Ceramah Master Cheng Yen: Mendatangkan Angin Sejuk dengan Giat Menciptakan Berkah
“Setiap anggota keluarga saya tidak setuju untuk beralih berdagang makanan vegetaris, terutama suami saya,” kata Lin Zhang Su-hua.
“Dahulu, usaha makanan kami sangat ramai. Setiap hari, kami seperti berperang. Untuk beralih ke usaha makanan vegetaris, kami semua merasa khawatir dan ada pergumulan dalam hati kami,” kata Lin He-ting Putri Lin Zhang Su-hua.
Melihat anak-anak membersihkan ikan, saya berpikir, ‘Kami tak boleh melukai hewan lagi. Jangan biarkan mereka menciptakan karma buruk lagi.’ Jadi, saya memberi tahu mereka bahwa saya akan berdagang makanan vegetaris,” kata Lin Zhang Su-hua.
“Nenek tidak ingin kami menyiapkan daging. Nenek tidak ingin kami membunuh hewan,” kata Lin You-jie Cucu Lin Zhang Su-hua.
“Kata dokter, mengonsumsi makanan tanpa daging lebih baik bagi kesehatan saya.” Kata warga.
“Dia tiba-tiba beralih berdagang makanan vegetaris dan sangat bersungguh hati, saya tentu harus mendukungnya,” kata warga.
“Saya merasa bahwa ini pasti akan berhasil. Saya yakin ada banyak orang yang akan bervegetaris,” tutup Lin Zhang Su-hua.
Buddha mengatakan bahwa kita menciptakan karma dalam perjalanan hidup kita. Dalam perjalanan hidup ini, kita membawa berkah bagi dunia dengan menciptakan karma baik atau membawa bencana bagi dunia dengan menciptakan karma buruk? Segala sesuatu tidak bisa dibawa pergi, hanya karma yang selalu menyertai.
Karma yang kita ciptakan, baik saat muda maupun tua, baik karma baik maupun buruk, akan terus mengikuti kita. Saat seseorang meninggal dunia, ke mana dia akan pergi, itu di luar kendalinya. Seiring munculnya suatu kondisi, dia mengikuti ke mana kondisi itu membawanya. Dia mungkin melihat kondisi yang sangat menyenangkan sehingga dia secara alami mengikutinya. Namun, tiba-tiba, muncullah kekuatan karma buruk.
Segala sesuatu yang dilakukan akan membentuk kekuatan karma. Saat membuka mata, dia mungkin terlahir di alam binatang atau di alam manusia dengan orang tua tertentu. Ini menentukan kondisinya di masa mendatang dan ke arah mana dia akan pergi. Inilah hukum sebab akibat.
Benih karma masa lalu menentukan kondisinya sekarang dan mendukung matangnya buah karma. Dengan buah karmanya, dia akan kembali menabur benih karma yang menentukan kondisinya kelak. Ini di luar kendalinya. Demikianlah yang disebut makhluk awam, tidak bisa melihat dengan jelas. Contohnya virus penyakit. Kita tidak dapat melihat ataupun merabanya.
Sesungguhnya, kita ada di lingkungan yang sehat atau lingkungan yang udaranya tidak wajar dan berbahaya? Aliran udara dan hukum sebab akibat sama-sama tidak terlihat. Meski demikian, saya tetap harus mengulasnya. Ini terdengar sangat dalam dan memang sangat dalam. Ini berkaitan dengan kehidupan kita dan bisa sangat dalam. Namun, ia bisa disederhanakan.
Dengan berbuat baik dan mengakumulasi karma baik, kita dapat mendatangkan angin sejuk dan menciptakan lingkungan yang bersahabat. Jika kita sudah membawa kekuatan karma buruk, di kehidupan sekarang, kita pasti menghadapi badai dan ombak yang datang silih berganti. Kita memiliki karma kolektif dan karma individual.
Sesuai kekuatan karma masing-masing, kondisi kehidupan setiap orang pun berbeda. Anda memiliki kondisi tersendiri dan saya pun demikian. Saya memiliki arah tujuan tersendiri dan Anda pun demikian. Kondisi setiap orang berbeda-beda. Inilah yang disebut karma individual. Kita juga memiliki karma kolektif.
Saat ini, ketika sesuatu tiba-tiba terjadi, orang-orang menanggung akibatnya bersama. Kita bisa melihat bahwa alam telah mengeluarkan peringatan. Ini bagai bertemu lampu merah saat mengemudi, semua orang hendaklah berhenti dan jangan terus melaju. Jika terus melaju, kita akan menghalangi kendaraan lain. Kita ingin maju, kendaraan lain pun ingin maju.
Pada saat seperti ini, kita hendaknya berhenti untuk mendengar dan melihat. Lihat dan dengarkanlah kondisi di sekitar kita. Biarkan kendaraan lain lewat dan patuhi lampu lalu lintas. Jika bisa demikian, semua orang akan selamat. Jika kita tidak mematuhi lampu lalu lintas dan hanya melaju sesuka hati, pasti akan terjadi kecelakaan. Jadi, kita harus menaati aturan.
Pada saat seperti ini, kita harus menaati aturan. Kita harus memetik hikmah dari pelajaran besar. Kita harus menerima pelajaran besar ini.
Pandemi COVID-19 telah mendatangkan pelajaran besar bagi kita. Salah satunya ialah setiap detik, ada 2.443 ekor hewan yang dikonsumsi manusia. Dihitung dari hewan ternak saja, sudah ada begitu banyak hewan yang kehilangan nyawa setiap detik. Itu hanya dihitung dari hewan ternak. Lebih dari 2.000 ekor hewan dijagal setiap detik. Itu setara dengan lebih dari 200 juta ekor per hari. Banyak orang yang turut berkontribusi untuk angka ini.
Arwah hewan-hewan itu berteriak, "Kalian memakan daging saya." Ada banyak arwah seperti ini dan jumlahnya bertambah lebih dari 200 juta setiap hari. Dengan penuh kebencian, mereka menatap orang-orang yang mengonsumsi daging mereka.
Kita hendaknya mengembangkan cinta kasih. Jangan mengonsumsi makanan yang membuat kita berutang. Utang karena mengonsumsi daging harus dibayar dua kali lipat. Dengan penuh kemarahan, mereka menatap orang yang mengonsumsi daging mereka. Inilah yang dikatakan orang-orang dahulu.
Buddha juga mengajari kita bahwa kita harus melindungi dan mengasihi kehidupan.
Saya berharap saat ini, semua orang dapat menyosialisasikan vegetarisme. Ini merupakan pelajaran besar. Demi menjaga kesehatan, janganlah kita mengonsumsi daging. Jika tidak menjadikan hewan sebagai bagian dari rantai makanan kita, manusia tidak akan terinfeksi virus penyakit dari hewan seperti saat ini. Tubuh kita pun akan lebih sehat.
Singkat kata, kita harus menjaga kesehatan dan pikiran kita sendiri. Jadi, saya berharap setiap orang dapat bersungguh hati dan melindungi bumi.
Perjalanan hidup penuh badai dan ombak karena
karma buruk kolektif
Kelahiran kembali berawal dari kegelapan batin
Menaati sila, melindungi kehidupan, serta
menyucikan hati dan pikiran
Mendatangkan angin sejuk dengan giat menciptakan
berkah
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 25 Oktober 2020