Ceramah Master Cheng Yen: Mendapatkan Kekayaan Dharma lewat Sumbangsih Penuh Sukacita

Waktu berlalu dengan cepat. Seiring berjalannya waktu, kita juga mengakumulasi tetes demi tetes cinta kasih. Kita bisa melihat berkat kekuatan cinta kasih ini, selama 54 tahun ini, Empat Misi Tzu Chi  dan Delapan Jejak Dharma telah terbangun. Selama 54 tahun ini, kita selalu peduli akan penderitaan orang dan telah mendengar banyak penderitaan di seluruh dunia.

Di wilayah tengah Taiwan saja, banyak bencana yang terjadi. Contohnya bencana topan yang terjadi beberapa kali dan meninggalkan kesan yang mendalam karena parahnya dampak bencana.

Di seluruh dunia, bencana alam kerap terjadi. Kita sangat beruntung karena bisa hidup aman dan tenteram. Namun, mereka yang dilanda bencana mengalami penderitaan yang mendalam. Jangan lupakan tahun itu, jangan lupakan orang itu, dan jangan lupakan tekad saat itu. Mari kita mengilas balik untuk berbagi kisah yang sebenarnya sesuai apa yang kita dengar dan lakukan serta disaksikan oleh semua orang.

Saya tidak akan melupakan hal-hal pada tahun tertentu. Saya sangat berterima kasih kepada para relawan dokumentasi yang mendokumentasi dan merekam momen-momen penting sehingga terukir dalam sejarah kita. Saya sering mengatakan untuk mengabadikan sebuah momen selamanya. Puluhan tahun yang akan datang, hasil dokumentasi ini dapat dijadikan sebagai bukti sumbangsih kita dan materi untuk membimbing sesama.

 

Kini, kita perlu bermawas diri dan tulus. Kita harus lebih tulus karena banyak bencana yang terjadi. Kita harus menggunakan ilmu pengetahuan untuk membuktikan Dharma. Buddha berkata bahwa dunia ini akan dilanda berbagai bencana dan inilah yang tengah dialami manusia. Kini kita harus berusaha untuk meredam perubahan iklim. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya ialah menapaki Jalan Bodhisatwa.

Setiap hari, tetes demi tetes cinta kasih terkumpul di Yayasan Tzu Chi dan digunakan untuk menolong orang yang menderita. Kita tidak hanya membantu masyarakat kurang mampu, kita juga membantu korban bencana alam dan korban bencana akibat ulah manusia. Inilah yang dilakukan Tzu Chi setiap harinya. Kita terus menerima kasus dan bersumbangsih.

Kalian bersumbangsih dengan cinta kasih. Setiap sen donasi digunakan untuk menolong orang-orang yang membutuhkan. Tidak ada sepeser pun yang kita gunakan pada tempat yang tidak seharusnya. Jika memang dibutuhkan, kita akan memberi bantuan yang mencukupi. Jadi, kita menggunakan uang pada tempat yang tepat. Kita memastikan donasi digunakan sesuai pos donasi masing-masing. Ini untuk membalas kepercayaan donatur. Para donatur memercayai kita, maka kita harus memastikan donasi mereka digunakan dengan benar.

Bodhisatwa sekalian, dalam menjalani hari demi hari, kita bisa membawa manfaat bagi sesama dengan welas asih, bisa tidak melakukan apa-apa, juga bisa melakukan kesalahan akibat sebersiat niat yang menyimpang sehingga dipenuhi noda batin yang membawa penderitaan. Jadi, lebih baik kita menapaki Jalan Bodhsatwa dengan bahagia. Dengan bersumbangsih setiap hari, kita akan merasa tenang.

 

Kita juga dapat mengenangnya kembali. Membawa manfaat bagi sesama ialah hal yang patut dikenang. Jadi, jangan lupakan tahun itu, hari itu, dan orang itu. Sumbangsih kita sungguh patut dikenang. Angpau berkah dan kebijaksanaan sudah ada di tangan kalian. Setiap tahun, semua royalti publikasi buku-buku saya, saya gunakan untuk membuat angpau. Saya berbagi angpau dengan kalian sebagai wujud doa untuk kalian.

Saya menggunakan angpau sebagai ragi untuk mengembangkan kebijaksanaan kalian. Dengan lebih banyak mempelajari Dharma, kita bisa mengembangkan kebijaksanaan. Kebijaksanaan diperoleh dari Dharma. Tanpa bersumbangsih, kita tidak dapat mengembangkan kebijaksanaan. Dengan terjun ke tengah masyarakat, kita bisa melihat penderitaan, menyadari berkah, dan memahami hal-hal yang terjadi di seluruh dunia.

Saya tidak pernah pergi ke luar negeri, tetapi saya tahu jelas apa yang terjadi di berbagai negara. Berhubung saya ingin bersumbangsih, saya perlu mengetahui hal-hal yang terjadi di seluruh dunia. Karena mengetahui banyak hal, kita dapat banyak bersumbangsih. Saat bersumbangsih, kita juga memperoleh kebahagiaan darinya. Jadi, saat bersumbangsih, yang kita peroleh ialah kebahagiaan. Ini disebut kekayaan Dharma.


Saya berterima kasih kepada kalian. Kita harus selalu mempelajari Dharma. Saat saya berbagi kebenaran, kalian berkata, “Saya telah melakukannya.” Ini merupakan sukacita dalam Dharma. Terima kasih atas kekuatan cinta kasih kalian.

Murid Jing Si Taiwan Tengah berikrar dengan tulus. Melihat Master risau tentang dunia, kami akan lebih bersungguh hati. Melihat Master sulit untuk berjalan stabil, kami akan lebih bekerja keras menjalankan misi Tzu Chi. Master telah menjalankan ikrar selama setengah abad. Saat kami memandang bintang-bintang di langit, itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan mengikuti Master menjalankan Tzu Chi. Kami akan mengikuti Master dengan erat.

Kalian menyatukan cinta kasih kalian dan bersumbangsih dengan sepenuh hati. Selain itu, kalian memiliki hati yang murni tanpa noda, bersumbangsih tanpa pamrih, dan senantiasa bersyukur. Semoga semua orang bisa berpegang pada semangat yang sama, yaitu cinta kasih yang tak terbatas.

Bodhisatwa sekalian, saya berterima kasih kepada kalian yang hadir di sini karena kalian telah bekerja sama dengan harmonis untuk membawa manfaat bagi masyarakat. Kita memiliki relawan dari berbagai bidang yang bersumbangsih dengan tulus. Ini merupakan kekuatan besar Tzu Chi.

Menapaki Jalan Bodhisatwa untuk menjalankan Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma
Terjun ke tengah masyarakat demi menolong makhluk yang menderita
Giat bersumbangsih dengan hati yang murni tanpa noda
Mendapatkan kekayaan Dharma lewat sumbangsih penuh sukacita

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 09 Januari 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 11 Januari 2020
Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -