Ceramah Master Cheng Yen: Mendampingi Pasien dengan Penuh Cinta Kasih

Melihat begitu banyaknya pasien dan keluarga pasien, kami ingin membuat mereka merasa bahwa di saat mereka paling kesulitan, ada begitu banyak relawan yang terus memberi dukungan dan semangat kepada mereka. Memberi bantuan darurat kepada pasien dan keluarga adalah hal yang terpenting.

Untuk menapaki Jalan Bodhisatwa, kita harus terjun ke tengah masyarakat. Interaksi antarsesama yang penuh cinta kasih sungguh menampilkan keindahan. Kemarin, para relawan di seluruh RS Tzu Chi Taiwan kembali ke Griya Jing Si untuk berbagi pengalaman mereka. Dengan penuh kesungguhan hati, mereka berdiskusi bagaimana cara memberi bantuan kepada pasien. Selain itu, para relawan juga harus menghadapi berbagai kondisi di rumah sakit.

Sungguh, situasi di rumah sakit sangat beragam. Banyak hal yang membutuhkan perhatian mereka, meliputi kondisi batin pasien, kondisi fisik pasien, dan hubungan dengan antarsesama. Beberapa pasien mungkin salah paham terhadap anggota medis. Jadi, dengan bantuan relawan, suasana hati pasien bisa lebih tenang.

”Kamu bilang padanya untuk beristirahat dengan baik. Bilang padanya agar jangan khawatir”, kata seorang dokter.

“Serahkan penyakit Anda kepada dokter. Sudah lebih membaik. Anda juga harus berusaha. Anda jangan khawatir. Jangan khawatir. Semangat,” kata Zhang Ji-xue, Relawan Tzu Chi.

“Terima kasih,” jawab salah satu pasien.

Relawan kita bagaikan jembatan penghubung. Mereka memahami suara hati dan kebutuhan pasien serta keluarganya. Mereka menjembatani dan menjadi saksi bagaimana para dokter dan perawat memberi perawatan dengan penuh cinta kasih. Ini dapat menghilangkan banyak kesalahpahaman. Para relawan menjadi jembatan yang sangat bermanfaat bagi pelayanan medis.

doc tzu chi

Selama lebih dari 30 tahun ini, relawan Tzu Chi terus memberikan dukungan baik di RS Tzu Chi Hualien, RS Tzu Chi Dalin, RS Tzu Chi Taipei, maupun di RS Tzu Chi Taichung. Di setiap RS Tzu Chi terdapat relawan rumah sakit. Kekuatan cinta kasih tersebar di setiap tempat.  Tujuan misi kesehatan Tzu Chi adalah untuk menghormati kehidupan dan menyelamatkan kehidupan dengan penuh kekuatan cinta kasih.

”Saya sangat gembira menjalani cuci darah di sini. Tempat ini bagai rumah kedua bagi saya. Perawat di sini bagaikan keluarga saya. Mereka tidak memperlakukan kami sebagai pasien. Karena itu, saya sangat gembira di sini,” kata seorang pasien.

”20 tahun lalu, saat memutuskan untuk membangun pusat cuci darah ini, banyak warga masyarakat dan tenaga medis yang memberi tahu kami bahwa jika memberikan pelayanan cuci darah gratis, biaya yang diperlukan akan sangat besar. Jika demikian, mungkin pusat cuci darah ini tidak dapat bertahan lama. Mulanya, kami menyosialisasikan kegiatan daur ulang untuk mengajak lebih banyak orang guna menyokong biaya pusat cuci darah ini,” jelas  Guo Ji Yuan, Ketua Pelaksana Tzu Chi Malaysia.

Pusat cuci darah Tzu Chi di Malaysia memberikan pelayanan cuci darah gratis bagi orang-orang yang kurang mampu. Banyak warga Malaysia yang menderita gagal ginjal. Mereka berkata bahwa penyakit ini merupakan penyakit orang kaya. Hanya orang kaya yang mampu menanggung biaya perawatan penyakit ini.

doc tzu chi

Rata-rata penghasilan pegawai kantoran di sini berkisar antara 1.000 ringgit hingga 1.500 ringgit. Biaya sekali perawatan cuci darah di sini adalah 350 ringgit. Dalam waktu 1 bulan, pasien harus menjalani cuci darah sebanyak 12 hingga 13 kali. Jadi, penghasilan bulanan mereka tidak cukup untuk membayar biaya cuci darah, belum lagi biaya hidup sehari-hari.

Orang kurang mampu tidak sanggup membayar biaya cuci darah. Dari tiga menu makanan di meja, mereka menghematnya hingga menjadi satu menu. Mereka hidup hemat demi menjalani cuci darah. Berhubung sang putri menderita gagal ginjal, kehidupan satu keluarga ikut terpengaruh. Sang ayah yang sudah berusia lanjut masih harus menanggung biaya pengobatan yang begitu besar. Karena itu, ada yang mengenalkan mereka ke pusat cuci darah Tzu Chi di Penang.

”Jika tidak bertemu dengan  tim relawan dari Master, saya tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi. Kondisi ekonomi keluarga kami bermasalah. Saya harus menafkahi keluarga saya untuk makan tiga kali dalam sehari. Jika terus begitu, saya mana sanggup menopangnya? Sebagai orang tua, saya tidak mungkin membiarkan kondisinya semakin buruk,” kata salah seorang pasien.

”Dia juga sangat beruntung karena dapat menerima bantuan dari Tzu Chi. Selain kondisi kesehatannya yang perlahan-lahan membaik, sifatnya yang keras kepala juga banyak berubah. Ini yang paling membuat saya terhibur. Setelah melewati begitu banyak penderitaan, kini saya sangat puas melihat kesembuhannya,” terang Guo Ji Yuan, Ketua Pelaksana Tzu Chi Malaysia.

doc tzu chi

Pusat cuci darah Tzu Chi memiliki fasilitas yang lengkap. Selain itu, kita memberikan pelayanan gratis. Para relawan juga membantu keluarga pasien. Mereka juga memasang televisi di hadapan para pasien. Lihatlah, setiap pasien sangat bersungguh hati mendengar dan menyerap Dharma ke dalam hati. Karena itu, sebagian besar pasien di sana sudah menjadi relawan Tzu Chi.

Berkat kesungguhan hati dan pendampingan para relawan, beberapa pasien terinspirasi untuk menjadi Bodhisatwa.

“Kami juga melakukan kunjungan kasih ke rumah pasien. Kami merasa dukungan dari keluarga dan anak-anak sangatlah penting bagi pasien. Kami juga sangat berharap ada pasien cuci darah yang dapat bergabung dengan kami untuk melakukan kunjungan kasih agar mereka dapat berbagi pengalaman sendiri dengan pasien lainnya,” kata Li Miao-hong, Ketua misi kesehatan Tzu Chi Malaysia.

“Meski sangat lelah, tetapi saya sangat gembira dapat bergabung dalam barisan relawan Tzu Chi. Lewat kegiatan daur ulang, kita dapat menyelamatkan bumi dan mengurangi volume sampah. Tzu Chi membantu saya cuci darah. Sekarang saya juga ingin membantu orang lain,” kata Ye Qiu-duan, ayah dari seornag pasien.

Di dalam ceramah pagi, saya berkata bahwa setelah melenyapkan penderitaan seseorang, kita dapat membimbing mereka untuk menjadi orang yang dapat kembali melenyapkan penderitaan dan membimbing orang lain. Murid dapat menjadi guru. Saat guru bertambah, maka murid akan berkurang. Artinya, orang yang dapat membantu sesama  akan semakin lama semakin banyak dan orang yang membutuhkan bantuan akan semakin lama semakin sedikit.

Bukankah ini yang ingin kita capai di Dunia Saha yang penuh penderitaan ini? Berkat kesungguhan hati para relawan kita, Bodhisatwa dunia yang bersumbangsih bagi sesama perlahan-lahan semakin bertambah. Sekelompok orang yang pernah menderita ini kini dapat menjadi orang  yang melindungi bumi dan membantu sesama.

Saya berharap setiap orang dapat mengembangkan potensi di dalam diri. Semoga setiap orang dapat mengurangi kegelapan batin dan penderitaan. Sungguh, penderitaan di dunia ini sangat banyak. Karena itu, dibutuhkan tekad dan ikrar luhur dari banyak orang.

Kita harus membangkitkan ikrar luhur dan membimbing diri sendiri. Kita harus menyerap Dharma ke dalam hati untuk membersihkan noda dan kegelapan batin. Setelah itu, baru kita dapat melenyapkan noda dan kegelapan batin orang lain. Jadi, kita harus menyadarkan diri sendiri sekaligus menyadarkan orang lain.  Kita juga harus membimbing diri sendiri sekaligus membimbing orang lain.

Dengan demikian, maka setiap orang akan mengetahui dan memahami Dharma. Setelah mengetahui Dharma, kita dapat lebih memahaminya serta mempraktikkannya secara langsung. Pengetahuan, pemahaman, dan praktik nyata dapat membantu kita terus melangkah maju.

Mendampingi pasien dengan penuh cinta kasih
Relawan Tzu Chi menjadi jembatan penghubung antara dokter dan pasien
Kehidupan pasien mulai berubah setelah menerima bantuan dan mendengar Dharma
Melenyapkan kegelapan batin dan membimbing semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 3 Agustus 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 5 Agustus 2017

Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -