inilah keistimewaan Misi Kesehatan Tzu Chi. Sekelompok besar relawan bersedia bersumbangsih di sana. Saya sangat berharap para relawan Tzu Chi dapat bekerja sama dengan baik dan dapat saling bersyukur. Tanpa bantuan relawan Tzu Chi yang menjadi jembatan penghubung antara pasien dan dokter dan antara sesama relawan, bagaimana mungkin rumah sakit kita dapat seperti Tanah Suci Buddha? Dunia ini penuh dengan penderitaan. Namun, relawan Tzu Chi mengubah penderitaan menjadi Tanah Suci. Kita sungguh harus berterima kasih kepada semua relawan Tzu Chi. Sungguh, kita harus lebih bersungguh hati.
Membimbing sepasang ibu dan anak agar membuka hati
Bodhisatwa dunia merupakan keluarga dan mitra baik bagi semua makhluk
Relawan dari berbagai negara dan wilayah bersama-sama menggarap ladang batin
Melenyapkan penderitaan, memberi kebahagiaan, dan menapaki Jalan Kebenaran
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 7 Maret 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina